Chapter 53
"Goodbye Samuel"
Hari ini adalah hari patah hati bagi gue. Maaf Daniel, tapi gue beneran patah hati. Tepat jam tujuh malam tadi, Daniel menjemput gue ke rumah. Ia datang dengan tuxedo hitam dan rambut klimisnya, membuat wajahnya bersinar-sinar menerangi malam. Cih, memang bulan. Daniel dengan setelah rapih seperti itu membuatnya terlihat lebih dewasa, dan pastinya semakin tampan.
Tetapi semua itu sirna ketika gue datang ke pesta pertunangan Adara Paradista dengan lelaki yang dijodohkan dengannya. Senyum lebar gue seketika luntur digantikan mulut gue yang membuka lebar, membuat Daniel menyenggol lengan gue kesal. Gue mendatangi kedua orang tersebut, menyelamati Adara dengan suka cita.
Tau apa yang membuat gue patah hati? Ternyata laki-laki yang berdiri di samping Adara sebagai tunagannya ialaha Mahesa Darmawangsa. Kak Mahesa! Kakak kelas yang gue taksir ketika SMP kelas sembilan. Kakak bimbel yang sukses membuat senyum gue melebar ketika menginjakkan kaki ke tempat les.
"Muka Lo jangan begitu, makin mirip Annabelle"
Kami sedang berdiri di sudut ruangan dengan tangan yang menggenggam segelas minuman. Daniel kembali bersuara dengan dinginnya. "Udah ada gue, nggak pantes sedih karena cowok lain"
Gue mengumpat dalam hati, melirik Daniel yang menatap gue dengan tajam sekaligus panas. Hadeh, dia tuh nggak ngerti perbedaan suka mengagumi dengan suka pakai hati ya? Memang sih patah hati sama Kak Mahesa, tapi nggak kan nangis sampai sembab seperti gue putus dengannya?
"Tapi ya Dan, anjir banget si Adara mau bunuh diri karena dijodohin sama Kak Mahesa. Mahesa njir! Kakak kelas idaman! Ckckck contoh manusia tidak bersyukur tuh"
"Lo juga. Ngapain sok sedih gitu karena Mahesa tunangan? Padahal udah ada gue"
Tau ah.
Yang lagi cembokir mah diem aja dah. Pusing.
Daniel berdeham, menatap gue dari atas sampai bawah lantas tersenyum tipis. "Nanti kalau wisuda dandannya kayak gini aja. Cantik, nggak berlebihan"
Gue tersenyum malu, lantas balik menatap Daniel. "Lo juga....."
"Jelek"
Daniel menghela nafas. "Oke, jangan salahin kalau Lo nggak bisa jalan"
Gue menyembur pelan Cola yang hendak gue minum. "Elo bisa nggak kalau ngomong tau tempat dan kondisi"
Daniel berdecak-decak kecil meraih gelas gue dan menaruhnya di atas meja bersama gelasnya, lantas mengambil sehelai tisu di sana."Gitu tuh, kalau pikirannya kotor"
Gue menghela nafas kesal, lantas kembali memandangi Adara dan Mahesa yang sedang menyaalami para tamu, juga dengan orang tua mereka. By the way, keluarganya Adara ramah banget. Paman dan Tantenya juga baik, nggak kelihatan seperti orang tua yang memaksa kehendak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jagoan
Teen FictionPemuda itu bernama Daniel Alvis Romero. Ia adalah berandal yang menyebalkan. Namun orang orang menyebutnya sebagai Jagoan di sekolah. Berandal seperti dirinya identik sebagai musuh Ketua Osis. Sena Fabricia Zeline adalah Ketua Osis yang menganggap...