[Neuf] : Happy Sweet 17 Anya dan Arka

1.8K 98 0
                                    

"Satu, dua, tiga."

Anya dan Arka serentak meniup lilinnya.

Sudah 17 tahun pastinya ulang tahun Arka dan Anya selalu bersamaan. Bahkan dari kecil Arka dan Anya sering mengadakan pesta ulang tahun bersama. Mungkin itu salah satunya Arka dan Anya bisa menjadi sedekat ini.

Anya dan Arka duduk di atas kasur Anya, sambil menonton film kesukaan mereka. Yang pasti film itu sudah berulang-ulang kali mereka tonton. Jam menunjukkan pukul 01.45 dini hari. Anya dan Arka memilih untuk menghabiskan malamnya untuk menonton film kesukaan mereka.

"Ka pas tadi nge-wish, harapan lo apa diumur lo yang ke 17 tahun ini," ucap Anya memecahkan suasana setelah beberapa menit Anya dan Arka fokus dengan film yang mereka tonton.

"Cuma gue sama Tuhan yang tau," jawab Arka dengan singkat dan kembali fokus kepada film yang di tonton nya.

"Ih Anya serius, Arka nge-wish apa tadi?" Tanya Anya sekali lagi dengan nada merengek.

"Lo nggak boleh tau Nya,"

"Serahasia apa sih harapan lo, sampai nggak mau kasih tau ke gue,"

"Suatu saat nanti lo juga tau apa harapan gue, untuk sekarang mungkin cuma sekedar harapan tapi gue mau suatu saat nanti harapan gue jadi kenyataan,"

"Ishh sok bijak lo!"

Anya melemparkan bantal ke arah Arka.

"Aw, sakit Nya,"

"Makan tuh harapan lo!"

Gue harap, lo bisa jadi bintang di langit malam gue. Batin Arka.

                         ****

Cahaya pagi menerobos jendela kamar Anya. Arka dan Anya masih tertidur pulas dengan posisi duduk dengan bersandar ke tepi bagian atas tempat tidur Anya. Anya menyenderkan kepalanya ke pundak Arka sedangkan Arka menyenderkan kepalanya ke bagian atas kepala Anya.

Entah siapa yang lebih dulu tidur yang pasti semalam adalah malam yang paling berkesan bagi Anya maupun Arka.

Byur

Anya dan Arka dilempar begitu saja ke dalam bak besar berisi air. Anya menggeliat kesal begitupun dengan Arka. Baru saja beberapa jam lalu Anya dan Arka berada di alam mimpi dan kini mereka harus terbangun dari mimpi mereka masing-masing.

Tubuh Anya terasa dingin dan menggigil begitu pun dengan Arka. Mereka masih tidak sadar kalau saat ini mereka berada di bak berukuran besar dengan berisikan air. Perlahan Anya bisa melihat jelas satu persatu keluarga dan teman-teman Anya.

Anya mendecak kesal,

"Ck, Dingin tau nggak! Kalo gue tadi mati karena kaget terus kedinginan gimana?! Apa lo semua bakalan tanggung jawab?!" Kesal Anya membuat teman-temannya tidak ada yang berani membuka kata sedikitpun.

"Nggak lucu tau nggak! Lo fikir dengan kayak gini bisa bikin kita happy," Saut Arka menyambung ucapan Anya yang sebelum nya Arka sudah tahu bahwa ini ulah teman-teman Arka dan Anya untuk merayakan ulang tahunnya. Agak kepedean sih tapi nyata nya seperti itu.

Anya meninggalkan halaman rumahnya dan di susul oleh Arka.

"Gue mau ngerjain mereka semua Ka, tadi gue marah cuma bohongan doang," bisik Anya memberi isyarat kepada Arka.

"Gue juga tau lo tadi marah boongan, makannya gue bantu lo pura-pura marah juga," beruntung Arka memiliki otak cemerlang jadi mudah membuat semua orang merasa bersalah atas perbuatan mereka.

AmitiéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang