Write - 31

35 14 5
                                    

Kecemplung atau Niat?
Atikah Rahma (amoraksara)
092-WYS

~~•~~

Halo pengalaman, ketemu lagi di dalam otakku.
Dalam menulis ini, aku harus menggali lagi pengalaman-pengalaman di dunia oranye. Awal aku bisa ada di aplikasi berwarna jeruk ini, bagaimana aku menjadi pembaca, bagaimana aku menjadi penulis yang benar-benar amatir, bagaimana aku bergabung di grup kepenulisan, hingga bagaimana pengalamanku saat ini.
Chip tentang kepenulisan aku gak tau ada di sebelah mana otakku, tapi sedikit demi sedikit aku bisa kembali mengingat apa alasan aku ingin menjadi seorang penulis.
Baik, aku akan mulai menceritakan dulu mengenai awal aku menulis. Aku mulai menulis beberapa cerita fiksiku yang benar-benar terasa amatirnya pada saat aku masuk SMK dan aku belum mengenal yang namanya dunia oranye. Aku pun menuliskan ceritaku tanpa membuat yang namanya outline, makanya bisa terasa hambar ketika aku baca ulang. Saat itu aku menulis di dalam buku, tidak dibantu dengan laptop atau komputer.
Kebetulan sekali aku punya teman sebangku yang juga suka membuat cerita, jadi terkadang kita suka bertukar pikiran. Ketika aku mulai mengetikkan naskahku pada laptop, temanku yang lain dengan sukarela membantu untuk mengetik ceritaku.
Pada saat kelas dua belas, aku melihat temanku yang sedang fokus pada ponselnya.
Aku bertanya, “Eh itu lagi baca apa deh?”
“Baca cerita di wattpad,” jawabnya.
“Itu apaan sih?” Saat itu aku benar-benar merasa tertarik. “Itu bisa buat nulis cerita juga?” tanyaku lagi.
“Gak tau deh, tapi kayaknya sih bisa,” sahutnya.
Temanku pada saat itu benar-benar tidak tahu cara buat cerita di wattpad, aku yang memang tipe orang penasaran pun akhirnya memasang aplikasi oranye ini di ponselku. Saat aku otak-atik aplikasinya, jujur aku merasa sangat senang. Aku merasa memiliki wadah untuk hobi menulisku.
Aku akhirnya dengan semangat menuliskan cerita yang sudah aku buat. Ketika aku merasa stuck, aku pun mencari beberapa cerita yang bagus. Awal sekali aku menemukan cerita-cerita yang ternyata tata bahasanya berantakan, aku merasa biasa saja saat itu, dan baru aku sadari setelah beberapa kali baca cerita lain yang ternyata lebih rapi.
Dimulai saat aku baca dan cari cerita yang tulisannya lebih rapi. Sering kali membaca cerita yang benar-benar rapi dalam penulisan, aku melihat tulisanku ternyata tidak jauh beda dengan cerita yang aku baca pada awal-awal. Aku merasa minder, sehingga akhirnya aku tarik tulisanku.
Aku benar-benar berhenti menulis, aku fokus membaca dan memperhatikan bagaimana cara penulis-penulis menuliskan naskah mereka dengan baik. Setelah aku rasa cukup, aku mulai menciptakan ide untuk ceritaku lagi. Beberapa kali aku merasa belum puas, jadi lah aku beberapa kali menarik ceritaku.
Hingga pada akhirnya hanya ada satu cerita yang bisa bertahan sampai saat ini. Aku berterima kasih kepada penulis-penulis yang memberikan aku inspirasi secara tidak langsung. Tapi aku belum merasa cukup dengan pengetahuanku yang hanya menjadi seorang pembaca, aku mulai mencari grup kepenulisan. The WWG lah yang pertama aku lihat.
Pada saat aku mencari grup kepenulisan ini, ternyata The WWG sudah close member, aku tunggu sampai akhirnya bisa opmem lagi. Pada saat opmem itu lah aku bisa masuk di grup kepenulisan ini. Aku merasa benar-benar dipacu di The WWG. Aku menjadi makin yakin untuk mendalami mengenai kepenulisan.
Ceritaku sangat sepi peminat, tapi alasanku menulis cerita ini adalah untuk kesenangan pribadi. Jadi, sebuah ketenaran bagiku hanya sebuah bonus atas kerja kerasku. Aku bahkan berharap wajahku tidak tersorot oleh kamera. Biar tulisanku yang dikenang, tanpa perlu tahu wajahku.
Kalau memang karyaku layak untuk dibaca, aku berharap juga karyaku tidak menjerumuskan orang pada hal yang lebih buruk. Sebaliknya, aku justru ingin karyaku memiliki faedah bagi para pembaca.
Sampai saat ini aku merasa bersyukur bisa menemukan aplikasi berwarna jeruk ini. Senang bisa membaca, tapi juga senang mendapat teman baru yang juga berkecimpung di dunia oranye.
Suatu karya akan memiliki cita rasa saat kita benar-benar mengerahkan perasaan saat membuatnya.

-Amoraksara

A Moment To Remember - Write Your StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang