49. Kotak Masuk Samuel

19.7K 2.9K 209
                                    

Chapter 49

"Kotak Masuk Samuel"

Masa sekolah menengah atas tingkat akhir itu seperti nano-nano

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Masa sekolah menengah atas tingkat akhir itu seperti nano-nano. Lo merasakan sedih, patah hati, kecewa, dan menangis. Setelah semua kepedihan itu Lo juga akan merasakan yang namanya susah senang bersama, arti solidaritas yang sesungguhnya, bahagia, tertawa karena lelucon atau karena makian konyol satu sama lain. Ya memang begitu adanya, menyenangkan dan membekas.

Tingkat akhir identik dengan banyak belajar dan ujian. Di titik tengah tersebut lo akan merasakan yang namanya kejenuhan, melelelahkan, membosankan, dan hampir sembilan puluh persen murid menginginkan ujian di percepat saja agar semua penderitaan itu berakhir. Namun sejatinya, terlepas dari semua perjuangan belajar tersebut, jauh di lubuk hati mereka menginginkan semua ini tidak cepat-cepat berakhir.

Waktu nggak bisa di putar ulang.

Semua kejadian akan berakhir menjadi kenangan belaka, termakan oleh waktu seperti pohon tua.

Hari ini gue merasa sebagian kegiatan sekolah menghilang, seperti sekarang dimana ini adalah hari terakhir kami berpakaian olahraga satu kelas di lapangan sekolah. Hari ini ujian praktek mata pelajaran olahraga. Setelah ini berakhir, nggak ada lagi hari dimana gue di paksa menjadi pemimpin senam, nggak ada lagi masa dimana duduk mager sama kaum hawa yang males olahraga, atau sekedar nontonin anak cowok bermain bola. Nggak ada lagi peluit kencang yang menyuruh kami berlarian menuju lapangan agar segera berbaris, entah sepatu Samuel ketinggalan atau Sonho yang terjatuh karena terdorong-dorong.

Atau mungkin bermain werewolf setelah pelajaran olahraga berakhir? Kami selalu melakukannya sebelum memutuskan ganti baju.

Hari ini teman-teman gue tersenyum bahagia, saling mendorong, atau saling menjahili satu sama lain. Praktek sudah berakhir, nggak ada satupun dari kami yang bergegas menuju kelas.

"Foto dulu lah coy ujian praktek terakhir nih. Nggak bakal bisa olahraga bareng lagi kita" Baejin datang setelah membuat Jeane kesal karena ikat rambutnya di ambil.

"Anjay sedih juga bro denger kalimat lo" Jovan menimpali, setelahnya highfive ria bareng Baejin.

Di kanan kiri gue Saile sama Joyi masih setia gelendotan seharian. "Yahh Joy nggak bisa godain Sena Daniel lagi nih kalau habis olahraga" Ucapnya sedih.

Gue segera melotot, menutup mulut Joyi tanpa ampun. Masalahnya kelasan gue sama Daniel ujian prakteknya barengan, apalagi kalau Sonho sama Mark denger nma gue dan Daniel barengan, mereka bisa jadi kompor meleduk lagi.

"WOY SINI BURUAN PUTU PUTU DULU!" Teriak Darrel menghampiri kami menyuruh berkumpul di tengah lapangan. "Darrel plis ya kalau ngomong pake toa jangan di kuping gue dong!"

Jagoan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang