[Quarante-Sept] : Bulan Purnama

748 48 8
                                    

Anya dan Gavin memtuskan untuk mencari makanan untuk mengisi perutnya yang kosong. Setelah tenaga dan energinya sudah terkuras habis karena, wahana ekstrim yang tadi Anya dan Gavin naiki.

"Abis ini kita kemana?" Tanya Anya.

"Terserah lo."

"Kalo terserah gue, nanti kayak tadi."

"Kan gue bilang, terserah lo aja." Kali ini Gavin sedikit menekan ucapannya.

"Serius nih?"

"Hmm."

Setelah berunding dan menyelesaikan makan siangnya. Anya mengajak Gavin ke salah satu wahana yang sangat ingin Anya mencobanya.

"Tadaa, ini nih wahana yang gue mau coba selanjutnya."

Gavin menelan salivanya. Lagi-lagi ia rupanya harus bertemu dengan wahana ekstrim seperti ini. Kali ini Anya dan Gavin sudah berada di antrean wahana roller coster. Gavin sebenarnya sangat takut, tapi kali ini Gavin ingin menjadi laki-laki sejati yang melawan ketakutannya.

Anya dan Gavin duduk di paling depan. Itu karena permintaan Anya yang meminta agar mereka berdua duduk di depan. Katanya sih agar lebih terasa ekstrimnya. Dan sudah dipastikan Gavin semakin mengeluarkan banyak keringat dingin karena ketakutan.

Gavin menghembuskan napasnya secara kasar. Gavin mencoba tenang dan rileks. Semoga wahana yang satu ini, tidak lagi membuatnya mengeluarkan berbagai macam umpatan-umpatan lainnya yang belum didengar oleh siapa pun.

"Are you ready Gavin?"

Gavin hanya mengangguk.

Lalu setelah itu roller coster pun mulai berjalan membawa Anya dan Gavin di atas ketinggian yang lagi-lagi membuat jantung Gavin hampir copot. Setelah dibawa ketinggian roller coster itu pun berjalan dengan cepat. Lalu menukik sembilan puluh derajat mengikuti arah real besi yang dibuat se-ekstrim mungkin.

"Aaaaaaaaaa! Gilak! Ya Allah! Bundaaaaaaaa!" Anya berteriak kencang meluapkan rasa ketegangan nya.

Sedangkan Gavin mencoba tetap stay cool kali ini. Walaupun saat ini jantung Gavin benar-benar ingin copot. Setidaknya kini Gavin bisa menahannya sebentar.

Akhirnya Gavin bisa terlepas dari rasa takutnya itu. Roller coster pun berhenti dan menandakan bahwa wahana yang mereka naiki telah selasai. Para pengunjung yang menaiki wahana roller coster pun wajahnya terlihat macam-macam. Ada yang terlihat senang dan gembira, ada juga yang wajahnya merah ketakutan.

Jangan tanya wajah Gavin seperti apa. Sudah pasti wajahnya menahan rasa takut yang sedari tadi ia tidak keluarkan. Tiba-tiba kakinya terasa lemas, tubuhnya pun menjadi lunglai. Seperti tidak ada tulang yang menyangga tubuhnya.

"Gav? Lo nggak apa-apa 'kan?" Tanya Anya sedikit khawatir.

"Nggak apa-apa." Balas Gavin dengan singkat.

Anya semakin merasa bersalah dengan Gavin. Bisa-bisanya Gavin tetap santai, padahal Gavin sangat takut dengan ketinggian. Demi menghibur Anya Gavin rela menahan rasa takutnya dalam-dalam. Ya, semua itu Gavin lakukan hanya untuk Anya.

"Harusnya kalo lo takut sama wahana ekstrim gini bilang dong Gav." Ucap Anya sambil menekuk wajahnya, karena merasa bersalah dengan Gavin.

"Skip, cari wahana lain." Gavin beranjak dari posisi awalnya.

"Oke, kali ini nggak bakalan ada wahana ekstrim lagi."

****

Sesuai ucapan Anya, tidak ada lagi wahana ekstrim yang sudah cukup membuat jantung Gavin hampir mencelos. Kali ini Anya mengajak Gavin mencoba wahana istana boneka yang berisikan boneka-boneka lucu dari seluruh dunia dan daerah-daerah di Indonesia.

AmitiéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang