18. That Kiss

24.8K 3.6K 187
                                    

Chapter 18

"That Kiss"
____________________

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, Daniel masih berada di rumah gue. Cowok itu asik tiduran di sofa sambil ngegame di ponselnya. Setelah dia mengobati jari gue dan membuat hati ini ambyar dengan sigap ia membereskan kekacauan yang gue buat di dapur. Sewaktu mau gue bantuin dia menolak keras, alasannya takut gue luka lagi. Endeus lah yaudah gue duduk manis aja.

Gue melirik kepo ke layar ponsel miliknya. Ngegamenya udahan, ternyata di asik bukan Line. Gue langsung teringat perkataan Jovan yang bilang kalau kontak Linennya kebanyakan kaum hawa semua. Gue berdeham kecil membuat ia menoleh.

"Eh lo masih inget nggak? Yang lo berantem sama anak sekolah sebelah itu loh" Dia mengernyitkan dahinya sibuk mengingat-ingat. "Yang mana sih? Gue mah sering tubir, suka lupa"

IYA DAH IYA BANGGA BANGET KAYAKNYA. Gue hanya mendengus kecil. "Itu loh, yang lo tawuran di dalem sekolah, anjir gue jadi kesel ingetnya"

Daniel tertawa kecil, ia menaruh ponselnya di atas meja dan terbangun dari posisi tidurnya menghadap gue. "Oh yang gara-gara cewek itu" Ia mengangguk kecil. Nah kan, gue tuh masih kepo sama masalah ini soalnya katanya Daniel ada main sama ceweknya pentolan sekolah sebelah.

"Emang ceweknya lo apain?" Pertanyaan itu lolos saja dari mulut gue. Daniel terdiam sebentar jarinya mengetuk sofa layaknya senada dengan jarum jam. Beberapa detik kemudian ia tersenyum miring yang langsung membuat gue menaikkan sebelah alis.

Nih anak mikirin apaan?

"Lo mau tau dia gue apain?"

Gue yang memang kepo banget hanya mengangguk kecil tanpa berpikir lagi. Daniel terdiam sebentar sambil menatap tepat di kedua bola mata gue, membuat gue berdebar tanpa dikomando. "Lo nggak nyesel kan nanyain itu?" Ucapnya lagi.

Kedua alis gue tertaut. "Mak-----"

Ucapan gue tak sempat diselesaikan ketika dengan cepat wajah Daniel mendekat dengan tangannya yang menangkup dagu gue ke atas. Gue semakin melotot ketika ia menempelkan bibirnya di atas bibir gue.

ASTAGA WOY!

Mata gue melotot seketika, tubuh gue langsung lemes. Tangan gue langsung gemetaran dan reflek memegang erat ujung sofa yang jadi tumpuan gue. Gue benar-benar ngeblank untuk waktu yang cukup lama. Ketika bibir dia mulai bergerak disitu gue mulai sadar dan medorong dada dia menjauh.

Tapi dia itu cowok dan gue cewek, tenaga gue nggak cukup kuat. Semuanya menjadi lebih parah ketika ia mengigit bibir gue dan membuat tangan gue yang lagi menumpu pada sofa langsung lemss, namun ia dengan cepet nahan badan gue dengan menaruh tangan dia di pinggang biar gue nggak berakhir menyender ke ujung sofa.

Gue sudah mau mendorong dia dengan sisa tenaga gue ketika samar-samar gue mendengar suara ramai di depan.

"SENA GUE BAWA KUE NIH!" Itu suara Sonho. Setelahnya suara Jovan. "Lah ini kan motornya si nyeti"

"Goblok Sonho sepatu gue jangan diinjek juga bangsat" Dan suara makian Samuel yang mendekat ke arah pintu.

Gue terkejut bukan main, seakan tersadar dengan realita tenaga gue mulai terkumpul dan dengan cepat mendorong Daniel menjauh. Nafas gue hampir habis dan gue nyaris saja menangis namun gue urungkan dan menggantinya dengan tamparan kuat di pipi kirinya.

"Bajingan" Umpatan itu lolos begitu saja. Gue buru-buru berdiri dari sofa.

Cklek.

Jagoan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang