27. Have a Badboy as a Boyfriend

21K 3.3K 156
                                    



Chapter 27

"Have a Badboy as a Boyfriend"
_____


Dia seperti kotak pandora yang tidak selalu gue ketahui isinya apa. Daniel Alvis Romero terkadang sulit ditebak. Misalnya, perlakuan dia yang kadang seperti Tsundere. Kadang manis, bisa juga perhatian namun dengan cara yang terkesan cuek. Di beberapa waktu dia bisa romantis, beliin gue coklat, kadang juga tanpa angin tanpa hujan membawa bunga ke rumah. Daniel itu sejatinya masih berandalan, makanya masih suka ngeselin, tapi semenjak pacaran dengan gue dia semakin bisa mengontrol diri.

Daniel itu perokok. Sekedar info, gue tuh nggak suka sama cowok perokok. Tau kan kalau dia suka banget terciduk sama gue kalau lagi nyebat. Tapi dia masih bisa menghargai gue, dengan nggak mencoba merokok di depan gue, atau membuang rokoknya jauh-jauh ketika gue tiba-tiba muncul.

Dengan status kami ini, Daniel nggak berubah begitu drastis menjadi murid yang tiba-tiba patuh. Nggak. Dia masih suka bolos di beberapa waktu. Well seenggaknya gue bisa merubah penampilannya yang agak urakan itu menjadi lebih rapih, terlihat seperti murid biasanya. Seragamnya dimasukkan ke dalam celana, mengenakan dasi, sepatunya hitam, almamaternya juga di pakai.

Kalian tau? Pacaran sama badboy sekolah bukan perkara sulit seperti yang gue kira. Tidak seburuk itu.

Kalau lo bisa mengontrol dan membatasi kebandelan dia, Lo akan sadar bahwa se-unik itu pacaran sama badboy macam Daniel. Percayalah, Lo akan merasa dinomorsatukan dan disayangi ketika dengan sendirinya Daniel mulai membatasi diri tanpa harus lo nasihati terlebih dahulu.

Pernah sekali gue bilang begini,

"Gue kira setelah pacaran sama gue, lo akan berhenti merokok" Hari itu Daniel ada dirumah gue, minta diajari Kimia karena besok ulangan harian. Daniel minta tolong charger-in Powerbank nya. Gue ambil aja di tas, terus gue nemu korek api gas.

Dia yang sedang sibuk menulis langsung berhenti dan menatap gue yang sedang memegangi korek api. "Gue memang nggak bisa berubah banyak, karena pacaran sama lo itu bukan alasan gue berhenti merokok"

Gue hanya mengangguk. Lagian Daniel sudah berubah sejauh ini, gue udah senang. Mungkin membuatnya berheni merokok akan jadi nilai plus untuk gue.

"Tapi, bakal gue coba" Lanjutnya.

Waktu SMP, gue pernah pacaran sama Ketua MPK. Dia selalu marah setiap kali gue barengan sama Samuel. Lucu, padahal harusnya dia tau kalau gue sama Samuel itu bagaikan amplop dan prangko. Udah barengan dari jaman embrio. Ketika mantan gue itu selalu marah atau bete, tapi Daniel enggak. Gue nggak bermaksud membanding-bandingkan antara mantan gue itu dengan Daniel. Tapi sumpah, Daniel sama sekali nggak marah ketika gue rangkul-rangkulan, gandengan, atau bahkan pukul-pukulan bercanda sama si nyeti.

Daniel itu penganut persahabatan lebih penting daripada pacar. Gue rasa itu sebabnya kenapa dia fine aja melihat gue dan Samuel. Ah iya, gue waktu SMP itu bandel, mengikuti jejaknya Samuel. Suka telat.

Ketika gue dimarahin sama mantan gue, Daniel malah tersenyum ketika gue curhat kalau hari itu gue telat masuk sekolah.

"Biarinlah, telat itu manusiawi. Liat gue, sering telat begini masih baik-baik aja"

Pokoknya, pacaran sama Daniel adalah hal yang baru bagi gue.

_____

"Parah banget kan, gue mau pipis aja nggak boleh cong! Itu tuh melanggar hak asasi manusia tau. Memeng tuh guru mau tanggung jawab kalau gue nggak bisa pipis selamanya"

Jagoan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang