[Dix-huit] : Museum Louvre

1.5K 66 7
                                    

Tok,tok,tok

Suara ketukan pintu kamar Anya membuat lamunan Anya buyar begitu saja. Tiba-tiba Anya teringat oleh Azka. Sesuai janji Azka semalam, Azka ingin mengajak Anya ke beberapa destinasi yang ingin Anya kunjungi.

Tiba-tiba nama Azka muncul di pikiran Anya. "Bunga itu! Kak Azka yang ngasih." Anya menyimpulkan pikiran nya. Entah mengapa pikirannya tertuju kepada Azka.

Siapa lagi kalau bukan Azka? Arka? mana mungkin, bisa seromantis ini. Buat ngajak nge-date cewek aja gagal. Mana mungkin bisa sampai repot-repot memberi Anya sebuah bouquet bunga seindah itu.

"Nya? Udah bangun? Gue tunggu 30 menit lagi ya?" Ucap seseorang dari balik pintu kamar Anya yang Anya kenal siapa pemilik suara itu.

Sial, Azka.

Anya lupa kalau hari ini Anya dan Azka janjian jam 7 pagi, dan kini waktu telah menunjukan pukul 06.30 waktu setempat. Berkat bunga misterius itu membuat Anya telat janjinya dengan Azka. Masih ada 30 menit. Anya gunakan untuk mandi dan siap-siap.

Setelah kurang lebih 30 menit Anya siap-siap. Kini Anya cepat-cepat ke depan halaman rumah mewah bergaya klasik Eropa itu.

Anya melihat Azka sudah duduk rapih di dalam mobil. Setia menunggu Anya di dalamnya. Anya jadi merasa tidak enak. Ah, sial bunga itu membuat Anya telat janjian dengan Azka.

"Aduh, hmm maaf Kak, lama nunggu nya ya?" ucap Anya terbata-bata karena merasa tidak enak karenanya Azka jadi menunggu lama.

"Nggak apa-apa kok, santai aja yaudah yuk kita berangkat." Azka memasang raut wajah semanis mungkin untuk meyakinkan Anya. Namun tetap saja membuat Anya semakin merasa bersalah. Sudah jelas pasti Azka sudah menunggu Anya lama sekali.

****

Setelah beberapa menit perjalanan Anya dan Azka sampai di tempat tujuan yang Anya ingin datangi kemarin. Yaitu Museum Louvre atau lebih dikenal dengan Musée du Louvre.

Museum Louvre merupakan bekas istana kerajaan Perancis yang sekarang menjadi salah satu museum terbesar di dunia dan sekaligus museum paling terkenal di Paris.

Museum ini menjadi museum yang paling banyak dikunjungi di dunia, dengan kunjungan 8 juta orang per tahun. Louvre museum berisi lebih dari 380 ribu obyek pameran dan memajang lebih dari 35 ribu karya seni. Yang menjadi primadona tentu saja adalah lukisan Mona Lisa karya Leonardo da Vinci, yang seolah sudah menjadi ikon museum ini.

Dua masterpiece lain, yaitu piramida Louvre dan peramida terbalik sekarang juga yang makin populer setelah menjadi setting lokasi dalam novel The Da Vinci Code dan juga film adaptasinya yang sama-sama sukses.

Anya dan Azka memilih masuk ke dalam museum Louvre melalui piramida atau Louvre Pyramid, pintu masuk utama. Sengaja Anya dan Azka ingin melalui pintu utama, karena Anya ingin melihat piramida terbalik atau La Pyramide Inversée yang menjadi ikon sekaligus daya tarik lain dari museum Louvre. Sedangkan Azka hanya menuruti kemauan Anya.

Anya berjalan santai sambil melihat beberapa karya yang di pamerkan dalam museum itu. Matanya tak henti melihat daerah sekitar yang penuh dengan pengunjung. Azka masih setia membuntuti setiap langkah Anya sambil sesekali Azka memperhatikan karya-karya yang ada di dalam museum itu.

Anya semakin tidak sabar untuk melihat lukisan yang menjadikan ikon di museum Louvre. Lukisan Mona Lisa, Anya sudah tidak sabar untuk melihatnya.

"Kak Azka, ayo cepetan Anya udah nggak sabar mau liat lukisan Mona Lisa." ajak Anya kepada Azka yang sedang asik melihat beberapa karya lukisan.

Azka mendecak kesal. Karena Anya sedikit mengganggunya yang sedang asik memperhatikan setiap lukisan indah yang dipamerkan di dalam museum itu. Namun Azka tetap menuruti perintah Anya.

"Hmm, iya tunggu sebentar." Azka mulai membuntuti langkah Anya yang sudah di depan jauh dari mata nya.

Anya berjalan menuju daerah Denon Wig, merupakan bagian dari museum Louvre yang paling di padati oleh pengunjung. Di sinilah Mona Lisa berada, yang tetap terlihat kalem meskipun dikerubuti oleh para pengunjung yang penasaran melihat nya.

Denon Wig berada di lantai dasar ditempati oleh koleksi Roman dan Etruscan antiquities dan juga lokasi patung Sclupture yang berasal dari zaman Renaissance sampai abad 19.

Di tempat itu pengunjung bisa melihat patung terkenal karya Michael Angelo, Dying Slave. Koleksi ini adalah artefak dari Afrika, Asia, Oceania, dan Amerika yang menempati 8 ruangan.

Lukisan yang menjadi ikon itu di padati para pengunjung yang penasaran ingin melihat nya, termasuk Anya. Sedari tadi Anya menghentak-hentakan kaki nya karena merasa tidak sabar ingin cepat-cepat melibat lukisan yang paling iconic di museum itu.

Setelah menunggu 5 menit. Kini Anya sudah berada tepat di depan lukisan Mona Lisa yang sedari tadi membuat Anya tidak sabar ingin melihat nya. Sungguh mahakarya yang luar biasa. Kini Anya tidak henti-henti nya berdecak kagum.

Dengan mata telanjang Anya bisa melihat betapa indah nya lukisan Mona Lisa jika di lihat secara langsung. Jelas rupanya mengapa banyak para pengunjung yang rela desak-desakan dan menunggu hanya ingin melihat lukisan Mona Lisa.

****

Setelah hampir seharian full Anya dan Azka menghabiskan waktu nya di museum Louvre. Azka mengajak Anya untuk pulang ke rumah Omanya. Mengingat matahari sudah sedikit demi sedikit membenamkan cahayanya.

"Kita pulang ya? Udah sore, kita lanjut besok aja gimana?" Usul Azka namun Anya hanya memajukan bibirnya beberap centi kedepan.

Anya mendecak kesal.

Kurang puas rasanya. Anya ingin waktu berjalan lebih lambat agar Anya bisa menikmati beberapa destinasi lain lagi bersama Azka.

Rupanya, museum Louvre bukanlah hal terkahir yang Anya kunjungi hari ini. Anya ingat, malam ini tepat di atas puncak menara Eiffel.

Anya membayangkan hal menarik saat di atas puncak menara Eiffel bersama Azka. Pasti akan menjadi momen yang sangat romantis. Mengingat tadi pagi Azka memberikan bunga yang hampir mirip dengan bunga sakura.

"Hmm, Kayak nya Kak Azka lupa ya?" Ucap Anya malu-malu.

"Lupa tentang apa?" Azka menaikan sebelah alisnya, merasa aneh dengan ucapa Anya.

"Duh, anu, itu loh Kak, bunga yang tadi pagi Kak Azka kasih buat Anya?" Anya menggaruk-nggaruk kecil tengkuknya yang tidak terasa gatal itu.

"Bunga? Bunga apa maksud lo?" Azka semakin tidak mengerti dengan ucapan Anya.

"Hmm iya tadi pagi Kak Azka yang ngasih bunga ke Anya 'kan? Terus juga Kak Azka bakalan ajak Anya ke atas puncak menara Eiffel. Kak Azka lupa ya?"

Azka semakin tidak mengerti apa yang diucapkan oleh Anya. Azka tidak merasa mengirim bunga apapun untuk Anya.

"Kayaknya lo salah paham deh Nya, gue nggak ngasih lo bunga dan gue nggak ngajak lo ke atas puncak menara Eiffel," Anya menatap Azka tidak mengerti. Lalu siapa yang mengirimkan bunga itu?

"Jadi yang ngirim bunga itu bukan Kak Azka?"

"Bukan Nya, mungkin orang lain, yaudah yuk udah sore kita pulang ya? Lo juga perlu istirahat."

Sesak rasanya. Ternyata dugaan Anya salah. Anya terlalu berharap dengan Azka. Bodoh rasanya terlalu berharap dengan Azka. Nyatanya bunga itu bukan dari Azka. Kalo bukan Azka siapa lagi?

AmitiéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang