29. Berbicara Tentang Mimpi

19.8K 3.2K 161
                                    


Chapter 29

"Berbicara Tentang Mimpi"

"Berbicara Tentang Mimpi"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


______

Tadi pagi sekolah gue baru saja melaksanakan upacara bendera, rutinits setiap hari Senin. Bedanya, upacara tadi pagi sekalian serah lepas jabatan Ketua Osis ke periode berikutnya. Dengan ini, gue resmi sudah bukan Ketua Osis Warwick Highschool lagi, melainkan mantan. Sedih sih, sumpah. Yang biasanya selalu repot setiap hari senin, atau setiap acara sekolah, sekarang waktunya gue meninggalkan organisasi dan fokus belajar untuk Ujian Nasional.

Sekarang hari-hari gue udah nggak ada dispen lagi, nggak bisa ngehukum siswa-siswi sok iye lagi. Yang ada di otak gue sekarang ialah UN, US, USBN, Tryout, SNMPTN dan SBMPTN. Memang murid kelas 3 SMA sesibuk itu dan serumit itu. Nikmati aja, toh cuma satu kali seumur hidup. Setelah lulus juga pasti lo kangen masa sibuk seperti ini.

Semenjak gue menduduki bangku kelas tiga, gue jadi mikirin cita-cita gue apa sebenarnya. Yang lebih realistis dan sesuai kemampuan ketimbang cita-cita gue jaman bocah ingusan. Gue lagi tahap kritis cita-cita, tahap yang pasti dialami oleh semua orang ketika menginjak dewasa. Harus dipikirin dari sekarang, ya soalnya untuk penentu jurusan lo ketika kuliah nanti.

"Nyokap nyuruh bimbel lagi, mager gue"Sonho menyenderkan kepalanya di atas meja sambil tangannya mainin Tipe-X hingga membuat buku catatan gue kotor. "Ih lo mah!"

"Kalau disuruh ortu tuh nurut" Timpal Samuel sok suci. "Apaan ledig, lo disuruh daftar bimbel dari kemaren susah bener!" Gue langsung sewot.

Gue udah daftar bimbel seminggu yang lalu, niatnya mau private tapi gue males nggak ada temennya, nungguin Samuel mah lama banget kayak nunggu Daniel nembak kemarin.

"Udah lo pada masuk bimbel gue sama Sena aja" Ucap Jovan. Btw, gue sama Jovan tuh satu bimbel. Biasalah si Jovan kan nggak mau jauh-jauh dari gue. HEHE.

"Nyokap gue juga nyuruh si Tetelan daftar, tapi tuh bocah kelamaan dah mau nungguin cs-an laki lo dulu katanya"

Gue menaikkan sebelah alis. "Daniel dkk maksud lo?"

"Yaiyalah maemunah! Laki lo memang siapa? Tukang cireng depan SD?" Sewot Jovan ngegas. Gue berdecak sambil rolling eyes, entah kenapa kampret jadi semakin nyolot hari ini.

"Gue privat aja kali ya? Kali aja gitu guru nya cantik masih muda"

Memang isi kepala Samuel tak jauh-jauh dari cewek cantik. Jovan dan Sonho sudah lebih dulu menoyor kepalanya muak. "Cewek mulu pikiran lo sok ganteng amat bangke"

"Normal sat! Daripada gue mikirin cowok?!"

Ya sekiranya begitulah seputar obrolan gue dihari pertama tidak menyandang panggilan Ketua Osis. Istirahat kali ini gue tentram di kelas tanpa harus dipanggil sama kepsek ke ruangannya. Waktu istirahat jadi lebih banyak, dan seenggaknya beban jabatan gue jadi lebih ringan walaupun beban hidup masih banyak.

Jagoan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang