[Vignt-Quatre] : Traveling Marathon

1.5K 57 2
                                    

Arka keluar dari kamar mandi. Mendapati Anya yang sedang repot-repot menyiapkan sarapan pagi untuk mereka berdua.

"Weh, calon pembantu idaman lagi masak nih?"

"Sial, yang ada istri idaman nih," Arka terkekeh kecil.

"Ka, tolong ambilin piring dong," Titah Anya yang langsung diangguki oleh Arka.

Sesuai perintah Anya, Arka mengambil piring yang sudah tertata rapih di atas rak piring. Lalu memberikannya kepada Anya.

Anya menyiapkan makanannya di meja makan. Setelah itu Anya menata dua piring nasi goreng buatannya dengan rapih di atas meja. Harum masakannya pun menggoda perut Arka yang lapar.

Cepat-cepat Arka melahap satu piring nasi goreng yang telah Anya buat. Seperti orang yang tidak makan selama beberapa hari. Arka begitu lahap menyantapnya.

"Pelan-pelan kali makannya," Ucap Anya.

"Abisan enak sih,"

"Jadi, muji masakan gue nih?"

"Enggak juga," jawab Arka dengan santai.

"Terus barusan itu apa kalo bukan muji masakan gue?" Anya menaikkan sebelah alisnya.

"Kan gue cuma bilang makanannya enak bukan lagi nge muji masakan lo,"

Anya mendecak kesal dengan jawaban Arka barusan. Benar-benar membuat Anya naik darah. Sudah lama Anya tidak marah-marah. Semenjak kedatangannya di Paris. Anya sedikit lebih tenang. Tapi tidak untuk kali ini.

"CK, YA ITU SAMA AJA LO NGE MUJI MASAKAN GUE!"

"Beda lah,"

"APANYA YANG BEDA HAH?!" Anya memberikan tatapan tajam ke arah Arka.

"Iya iya ampun." Ucap Arka dengan pasrah.

"Lo tuh harus dikasarin dulu ya Ka? Baru deh setelah itu sadar,"

"Gue suka main kasar Nya lebih menantang,"

"Dasar mesum,"

"Otak lo aja yang mesum kan gue cuma bilang kalo gue suka main kasar. Terus kenapa lo bilang gue mesum? Nah sekarang ketauan kan yang mesum itu lo?"

Anya benar-benar merasa ditindas oleh Arka. Tapi, dari ucapan Arka barusan tidak ada salahnya sih. Mungkin memang otak Anya saja yang terlalu berfikiran negatif.

"Abisnya lo ambigu sih."

"Lo aja yang ngeres, sapuin tuh otak lo."

Anya mendecak kesal lalu melemparkan tatapan tajam ke arah Arka. Di susul dengan pukulan kecil-kecil membuat Arka cepat-cepat melindungi tubuhnya.

Setelah lelah berkelahi baik Anya maupun Arka duduk secara sembarangan di atas sofa. Merasa bosan karena tidak ada kegiatan apapun selain adu mulut antara keduanya.

"Nya? waktu kita di Paris berapa hari lagi?" Tanya Arka

"3 hari lagi dhitung dari besok,"

"Traveling Marathon yuk Nya?"

"Hah?"

"Hoh, terlalu bego gini nih," Anya memberikan tatapan tajam ke arah Arka. "Ampun-ampun, udahan ya peace Nya," Arka mengacungkan dua tangannya berharap damai saja dengan Anya.

"Terus,"

"Nabrak Nya,"

"Serius bego!"

"Ah jangan serius-serius nanti baper,"

AmitiéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang