1

4.4K 174 0
                                    

seorang laki laki dengan rambut yang dijambul ala ala itu berlari dengan kencang demi menghindar dari seseorang yang sekarang sudah berubah menjadi hulk. Sampai akhirnya dia mengumpat di bawah kolong salah satu meja kantin yang kosong.

Sambil mengatur nafasnya dia bergumam "jangan ketauan kek, bisa jadi perkedel nanti"

Sayang doanya tidak terkabul, sebuah suara membuat badannya merinding sendiri yang berasal dari belakangnya-

"Kau tidak bisa lari lagi tuan"

Dia langsung membalikkan tubuh dan langsung mendapati seorang gadis yang sudah berjongkok agar tubuhnya sejajar dengannya sambil tersenyum miring. Harus banyakin doa nih kayanya.

"Renzya Thomas Willyam"

Ah!nada bicara itu!-

"Baik tuan putri"

Laki laki bernama Renzya itu langsung keluar dari tempat persembunyiannya dan setelah itu dia langsung meringis kesakitan saat gadis di hadapannya kini sedang menjewer kupingnya kencang seraya menariknya berjalan.

"Aduh!aduh!sakit!"ringis Renzya

"Kalau gak mau sakit gausah bandel, kan udah dibilang jangan bandel, jangan cabut tapi masih aja, jadi ini udah resiko"omel gadis itu

Tepat saat di depan kelas dengan papan yang bertuliskan 11C-IPS di atas pintu, gadis itu langsung membawa Renzya masuk-

"Assalammualaikum!"

"Waalaikumsalam!"

Renzya mengerucutkan bibir kesal saat tubuhnya dipaksa duduk di mejanya oleh gadis itu-

"Wish ada apa dengan pak bos?!"

Sementara yang lainnya malah tertawa, pemandangan ini sudah berulang ulang kali terjadi dan itu selalu saja masih bisa sebagai penghibur atau tontonan.

"Kalian juga duduk!kalau kalian gak cabut pasti dia juga gak cabut!"perintah gadis itu pada tiga laki laki di depannya

Tiga laki laki itu sontak langsung duduk di mejanya, mereka lebih milih nurut daripada nanti malah kena amukan singa betina.

"Awas ya sampe ketahuan cabut nanti, liat aja!"ancam gadis itu

"Kalian aduin aja ke gue!"teriak gadis itu pada semua siswa yang ada di kelas itu lalu berlalu pergi ke kelasnya

"Always like a princess"

***

Gadis dengan rambut dibawah bahu yang dikuncir kuda itu berjalan dengan cepat ke kelasnya. Tak jarang sapaan sapaan ia terima.

"Assalammualaikum!"salamnya

"Waalaikumsalam!"

Gadis itu langsung duduk di mejanya, tangannya langsung meraih benda pipih dengan casing bergambar wajah panda-

"Woi!"

Gadis itu langsung tersentak saat seseorang menepuk pundaknya dari belakang secara tiba tiba, dia menoleh "jangan iseng bisa gak?!"

"Enggak"

"Diem!"

"Iya tuan putri Renandya Afahranda Dirga"

Gadis yang bernama Renandya itu memberengut sebal lalu kembali memainkan ponselnya tak menghiraukan gangguan gangguan dari orang di belakangnya.

"ISH RAMBUT GUE!"

"EVAN ANDALAS BRIPTA, DIEM GAK?!"

Evan langsung kabur keluar kelas saat gadis yang dijahilinya sudah mulai menggunakan nada tinggi. Sedangkan Renandya sendiri langsung kembali memainkan ponselnya.





No to ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang