[Six] : Belanja

2.4K 108 2
                                    

Anya sedang asik di dalam kamarnya sambil menonton drama korea kesukaannya. Berhubung hari ini adalah hari minggu. Anya memanfaatkan hari minggunya dengan baik.

Sampah tisu dan kaleng minuman berserakan di kamar Anya. Bahkan Anya sudah tidak memperdulikan lagi dengan kondisi kamarnya yang sudah terlihat seperti kapal pecah.

Lika memasuki kamar Anaknya sambil membawa sepiring buah melon kesukaan Anya.

"Astagfirullah Anya!! Kamar kamu kenapa tiba-tiba jadi kayak kapal pecah gini?!" Omel Lika membuat telinga Anya memanas.

"Bunda lebay banget sih, orang cuma sampah tisu sama bekas kaleng minuman doang kok." Balas Anya dengan santai tanpa menatap Lika sedikit pun.

"Kamu bilang doang? Doang?! Ini sampah tisu berserakan dimana-mana kaleng minuman berceceran di mana-mana, cepet beresin sekarang!!" Omel Lika.

Anya pun terpaksa bangun dari tempat tidurnya. Untuk merapihkan beberapa sampah yang berserakan di kamar nya. Benar saja, kamar Anya terlihat seperti kapal pecah. Bahkan Anya tidak menyadari nya kalau kamarnya sedari tadi sudah seperti kapal pecah. Oleh karena itu Anya berani berkata kalau Bundanya lebay.

Anya memunguti sampah-sampah yang ada di kamar nya itu. Seperti di sulap oleh Anya, kamar Anya kini kembali bersih. Dan terlihat seperti kamar sungguhan. Beda dengan awalnya yang lebih mirip dengan kapal pecah.

"Kak di suruh sarapan pagi sama Bunda!" Teriak Delvin dari balik pintu kamar Anya.

Anya menutup laptopnya dan pergi bergegas keluar kamar. Anya tersentak kaget saat melihat Arka sudah duduk rapih di ruang makan bersama keluarganya.

"Allahuakabar!! Kak Anya lo serem banget sumpah," Teriak Delvin sangat terkejut melihat tampilan Anya yang sangat menakutkan.

"Aishh!! Lebay banget sih lo, pagi-pagi bikin emosi orang naik aja!" Balas Anya tak kalah tajam dari ucapan Adiknya tadi.

Tampilan Anya kini terlihat seperti singa yang baru bangun tidur. Rambut kusut yang tidak beraturan. Wajahnya yang berminyak. Bibir nya yang pucat dan lingkaran hitam di bawah matanya membuat tampilan Anya menakutkan. Tapi tetap saja tidak mengurangi kecantikannya.

"Sumpah Kak lo lebih mirip sama hantu yang ada di film horor yang sering gue tonton," Ucap Delvin memojokkan Kakaknya

Anya menghentakkan kakinya dan bergegas untuk menghabisi Adik semata wayang Anya. Pukulan Anya mampu membuat Delvin meringis kesakitan. Padahal Delvin merasa tidak ada yang salah dengan kata-katanya. Memang penampilan Anya saat ini memang benar-benar menyeramkan.

Sedangkan Arka hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Anya yang tidak patut dicontoh.

"Bunda! Ayah! Kak Eci! Kak Arka! Tolongin Delvin!!" Seru Delvin sambil melindungi tubuhnya dengan bantal kecil yang ada di sofa ruang tamu.

"Anya! Stop! Stop! Kesian adik kamu!" Bentak Bram. Lalu Anya menghentikan aktivitasnya itu.

Kalau Bram sudah angkat bicara. Siapa pun yang ada di rumah Anya tidak akan berani menentang ucapannya.

Anya hanya mendengus kesal dan duduk secara asal di meja makan. Tanpa Anya sadari kini Anya duduk di samping Arka yang membuat Anya kaget.

"Eh badut mekdi ! Ngapain lo di rumah gue pagi-pagi?! Mau numpang makan?!" Tanya Anya dengan nada sinis.

"Pede banget lo! Gue di suruh sama Bunda buat makan di sini nemenin lo!" Jawab Arka tidak kalah sinis.

"Hah?! Nemenin gue?! Emang nya gue anak kecil yang harus banget ditemenin kalo makan,"

AmitiéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang