Sudah dua hari dua insan itu belum juga saling bertemu bahkan tatap muka-pun belum pernah. Dya datang sangat pagi dan berdiam diri di ruang dance dan pulang bersamaan siswa siswa lainnya lalu ke ruang dance, dan tidak pernah istirahat. Dya seperti hilang di telan bumi.
Dan acara pensi sudah bisa dihitung oleh jari dan pasti anak dance juga sudah lebih sibuk lagi
"Renzya nyariin lu terus"ucap Sasha tiba tiba
Dya mendengus "udah gue bilang jangan bahas dia dulu"
"Tapi lo gak bisa kaya gini terus sama dia"ucap Cinta
"Gak sekarang, gue harus fokus buat acara pensi"ucap Dya
Dya melangkahkan kakinya keluar dari kelas dengan tas yang disampirkan di bahunya. Namun langkahnya terhenti saat melihat seseorang yang tak asing di lapangan sedang bermain bola bersama teman temannya.
Ada perasaan rindu dan sakit yang bercampur di hatinya
"Ini yang dibilang nyariin gue?"gumam Dya yang berusaha agar cairan itu tak lagi menetes
Setelah itu dia langsung masuk ke ruang dance
***
Hari ini, hari dimana pensi diadakan. Sekolahnya sudah sangat meriah dihias oleh bermacam macam rupa, lalu panggung dilapangan, stand stand makanan atau aksesoris, dan juga orang yang sudah mulai berdatangan. Banyak tamu yang datang dari sekolah lain juga.
Acaranya dimulai dari jam dua siang sampai jam sebelas malam
Sejak pagi Dya terus berlatih agar gerakannya benar benar bagus begitu juga dengan yang lainnya.
"Ka, sekarang bagian kaka yang di make up"ucap salah satu dari anak dance kelas sepuluh
Dya menoleh "bilangin ya, saya dandan sendiri aja"
Dya melihat pantulan dirinya di cermin besar, lalu dia mulai memoles wajahnya dengan make up tipis. Lalu dia menguncir rambutnya sedikit tinggi dan memberi titik titik putih ke bagian atas jidatnya seperti anak dance yang lainnya.
Dya mengenakan skinny jeans hitam dengan bagian robek robek di lututnya dan crop tee berwarna putih dengan gambar bibir yang dipenuhi darah di tengahnya.
Namun dia mendobel itu semua dengan rompi panjang semata kaki yang menutupi seluruh pakaiannya. Rompinya berwarna merah dengan gradasi emas membuatnya tampak elegan, dan di rambut Dya ada semacam flower crown kecil berwarna emas di kepalanya. Hanya Dya yang memakai rompi.
"Dance lima menit lagi ya!"teriak Indah selaku OSIS yang menjaga backstage
"Guys!"teriak Dya untuk meminta anak eskul dance berkumpul
Setelah membuat lingkaran dan berdoa mereka langsung naik ke atas panggung yang memang bagiannya pembukaan.
Dya naik ke atas panggung diam diam dan masuk ke lingkaran yang sudah dibentuk anak yang lainnya dengan sebuah tarian kipas. Tak lama yang lainnya menyebar membuat formasi dan tinggalah Dya yang sudah dengan posisinya dan tersenyum tipis.
Suara lagu tradisional langsung terdengar
Dya menggerakan badannya, dia menari tarian Bali. Maranya melirik kesana kemari persis seperti ciri khasnya tarian Bali. Makanya hanya dia yang menari khas tarian Bali karna dia doang yang bisa melirikkan matanya seperti itu dan gerakan tubuhnya.
Sedangkan yang lainnya sudah menari tarian tradisional dari bermacam macam daerah. Hingga lagunya digantikan dengan suara sirene polisi.
Mereka semua langsung terdiam dan menunduk-
Sret!
Tepat saat suara sirene polisi berhenti dan digantikan dengan suara musik yang modern, Dya langsung melempar rompi dan flower crownnya dan langsung dance modern bersama yang lainnya.
Dya mengambil lagu dari salah satu lagu yang diputar di film 'The Mop'
Sontak semua siswa langsung berseru seru apalagi yang laki laki karna semua anak dance mengenakan baju yang sedikit ngatung, dan ada yang memakai celana pendek juga. Dya yang berada di tengah pun benar benar terlihat memukau dengan gerakannya, belum lagi make up naturalnya.
Anak dance memang selalu ditunggu tunggu pertunjukannya.
Setelah musik berhenti mereka semua membungkukan badan tanda berterima kasih dan langsung turun dari panggung dengan wajah lega.
"Okey, kita udah boleh istirahat!"teriak Dya
"DYA!"
Si empunya nama menoleh dan tersenyum melihat ketiga sahabatnya yang sedang berlari menghampirinya.
"Sumpah tadi lu keren banget!"pekik Tia
"Lu kok bisa ngelirik gitu pas nari Bali?"tanya Sasha
"Keren banget!"puji Cinta
Dya terkekeh
"Foto yuk!"ajak Tia
Tia memberi kameranya siswa yang tak sengaja lewat dan meminta tolong untuk memotret mereka
"Ke stand yuk!"ajak Cinta
"Gue ke backstage ya, cape"ucap Dya
"Yaudah deh, dada!"
Namun belum kakinya melangkah masuk ke backstage sebuah teriakan membuatnya menoleh. Varo dan Evan.
"Mau dong dilirik lirik neng!"goda Evan
"Lirikan matamu membuatku terpincut"timpal Varo terkekeh
Dya memutar bola mata malas
"Foto yuk!"
Sama seperti tadi Evan membawa kamera lalu meminta tolong untuk memotret mereka ke siswa yang sedang berlalu lalang
"Bye bye eneng yang lirikannya membuatku terpincut!"teriak Varo
KAMU SEDANG MEMBACA
No to Chance
Fiksi RemajaRenandya Afahranda Dirga, cewe tergalak yang pernah ada Renzya Thomas Willyam, cowo paling susah diatur Mereka sepasang kekasih. Anak anak lain menyebut mereka pasangan dengan sembilan nyawa- Kenapa begitu? Penasaran dengan cerita mereka? Yuk dibaca...