[Quarante-Six] : Do Fun!

768 39 2
                                    

Delvin memasuki kamar Anya yang begitu sangat berantakan. Ada beberapa sampah tisu dan bekas bungkus snack makanan berhamburan di lantai. Delvin mengambil beberapa sampah itu lalu ia masukan ke dalam tempat sampah yang tersedia di kamar Anya.

Delvin hanya bisa menggeleng pelan. Semenjak ingatan Anya pulih. Kehidupan Anya berubah drastis. Anya lebih sering menutup dirinya. Dan sekarang Delvin melihat Kakaknya sedang tertidur sambil memeluk album foto miliknya.

Delvin mengurungkan niatnya untuk membangunkan Kakaknya itu. Delvin merasa tidak tega melihat Anya saat ini.

"Mana Anya? Udah bangun belum?" Tanya Lika mengintrogasi Delvin yang baru saja keluar dari kamar Anya.

"Delvin nggak tega bangunin Kak Anya Bun, tidurnya pules banget."

"Tapi, di ruang tamu udah ada temen Kakak kamu tuh."

Delvin mengerutkan keningnya. "Siapa Bun? Yang dateng pagi-pagi kayak gini?" Tanya Delvin penasaran.

"Coba deh kamu temuin dia, kesian tuh dari tadi udah nunggu lama." Delvin semakin penasaran, siapa orang yang pagi-pagi begini ke rumahnya.

"Loh Kak Gavin?" Delvin sedikit terkejut karena yang datang ke rumahnya sepagi ini ternyata Gavin, manusia yang serba irit ngomong.

Gavin hanya tersenyum simpul ke arah Delvin.

"Ada apa Kak, cari Kak Anya ya?" Tanya Delvin.

Gavin hanya mengangguk untuk merespon pertanyaan Delvin. Bagi Delvin tidak mengejutkan lagi mendapat respon seadanya dari Gavin. Jadi, Delvin bisa memaklumkan karena memang sikap Gavin seperti itu.

"Kak Anya belum ba-" Delvin menghentikan ucapannya ketika tiba-tiba saja Anya telah duduk di samping Gavin.

Gavin menaikan sebelah alisnya. Sedangkan Anya sedang asik mengulet di samping Gavin.

"Hoammmm." Anya menguap tanpa melihat sekitarnya sedikit pun.

Penampilan Anya saat ini pun sedikit mengerikan. Bulatan matanya menghitam, rambutnya berantakan seperti singa yang baru bangun tidur.

Anya terkejut ketika menyadari Gavin sudah ada di sampingnya sambil menatapnya dengan tatapan aneh.

"Ga-Gavin?" Ucap Anya sedikit terbata-bata.

Gavin hanya tersenyum kikuk ke arah Anya.

"Nga-ngapain lo kesini?" Tanya Anya kepada Gavin.

Delvin memberi isyarat kepada Anya untuk menghapus sisa iler yang masih menempel di pipi nya. Dengan cepat Anya menutup wajahnya dengan satu tangan nya. Satu tangan nya lagi ia gunakan untuk menghapus sisa iler yang menempel di pipi Anya.

"Mending lo mandi." Ucap Gavin membuat Anya menghentikan aktivitasnya itu.

"Iya-iya mandi, tapi nggak apa-apa lo nunggu lama?"

"Gue udah nunggu 1 jam dari tadi."

Anya dan Delvin secara bersamaan membulatkan matanya. Benar saja apa yang dikatakan oleh Lika. Ternyata Gavin benar-benar sudah menunggu lama. Sedangkan Anya maupun Delvin 1 jam yang lalu masih asik dalam mimpinya.

"Maaf Gav, udah buat lo nunggu lama." Ucap Anya penuh dengan penyesalan.

"Nggak apa-apa, gue tunggu 30 menit."

Anya pun langsung bergegas pergi untuk mandi. Anya tidak ingin terlihat menakutkan lagi di depan Gavin. Sudah cukup Anya memalukan diri nya sendiri. Kali ini tidak akan terulang lagi, semoga saja.

****

Sesuai ucapan Gavin, Anya berhasil mandi dan sudah cantik dalam waktu 30 menit. Kini Anya sudah wangi, wajahnya pun terlihat lebih segar. Setidaknya kali ini lebih baik, dari pada tadi, saat Anya baru bangun tidur.

AmitiéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang