Write - 8

197 49 11
                                    

Kisah Dunia Oranye
Zayfan (Zayfanhuer)
036-WYS

~~•~~

Kelas IX bukan lagi masa untuk bersenang-senang. Aku harus sungguh-sungguh. Saat itu, aku tidak hanya membaca angka dan rumus-rumus. Sungguh, hal itu akan membuat kepalaku ingin pecah.

Meminjam novel di perpustakaan sekolah adalah salah satu pilihanku untuk meringankan beban pikiran sejenak. Namun, jumlah novel di sana sangat sedikit, yang membuatku kadang bosan kalau satu novel sudah habis terbaca.

Sore itu, hari dimana teman-teman kelasku di tempat les, sangat asyik menggosipkan sepasang kekasih. Entah kenapa, mereka begitu histeris, namun tak bisa kupungkiri, aku juga tertarik dengan pembahasan mereka.

Setiap hari selalu begitu, kalau istirahat, mereka akan hanyut dalam perbincangan seperti biasa. Pernah juga bercerita horror.

Aku yang notabenenya siswa pendiam di kelas, tak dapat menahan rasa penasaranku terhadap perbincangan mereka yang selama ini tak sengaja kudengar. Akupun membulatkan tekadku untuk ikut nimbrung dengan percakapan itu.

" Astaga, kok ada yah, cowok kayak Sena? Emang dia gak tega bersikap dingin sama Kena?" aku bertanya saking penasarannya.

Mereka yang tadinya sangat seru bercakap ria, langsung hening sejenak. Yah, mungkin mereka tak menyangka, aku ikut mendengar obrolan mereka. Bagaimana tidak, suara mereka juga sangat besar.

" Eem, yah gitu deh. Namanya juga tokoh fiksi."

Mataku membulat, maksud mereka, selama ini yang digosipkan bukan orang nyata?

"Maksudnya cerita?" tanyaku pada akhirnya, meski dengan suara yang sangat kecil.

" Iya, biasalah ... cerita di Wattpad," ujar salah satunya.

"Boleh pinjam, gak?" tanyaku

Nam, salah satu dari mereka,memberikan handphone-nya  kepadaku.

Refleks, aku menepuk jidat. Kupikir, cerita-cerita yang mereka maksud ialah  Novel. Ternyata, sebuah aplikasi yang sangat asing di telingaku, belum pernah kudengar sebelumnya.

Sejak saat itulah, aku lebih sering memegang HP. Bukan karena membaca status di fb, chat, dan sebagainya.

Melainkan membaca cerita-cerita di dunia oranye itu. Aku juga paling irit kalau masalah kuota. Mematikan data seluler, lalu membaca semua cerita yang ada di perpustakaan dengan offline. Berbulan-bulan lamanya seperti itu. Tapi tentu saja, aku baru bisa membaca kala sebelum mau tidur. Dari pagi sampai siang, belajar di sekolah. Sore sampai malam, ikut les. Gara-gara itu, aku jadi sering begadang.

Hingga suatu saat, aku baru mengenal istilah readers gelap.

Readers gelap? Maksudnya apa?
Itu pertanyaan yang langsung terbersit di pikiranku.

Setelah tahu maknanya, bahwa readers gelap adalah pembaca yang tidak Vomment cerita yang dibacanya. Meski menyukai cerita tersebut, tetap saja tidak memberi dukungan suara.

Aku mulai merubah kebiasaan burukku. Memvote cerita yang kusuka.

••••••

Saat ada tugas kelompok Bahasa Indonesia, ide untuk membuat cerita di wattpad terlintas di kepalaku.

Aku menulis cerita baru bagian pertama. Bahkan, tanpa kaidah menulis yang baik. Saat itu, aku benar-benar buta dalam hal kepenulisan. Menulis asal jadi, istilahnya.

Satu minggu kemudian, hal yang membuatku senang bukan main. Sampai lompat-lompat di kelas yang masih sunyi. Pagi itu, keadaan kelas yang sepi membuatku iseng melihat cerita yang kupublish minggu lalu.

Dan ...
Itulah yang membuatku kegirangan ...

Angka sembilan di dekat simbol mata.
Menandakan bahwa, sudah ada sembilan orang yang membaca ceritaku yang berjumlah 270 kata itu.

Aku merapalkan kata-kata syukur.
Bayangkan! Dalam seminggu sudah ada sembilan orang yang baca ceritaku.

Yah, itulah awal aku menulis cerita di wattpad. Genre spiritual, yang bukan main sangat tidak logis dan sinetron. Haha.

Tapi aku terus aja mempublish hingga beberapa bab.

Lalu kemudian, melihat angka nol di simbol bintang, membuatku putus semangat.

Aku kembali menjadi pembaca saja di dunia berwarna kunyit itu.

Membiarkan ceritaku begitu saja. Menggantung, lagian tidak ada yang akan menunggu lanjutan ceritaku.

Beberapa minggu kemudian, semangat itu datang lagi, saat bintang pertama diberikan oleh sebuah akun yang tak kukenal.

Hingga tiap beberapa hari, notifikasi bermunculan.

Dan yang paling membuatku euforia adalah saat ada yang komen panjang, menebak-nebak jalan cerita yang kubuat, dan mengatakan selalu menunggu update-an ceritaku.

Sungguh, jika saja hari itu aku diberi kesempatan untuk punya dua sayap, mungkin saat itu aku sudah terbang melayang-layang.

Tapi ...
Rasa malas itu datang lagi...
Sudah hampir setahun, cerita itu kupublish di Wattpad, viewers-nya bahkan sudah sampai dua puluh ribuan.

Seharusnya aku euforia lagi...
Akan tetapi...
Jumlah vote dan yang membaca bagaikan 1:20.
Dengan rasa berat hati, kuunpublish semua cerita yang pernah kubuat. Berjamur di draft.

Hingga dua tahun telah berlalu ...
Aku menemukan sebuah akun khusus grup kepenulisan di wattpad. Kebetulan, saat itu grupnya open member.

Dengan semangat, aku mengikuti audisi tersebut. Mengajak temanku yang juga suka menulis.

Hal yang membuatku sangat galau segalau-galaunya ialah ...

Aku tidak lulus di audisi open member itu, sedangkan teman yang kuajak lulus.

Saat sudah yakin tak ada harapan...

Salah satu member menghubungiku via Line.
Dan mengatakan ...
Akan menerima anggota baru lagi, dan memberitahu, bahwa aku diterima sebagai anggota.

Yah mungkin dari situlah, semangatku untuk menulis terus berkobar. Haha.

Aku tak lagi memikirkan berapa banyak pembaca dan votes, yang jelas aku bisa menyalurkan hobi lewat menulis. Tentunya dengan terus mempelajari kaidah yang benar.

Di wattpad, juga ada real friendku yang senantiasa mendukung dan memberi semangat.

Ada juga author M/T yang selalu mengoreksi ceritaku. Satu-satunya author cerita favoritku yang sangat ramah.

Dan, semenjak sebulan bergabung dengan grup kepenulisan, teman-temanku di wattpad juga bertambah. Saling bertukar pendapat, feedback, dan lain-lain.

Mungkin hanya sekian yang bisa kuceritakan mengenai pengalaman yang kulalui di dunia oranye tersebut.

A Moment To Remember - Write Your StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang