[Soixante-Deux] : Notre Dame De Paris

850 43 13
                                    

Mr. Jhons membawa Anya, Gavin, dan Chelsea ke rumah Azka. Ya, Azka tidak langsung membawa Anya bertemu Arka. Azka menyuruh Anya dan lainnya selama di Paris, tinggal bersamanya. Rumah yang tidak kalah mewahnya dengan rumah milik Omanya.

Kepergian Anya pun, tidak diketahui oleh Arka. Jadi, ini benar-benar murni rencana Azka untuk mempertemukan dua sejoli itu. Azka benar-benar sudah menyiapkan semuanya. Dari kamar yang akan ditempati oleh Anya, Gavin, dan Chelsea sudah tertata rapih.

Kamarnya pun tidak ada yang biasa-biasa saja. Semua kamarnya terlihat seperti kamar utama. Tidak ada yang membedakan keduanya.

"Gue tidur sama Anya aja deh, terlalu besar kamarnya buat gue sendiri." Ucap Chelsea.

"Loh kok gitu? Kamu mau tidur sama aku aja? Di kamar utama? Itung-itung belajar buat pas udah nikah nanti, biar nggak kaget." Lagi-lagi Azka membuat Chelsea bungkam seketika.

Bagaimana bisa Chelsea melupakan perasaannya untuk Azka. Jika, sikapnya terus-terusan seperti ini.

Anya hanya tertawa melihat tingkah Azka dan Kakaknya itu. Itung-itung sebagai obat penenang Anya sebelum bertemu degan Arka.

"Gue tidur sama lo ya, Nya?" Pinta Chelsea dengan nada sangat memohon.

"Sorry Kak, gue butuh privasi. Lagi bersyukur kali Kak, udah disediaiin kamar. Masa lo mau sia-siaiin gitu aja. Mau lo tidur di pinggir jalan?"

Chelsea mendecak kesal. "Ck, iya-iya gue tidur sendiri, puas lo semua!" Chelsea masuk ke kamarnya dan menutup pintunya secara kasar.

"YESSSS!" Ucap Azka dengan gembira.

Sedangkan Anya dan Gavin kompak bergeleng-geleng melihat tingkah laku Azka.

"Udah ah istirahat capek." Anya masuk ke dalam kamarnya, di susul oleh Gavin membututi Anya dari belakang.

"Heh! Mau kemana lo! Kamar lo di ujung sana!" Azka mencegah langkah Gavin.

Tanpa diberi aba-aba lagi, Gavin langsung menuju kamarnya dan tanpa meninggalkan sepatah kata sedikit pun.

"Selamat istirahat! Kita masih punya 5 hari kedepan ya Chel, buat bulan madu!" Teriak Azka dari balik pintu kamar Chelsea.

"NGGAK!" Balas Chelsea dengan ketus.

Azka hanya dapat tertawa sekilas. Setidaknya masalah yang ada di hidupnya bisa lepas sebentar. Karena kedatangan Anya, Gavin dan, Chelsea sang pujaan hati. Azka manusia kesepian, yang pada akhirnya memiliki teman. Suatu hal yang tak pernah diduga oleh Azka sebelumnya.

                         ****

Saat ini Anya sampai di Notre Dame De Paris. Tempat di mana Anya pertama kali mengunjunginya, saat Anya di Paris.

Anya ingat waktu itu, Anya ke tempat ini tidak bersama Arka. Melainkan bersama Azka, karena pada saat itu Anya sedang badmood karena Arka. Kalau diingat-ingat lucu memang. Tapi, sekarang Anya hanya bisa tersenyum samar. Mengingat akan mengingat yang mungkin sudah tidak bisa lagi diputar kembali.

"Lo inget 'kan Nya? Gue duduk di sini karena capek ikutin lo terus cari spot foto bagus." Ucap Azka sambil menunjuk bangku panjang berwarna cokelat itu.

"Terus Anya ilang ya? Kak Azka nyariin Anya sampe capek, taunya Anya pergi sama Arka." Anya tertawa lepas bersama Azka.

"Jadi dulu aku pernah ditinggal sama Adik kesayanganmu ini Chel." Ucap Azka kepada Chelsea, namun Chelsea mencoba mengacuhkan Azka.

"Loh kok gitu? kamu cemburu ya?" Azka menyadari kalau Chelsea mengacuhkannya dan menocba menggoda Chelsea.

Pipi Chelsea tiba-tiba merah seketika. Membuat Azka merasa berhasil menggoda Chelsea. "Ih apaan sih lo nggak jelas!" Balas Chelsea dengan ketus.

AmitiéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang