Write - 4

148 21 1
                                    

Nano-nano Rasanya
Dwinaini (Dwinaini)
029-WYS

~~•~~

Pertama kali saya menulis di Wattpad itu, ketika saya sudah merasa bosan dengan cerita-cerita yang ada di dalamnya. Bosan dengan alur cerita yang mudah saya tebak dengan hanya membaca sebagian bab.

Dari sana saya mulai tertarik. Setelah lama menjadi pembaca, saya mulai belajar mengetahui bagaimana membuat suatu cerita. Bagaimana meletakkan bumbu-bumbu konflik yang bisa membuat para pembaca terbawa dengan suasana. Dengan ilmu saya yang masih di bawah rata-rata. Saya mulai mengetikkan beberapa kata menjadi beberapa kalimat. Berusaha sekeras mungkin mengeluarkan imajinasi yang sudah menumpuk di pikiran.

Satu per satu bagian cerita sudah berhasil saya buat. Karena rasa antusias yang meluap-luap, langsung saja saya publish tanpa merivisinya lebih dulu.

Dalam hati saya mulai harap-harap cemas. Takut jika nanti ada yang memberikan vote atau semacam komentar pada cerita saya. Tapi setelah menunggu lebih dari 1 minggu, tidak ada satupun vote atau komentar yang masuk. Sempat saya putus asa, merasa kalau karya saya memang tidak layak untuk disajikan kepada para pembaca. Dan waktu itu, langsung saja saya unpublish karya saya dari Wattpad.

Satu bulan berlalu, saya masih sama putus asanya. Diri saya menilai kalau karya saya memang benar-benar buruk, sampai membuat saya merasa kapok untuk kembali membuat cerita. Tapi saat itu, ketika saya di sekolah membicarakan topik seputar Wattpad dengan teman, saya sedikit-sedikit mulai curcol. Saya bilang, kalau saya sempat membuat cerita lalu dipublish. Semua saya ceritakan, mengenai saya yang tidak mendapat satupun vote dan komentar , bahkan tidak ada pembaca yang mampir di lapak saya.

Selama masa curhat itu, teman saya memberikan saya beberapa petuah. Bagaimana cara supaya cerita saya dilirik pembaca kemudian mendapat vote atau komentar. Saya yang memang dulu haus vote, mengangguk-angguk mengerti dan melaksanakan apa yang disarankan teman saya.

Setiap hari saya gencar promosi di wall pengguna wattpad. Mengajak mereka untuk membaca cerita saya kemudian saya memberi mereka feedback. Dan hasilnya, saya mendapatkan banyak vote. Hati saya girang bukan main. Benar-benar nano-nano! Saya beranggapan kalau sekarang karya saya sudah layak untuk dibaca.

Saya terus menulis, melanjutkan kisah dalam cerita sesuai dengan apa yang ada di imajinasi. Mencoba keras untuk memberikan bumbu perenyah agar pembaca bisa terbawa suasana dan mem-favoritkan cerita saya.

Semakin dalam saya masuk dalam dunia wattpad, semakin banyak juga waktu yang saya gunakan untuk mendalami dunia kepenulisan. Saya mendapatkan banyak hal-hal baru termasuk fakta kalau vote bukanlah segalanya. Meskipun vote juga berpengaruh pada mood saya, saya lebih suka kalau pembaca benar-benar rela memberikan saya bintang tanpa ada unsur memberi saya feedback. Sekarang kalau ada pembaca yang memberikan saya vote dan komentar karena unsur itu, saya merasa mereka hanya membalas perbuatan saya, dan menghargai saya yang sudah memberikan bintang pada mereka. Jadi saya putuskan untuk berhenti promosi. Mungkin hanya sesekali saya promosi, tidak segencar sebelumnya.

Kemudian saya kembali menulis, membiarkan cerita saya berjalan sesuai dengan alur yang diharapkan. Tapi saat itu saya kalap. Dunia nyata saya terlantar karena terlalu fokus pada dunia maya. Dan saat itu juga saya ditentang habis-habisan oleh orangtua.

Mereka melarang saya untuk kembali menulis. Melarang saya untuk menciptakan karya. Saya tentu tidak terima dengan putusan sepihak. Jadi saya putuskan untuk berhenti sejenak. Setelah lumayan lama, saya berbicara pelan-pelan. Berkata kalau ini adalah hobi saya. Kalau menulis adalah salah satu cara saya untuk berekspresi. Awalnya memang sulit, tapi lama-kelamaan mereka membiarkannya. Membebaskan saya menulis dengan syarat bisa membagi waktu saya dengan baik.

Sampai saat ini saya masih terus menulis, meskipun semua cerita di akun saya untuk sementara dihapus, karena saya kelas 12. Saya juga masih belajar bagaimana menulis dengan baik dan sesuai dengan EBI. Dan saya juga masih berharap, karya saya bisa menjadi sesuatu yang saya banggakan.

A Moment To Remember - Write Your StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang