35. Teman Baru

17.3K 2.7K 113
                                    

Chapter 35

"Teman Baru"

______

Gue tersenyum canggung ketika hendak membuka pintu pagar. Jujur, gue nggak suka dengan kedatangannya yang tiba-tiba. Ditambah lagi, kedatangan dia lima menit setelah kepergian Daniel, membuat gue berasumsi yang tidak-tidak. Apa dia ngikutin gue sama Daniel? Atau Daniel yang nggak sengaja ketemuan sama Adara di depan supermarket? Bisa aja. Yap, gue dengan segala pemikiran negatif yang biasa disebut naluri perempuan.

"Dompet lo ketinggalan nih di kasir" Adara menggoyang-goyangkan dompet gue yang berwarna toska. Gue menganga, yaampun gue dengan segala pemikiran buruk ini yang sejatinya maksud Adara itu baik.

Ya, besar kemungkinan kalau kami berada di dalam supermarket di waktu yang sama, hanya saja tidak saling berpapasan. "Astaga makasih ya, pelupa banget deh gue" Gue mengambil dompet tersebut, sedangkan Adara hanya tertawa kecil.

"Mau mampir nggak lo? Ngeteh dulu" Tawar gue. Maksud gue beneran baik sumpah, nggak ada unsur pencitraan.

"Hmm boleh deh"

Adara duduk di sofa ruang tamu, sedangkan gue berjalan ke dapur membuatkan teh. Sekesel-keselnya gue sama dia, tetap aja harus ada adab antara tuan rumah dan tamu. Gue membawa secamgkir teh hangat dan menaruhnya di atas meja.

"Makasih" Ucapnya.

"Rumah lo disekitar sini?" Tanya gue. Pasalnya udah dua kali aja kita ketemu. Masa sih dia mau jajan aja jauh-jauh ke supermarket dalam komplek gue. "Enggak, agak jauh kok dari sini"

Gue tarik lagi omongan gue. Ternyata dia memang jauh-jauh buat jajan di supermarket dalam komplek. "Lo jauh amat jajan sampai sini"

Dia tertawa. "Semenjak gue balik ke Indo, gue gabut banget" Gue mengangguk kecil. "Memang selama ini lo nggak ada di Indo?" Oke bagian ini, gue pura-pura nggak tau aja. Biar seenggaknya dia tau, kalau gue bukan tipe orang yang ngorek-ngorek informasi mantannya pacar.

HAHA.


"Oh selama ini gue kuliah di London, baru kali ini balik lagi ke Indo"

Dengan maksud tertentu. Batin gue. Sebetulnya tuh gue pengen banget aja nanya, loh ini lo kan yang kemaren ngantarin Daniel daftar bimbel. Tapi gue males banget yang namanya memancing pertubiran, seenggaknya Adara di depan gue masih punya sopan santun.

"Lo lebih tua dari gue dong ya, umur lo memang berapa kak?" Tanya gue. "Eh jangan panggil gue kakak, panggil nama aja lah, berasa tua gue. Umur gue 20 tahun"

Gue tersenyum. "Gue 18 tahun"

Adara menyesap teh hangatnya. "Lo mau tau nggak kenapa gue kalau jajan jauh banget ke sini"

"Karena lo gabut"

"Itu salah satunya. Sisanya gue pengen cari temen"

Cari temen jauh-jauh amat kesini. "Berarti udah banyak supermarket Jakarta yang lo kunjungin?" Pertanyaan gue sebetulnya kurang sopan, tapi dia malah ketawa. "Banyak, Gue ketemu banyak orang juga, termasuk lo"

"Emangnya di Indo nggak punya temen banget?" Ini lebih nggak sopan lagi. "Udah berapa tahun gue ninggalin Indo, nomor gue udah ganti, sosmed gue juga baru dibikin satu tahun yang lalu, lost contact, kebanyakan temen deket kuliahnya di luar juga"

Oh.

Nggak baik nih, mulut gue mulai nyolot soalnya.

Gue melirik jam di layar ponsel yang menunjukkan pukul 10 malam, setelahnay lantas gue berdeham. "Nggak dicariin sama ortu?" Kayaknya semua orang ngerti bahasa halusnya dari pulang dong gue capek nih pengen tidur.

Jagoan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang