[Quarante-Trois] : Mantan?

871 47 0
                                    

"Anya?"

Anya membulatkan matanya lebar-lebar. Orang yang ada di hadapannya saat ini adalah orang yang Anya kenal beberapa waktu lalu di Paris.

"Kenzie?"

"Iya kenapa? Lo ada perlu apa kesini?" Tanya Kenzie dengan cuek.

Anya mengerutkan keningnya. Sedang apa Kenzie di rumah Arka? Sejak kapan Kenzie tinggal di rumah Arka? Dan mengapa Kenzie ada di Indonesia?

Pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi kepala Anya. Pasalnya Anya tidak begitu banyak mengingat kejadian kemarin-kemarin yang sudah Anya lewati. Kecuali kejadian selama Anya di Paris. Memori itu sangat melekat di kepala Anya.

"Gue boleh masuk?" Tanya Anya.

"Mau ngapain lo?" Kenzie melemparkan pertanyaan balik ke arahnya dengan nada cuek.

"Gue mau ke kamar Arka."

"Nggak bisa, kamarnya di kunci!"

Anya menundukkan kepalanya. Sebenarnya sedari tadi Anya juga sudah menahan bulir matanya untuk tidak jatuh. Tapi, Anya teringat dengan ucapan Arka, agar tidak menjatuhkan air matanya secara cuma-cuma.

"Bahkan dulu sewaktu Arka masih ada, gue nggak perlu izin dulu buat masuk kerumahnya." Anya memurungkan wajahnya.

Waktu memang mengubah segalanya. Dulu Anya bisa masuk kerumah Arka tanpa izin, kapan pun itu waktunya. Saat ini sulit rasanya Anya masuk ke rumah Arka. Padahal Anya hanya sekedar ingin melepas rindu. Walaupun hanya melihat kamarnya saja.

"Sekarang Arka udah nggak ada! Jadi nggak usah sama-samain dulu sama sekarang!" Seru Kenzie.

"Zie, gue mohon boleh ya gue masuk?" Anya memohon kepada Kenzie berharap ia diperbolehkan masuk ke dalam rumah Arka.

Kenzie memutarkan bola matanya lalu tersenyum sinis. "Nggak semudah itu." Kenzie langsung menutup pintu rumah Arka rapat-rapat.

Hati Anya begitu sesak, tidak terasa bulir air matanya pun sudah jatuh di atas pipi mungilnya. Tapi, tidak Anya langsung menyeka air matanya. Lalu menarik napasnya dalam-dalam setelah itu ia hembuskan napasnya.

Anya tersenyum kembali. Anya mencoba kuat dan mencoba kejadian tadi bukan lah apa-apa. Anya bisa mencobanya lagi dilain waktu. Mungkin saat ini belum waktunya untuk Anya mengunjungi rumah Arka.

Anya pergi meninggalkan rumah Arka dengan senyuman tipis di bibirnya. Walaupun ada rasa kecewa di hatinya. Meski begitu, Anya mengubur rasa kecewanya dalam-dalam.

                           ****

Kini Anya sudah kembali lagi ke sekolah. Setelah beberapa hari kemarin Anya izin tidak masuk ke sekolah karena Anya masuk ke rumah sakit. Berita akan kematian Arka sudah menyebar satu sekolah.

Mading di sekolah pun menjadi penuh dengan foto memorantum Arka. Apalagi banyak fans Arka yang menangis tiada hentinya. Banyak juga yang menaruh bunga dan beberapa ucapan bela sungkawa di meja Arka.

Anya hanya terduduk murung di mejanya. Berita yang menyebar di sekolahnya itu, membuat Anya selalu teringat dengan Arka. Dan tidak bisa Anya pungkiri Anya sangat kehilangan Arka.

"Are you okay girl?" Tanya Tisya, menyadari karena sedari tadi Anya hanya diam merenung.

"Gue nggak apa-apa, Sya." Jawab Anya dengan tersenyum tipis.

Sedangkan Vira dan Aurel hanya saling melempar tatapan. Merasa ada yang aneh dengan sikap Anya kali ini.

"Udah istirahat nih, ke kantin yuk!" Ajak Aurel penuh semangat.

AmitiéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang