47. Membuat Kenangan

18.4K 3K 343
                                    

Chapter 47

"Membuat Kenangan"


"Membuat Kenangan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


•Happy Reading•



Hari ini hari terakhir tryout ke dua. Seperti biasa gue berangkat pagi bersama Samuel, datang ke kelas dan kalau masih sempat belajar sedikit sebelum bel masuk. Ketika tryout di mulai, gue mengerjakan sebisanya terlebih dulu lantas kalau masih ada waktu gue tebak-tebakan di pilihan ganda. Setelah waktu habis gue segera keluar bersama Sonho yang terus mengatakan kata andalannya setelah ulangan.


"Datang, kerjakan, lupakan"

Setelah tryout berakhir kami segera keluar dan berjalan ke kantin ramai-ramai. Sudah menjadi rutinitas kelas tiga ketika tryout berakhir, mereka nggak akan langusng pulang, mungkin kelas lain ada yang berkumpul di taman, depan kelas, depan gerbang atau kantin squad seperti kelasan gue ini.


"WOY IDUNG LO MESEN APAAN TADI?!" Teriak Darrel dari kejauhan. Seperti biasa, teman-teman gue memang polusi udara, nggak tau tempat dan kondisi. Gue berdeham, menahan malu sebentar ketika gue dan Darrel yang bertugas beli jajan menjadi pusat perhatian seluruh kantin karena suara darrel yang bacot abis.


"SIOMAY NGGAK PAKE BUMBU KACANG!" Teriak Sonho membalas. Yayaya, anggap saja kantin ini rumah nenek kami.

"Yaudah Mpok, siomay nggak pake bumbu kacang satu, terus satunya lagi nggak pake siomay tapi parenya doang sama bumbu kacang"

Pesanan macam apa itu. Untung saja Mpok Yuri udah terbiasa ngelayani pembeli depresi macam teman-teman gue. "Lo apaan ler?" Darrel beralih ke gue.

Gue tersenyum tipis pada Mpok Yuri. "Campur lima ribu aja"

Selagi menunggu pesanan jadi, gue mengeluarkan dompet khusus untuk koin, dimana ada cepe, gope, dan seribuan koin hendak mengambilnya hingga cukup lima ribu. Ini dompet lucu menggemaskan kepala karakter Stitch ini pemberian Krystal dari barang endorse-annya yang dititipin Akai untuk gue.

Waktu gue sibuk ngeluarin uang, seseorang menabrak gue dari belakang membuat suara gemerincing dari dolar-dolar gue ini.

"Yah kan elah jatoh semua dolar anak sultan!" Rutuk gue segera berjongkok memunguti koin-koin di lantai.

"Makanya kalau jalan liat-liat dong!" Gue masih ngomel sambil munguti koin dibantu oleh seseorang yang telah menabrak gue barusan.

Ketika gue mendongak, gue menemukan wajah Daniel yang tersenyum geli membantu gue mengumpulkan uang receh tersebut.

"Sori. Nggak liat. Lo mungil sih nggak keliatan"

Wah menghina ciptaan Tuhan.



Jagoan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang