[Quarante] : Ingatan Kembali

984 59 8
                                    

Setelah memakan waktu beberapa jam akhirnya Anya dan Gavin sampai pada tujuannya. Anya terlelap di sepanjang jalan. Karena terlalu bosan, tidak tahu harus berbuat apa. Ingin mengajak Gavin berbicara, Anya terlalu takut untuk membuka pembicaraan dengan Gavin. Jadi Anya putuskan untuk tidur saja.

Anya membuka kelopak matanya secara perlahan. Karena merasakan mobil yang ia naiki berhenti begitu saja.

Anya mengedarkan pandangannya, tidak ada siapa-siapa. Gavin pun entah kemana ia pergi. Mungkin saat Anya tidur, Gavin sudah pergi dulu meninggalkannya. Anya turun dari mobil, mencoba mencari keberadaan Gavin.

Anya benar-benar terkejut, pemandangan yang Anya saat ini lihat begitu menakjubkan. Anya tidak tahu pasti dimana tempat ia berada sekarang, yang Anya lihat saat ini adalah pemandangan indah dari atas tebing bebatuan.

Gavin duduk di tepi bebatuan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gavin duduk di tepi bebatuan itu. Menikmati setiap pemandangan yang ada. Anya menemukan Gavin, ia sedang memejamkan matanya. Anya perlahan menghampirinya.

"Gav?"

"Hmm." Gavin berdehem.

"Kita di mana?" Tanya Anya.

"Di tempat jauh dari semua orang."

Anya hanya mengangguk, lalu ikut duduk di samping Gavin. Anya mengedarkan pandangannya ke setiap sudut pemandangan. Anya tidak pernah berhenti berdecak kagum. Pemandangan yang Anya lihat saat ini benar-benar begitu menakjubkan.

"Indah ya, nggak kalah sama Paris." Gumam Anya.

"Indonesia jauh lebih indah." Gavin menimpal ucapan Anya.

Anya menolehkan kepalanya ke arah Gavin. Anya melihat Gavin masih tetap menutup matanya, namun ia bisa berbicara menimpali ucapannya.

"Gav? Are you okay?"

"Kenapa?" Gavin membuka kelopak matanya secara perlahan.

"Lo lagi ada masalah?" Tanya Anya dengan hati-hati.

Gavin tetap terdiam, namun beberapa detik kemudian Gavin hanya tersenyum tipis kepada Anya.

"Senyum lo palsu." Kata Anya.

Gavin memalingkan wajahnya dari Anya. "Semua yang ada dunia ini palsu, Nya."

Anya menaikkan sebelah alisnya. "Kalo ada masalah bilang aja ke gue, pasti lo punya alasan kenapa ngajak gue cabut ke sini."

Gavin masih terdiam, ucapan Anya sama sekali tidak mempan membuat Gavin berbicara. Anya jadi sebal sendiri rasanya, bukan ini yang Anya inginkan. Gavin memang benar-benar misterius. Ditanya bukannya menjawab malah diam seribu bahasa.

Kali ini Anya membiarkan Gavin tetap dalam diamnya. Karena percuma saja Gavin pasti tidak akan menjawab pertanyaan Anya. Dan saat ini Anya bergantian yang menceritakan hal aneh yang sedari tadi selalu ada dipikirannya.

AmitiéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang