Pengalaman Menarik Selama Menggunakan Wattpad
Alnira (Alnira03)~~•~~
Pertama kali mengenal Wattpad di tahun 2014, waktu itu aku masih sebagai pembaca dan belum terpikir untuk memposting cerita di sana. Dua bulan dari sana aku mulai tertarik untuk menulis kembali, meneruskan hobi lama yang sempat terhenti.
Kebetulan waktu itu aku sudah punya sebuah cerita yang aku buat tahun 2009 baru sekitar tiga belas bab dan belum aku lanjutkan lagi. Aku mencoba memposting bab per bab di wattpad, awalnya tidak ada yang membaca, tapi kemudian beberapa orang nyasar juga ke akunku dan membaca cerita itu, aku ingat dulu ceritaku hanya dibaca tidak lebih dari sepuluh orang, tapi melihat dukungan dari mereka untuk terus melanjutkan cerita, membuat semangatku tersulut.
Crazy Proposal, karya pertamaku yang aku selesaikan dalam kurun waktu lima tahun, pertama kali aku publish di wattpad. Setelah menyelesaikan cerita itu, entah kenapa semangatku semakin terulut dan akhirnya menelurkan karya lain. Jujur aku tidak pernah promosi ceritaku kemana-mana, hanya kubiarkan saja di sana. "Kalau ada yang mau baca ya syukur, kalau nggak juga nggak papa," pikirku waktu itu.
Aku bahkan tidak bercerita dengan teman-temanku kalau aku menulis di wattpad. Saat itu aku lebih nyaman ceritaku dibaca oleh orang yang tidak terlalu mengenalku. Semakin lama pembacaku bertambah dari yang tadinya hanya bisa dihitung dengan jari, bertambah menjadi ratusan orang, dan sampai sekarang ribuan orang. Aku tidak pernah membayangkan akan dititik ini, bagiku menulis adalah hobi, bukan sebuah tuntutan. Karena kalau itu sebuah tuntutan aku pasti tidak akan enjoy lagi mengerjakannya. Malah terasa seperti beban.
Itu kenapa aku tidak pernah mempunyai target pembaca, target vote, target like, target komentar. Maaf aku tidak sedang menyindir siapapun, aku hanya menceritakan sesuatu dari sudut pandangku. Karena bagiku kalau aku menetapkan standar seperti itu dalam diriku, kalau tidak tercapai pasti ada rasa kecewa. Apalagi aku orang yang mudah kecewa. Kalau aku memberikan standar seperti itu, artinya pembaca juga bisa memberikan standar yang sama, pembaca bisa memintaku untuk menulis apa yang mereka mau, bukan apa yang aku mau. Cukup adil kan?
Sama seperti buku yang ada di etalase, pilihan membeli ataupun tidak ada pada si pelanggan. Kita tidak bisa memaksa orang untuk membeli apa yang dia tidak mau. Itu di luar kuasa kita.
Lagipula bagiku hal itu bisa dijadikan feedback, kalau memang cerita itu bagus pastinya pembaca tidak akan sungkan menekan tanda bintang dan menuliskan pendapat mereka. Aku bisa mengatakan hal ini karena aku mengalami sendiri sejak pertama kali bergabung di wattpad, aku yang dulu belum punya pembaca sama sekali sampai sekarang memiliki followers 164.000 bukan tanpa lika liku. Komentar negatif sampai ceritaku di plagiat sudah pernah aku rasakan. Ada kalanya aku sempat emosi tapi setelah dipikir-pikir lagi, itulah yang dinamakan proses.
Setiap makhluk hidup tidak bisa menghilangkan satupun proses dari sistem kehidupan yang sudah ada, manusia lahir harus menikmati fase bayi lebih dulu, bukan langsung dewasa, dia juga tidak bisa meminta atau bahkan mengancam Sang Pencipta untuk langsung menjadikan dia dewasa.
Begitu juga hal lainnya, banyak hal yang bisa kita jadikan pelajaran, segala sesuatu yang instan akan hilang dengan cara yang instan pula, jadi kenapa kita tidak menikmati prosesnya?
Aku sendiri bukan tidak memiliki target dalam diriku, kalau menurut beberapa temanku, aku ini tipe orang yang ambisius saat aku menginginkan sesuatu, tapi aku biasanya memforsir diriku sendiri untuk mencapai ambisi itu. Seperti dalam menulis, saat ini aku punya target untuk menyisihkan waktu dua sampai tiga jam dalam sehari untuk menulis, supaya aku bisa konsisten. Atau aku punya target harus bisa menyelesaikan satu cerita dalam waktu tiga sampai empat bulan, ada atau tidak ada pembaca aku harus mencapai target itu. Atau aku menargetkan untuk membaca minimal dua buku dalam seminggu untuk menambah wawasanku. Itu caraku belajar untuk meningkatkan kualitas diriku dalam menulis.
Aku seorang marketing, aku belajar cara untuk memikat nasabah dengan cara memberi pengertian kalau produk yang aku tawarkan memang berguna untuk dirinya, bukan dengan jalan memaksa. Kalau aku gagal menyakinkan nasabah untuk membeli produk yang aku tawarkan, itu artinya aku harus lebih meningkatkan skill-ku, menambah wawasanku. Aku juga seorang trainer, aku tahu bagaimana takutnya para trainee saat membayangkan terjun ke lapangan, itu kenapa aku selalu bilang, "Kamu nggak perlu takut, apalagi sampai menghalalkan segala cara untuk menggaet nasabah supaya target tercapai, pelajari produknya, pahami konsepnya, lakukan dengan cara yang benar, dan jangan lupa berdoa." Aku selalu meminta mereka menikmati pekerjaan itu jangan dijadikan beban, apapun yang dijadikan beban pasti hasilnya tidak akan baik. Itu juga yang aku terapkan dalam menulis.
Dan aku juga punya prinsip aku bukan penulis pesanan, aku memang banyak mengambil kisah cerita dari sekitarku, tapi mereka tidak bisa mengatur plot yang ada dalam tulisanku, eksekusi tetap ada di tanganku, aku tidak membiarkan diriku gamang karena menyertakan dua kepala dalam ceritaku. Seperti rumah tangga, ada kepala keluarga di dalamnya, seorang istri dan anak yang bisa memberikan pendapat tapi keputusan tetap ada di tangan kepala keluarga, kira-kira seperti itulah cara aku menulis. Ketegasan itu harus ada, apalagi di wattpad yang ceritanya di posting bab per bab, pasti ada saja kan beberapa orang yang menginginkan jalan cerita seperti ini, seperti itu dan seterusnya. Aku tidak membiarkan diriku hilang arah, karena pemikiran orang lain, tapi bukan berarti aku tidak menerima kritik dan saran, kalau itu saran dan kritik yang membangun, atau tentang ada kesalahan dalam caraku menceritakan sebuah hukum atau cerita, aku pasti tidak akan tutup mata, tapi kalau mengatur plot, meminta adegan ini ada atau tidak ada, aku tidak bisa.
Empat tahun aku melang-lang buana di dunia wattpad, dengan 22 cerita yang aku tulis, ada yang masih berjalan ada juga yang sudah selesai, itu semua bukan tanpa lika-liku yang panjang, mungkin kalau dijelaskan satu persatu pasti akan panjang sekali. Bagiku setiap orang punya idelisme-nya masing-masing dalam menulis, dan ini adalah pengalaman dan juga cara pandangku dalam menulis.
Awal menulis aku seperti sedang mencari jati diri, gaya apa yang bisa aku pakai dalam menulis sebuah cerita, ciri apa yang membedakanku dengan orang lain, menurut seseorang yang sudah pakar dalam menulis, itu adalah bagian paling penting yang harus dimiliki oleh penulis. Ciri khas.
Ada beberapa orang yang memilih menulis fiksi remaja, fanfiction, chicklit, romance, action, fantasi sampai cerita erotis seperti yang kau kenal fifty shades of Grey, bagiku sah-sah saja, setiap orang punya idelisme-nya masing-masing. Punya cara sendiri untuk membawakan cerita mereka dan percayalah setiap orang tidak akan senang kalau ada yang menganggu idealisme-nya.
Cerita ini aku tulis untuk teman-teman yang ingin berlajar untuk menulis, aku menceritakan ini supaya punya gambaran untuk teman-teman yang masih ragu untuk menulis. Aku yakin teman-teman akan menemukan cara sendiri dalam bercerita dan menuangkannya dalam sebuah karya. Be your self, guys.
Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Moment To Remember - Write Your Story
Non-FictionMerayakan satu tahun berdirinya grup kepenulisan @RebellionID, kami mengadakan event bertajuk 'A Moment to remember'. Write your story adalah satu kategori lomba yang kami adakan. Di sini kami menantang peserta menuliskan kisahnya berdasarkan penga...