[Vignt-Trois] : Selamat pagi sahabat

1.4K 64 4
                                    

Setelah tadi kehujanan Anya mengajak Arka untuk menginap di penginapan saja. Karena perasaan Anya belum cukup baik untuk bertemu dengan Azka, saat di rumah nanti. Dan Arka sangat mengerti karena hal itu.

"Ternyata benar ya Ka? Kalau mau terbang jangan sendirian nanti kalau jatuh juga sendirian," Ucap Anya yang kini sedang duduk di balkon ditemani oleh Arka.

"Lo sih bandel, terbang sendirian nggak ajak gue," Anya hanya terkekeh kecil tapi setelah itu Anya kembali merenung.

"Kalau gitu? Lo ikut jatuh juga dong? Nah siapa yang mau nolong saat gue jatuh?"

"Ralat, gue akan tetep jadi gue yang sekarang, saat lo terbang kemarin sampai akhirnya lo jatuh kayak sekarang gue akan tetap nunggu di bawah, biar pas lo jatuh gue bisa tolong lo," Anya menghapus air matanya lalu memalingkan wajahnya ke arah Arka dengan senyuman merekah.

Arka tidak mau khilaf lagi untuk kedua kalinya. Oleh karena itu, Arka mencoba mengubah suasananya agar tidak kaku lagi.

"Makannya jadi orang itu jangan kebangetan bego kenapa sih Nya, bego bikin lo jadi baperan," Sinis Arka.

"Jadi lo dateng ke sini cuma buat ngatain gue bego doang? Disituasi kayak sekarang gini?" Anya memasang raut wajah cemberut dan kini Arka merasa sangat bersalah dengan ucapannya.

"Si brengsek yang kurang berpengalaman itu pasti nyesel udah nyakitin lo Nya," Arka bicara seperti itu seolah tidak peduli lagi bahwa yang ia maksud 'brengsek' itu adalah Kakaknya.

"Kenapa?"

"Pikir aja, lo cantik, baik hati, pintar dan manis," Anya tahu Arka mengucapkan itu karena agar ingin menghibur Anya semata.

"Dia nggak akan pernah bertemu dengan wanita seperti lo Nya," lanjut Arka dan memberikan senyuman terbaik nya ke arah Anya.

Sedangkan Anya hanya menghela nafasnya secara kasar.

"Oke, biasanya sih yang menyanjung kemudian akan menjatuhkan,"

"Kasih aja gue tiket pesawat, biar gue bisa terbang pake pesawat jadi gak perlu gue terbang sendirian lagi."

Arka salah bicara lagi. Tapi, Arka mencoba tidak menggubris ucapan Anya.

"Lo demam Nya karena kehujanan tadi?" Arka mencoba menempelkan punggung telapak tangannya ke arah dahi Anya.

"Kalo lo sakit karena situasi yang lo alamin sekarang, artinya lo emang benar-benar bego Nya."

Anya hanya mendencak kesal mendengar ucapan Arka. Sungguh menjengkelkan. Arka memang sahabat yang baik. Bahkan saking baiknya Arka bisa menjadi jahat diwaktu tertentu.

"Benar, gue emang bego, udah dicampakin Om-om kayak Kak Azka."

Arka mencoba menjauhkan tangannya dari dahi Anya. Lalu menyimak setiap perkataan yang Anya ucapkan.

"Gue nggak tau apa ini karena ulah dia atau emang guenya aja yang ke-baperan, tapi gue sungguh terganggu,"

"Situasi ini, sungguh menyedihkan buat gue." Anya meneteskan air matanya secara spontan. Arka menghapus air mata Anya yang hampir jatuh ke atas pipinya yang mungil.

Arka memukul kecil tubuh Anya.
"Makannya cepet tidur gih! Berhenti memerankan tokoh pahlawan yang menyedihkan di usia lo yang udah cukup dewasa ini."

AmitiéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang