26

1.1K 61 0
                                    

Dya menghempaskan tubuhnya ke kasur, seminggu ini dia diliburkan karena anak kelas 12 akan melaksanakan UN.

Anugerah untuk kelas 10 dan 11, namun bencana untuk kelas 12

Walaupun setelah itu kelas 12 bebas, gantian kelas 10 dan 11 yang harus melaksanakan ujian kenaikan kelas.

Dya mengambil ponsel, menunggu notif dari sang pacar namun tak kunjung ada notif. Dia menggeram kesal "ini orang kemana sih ih?!"

Hampir seminggu Renzya terus hilang hilangan seperti ini, tapi kalau kata Zahram, Verrel, dan Kareef, pacarnya itu sedang sibuk dengan eskulnya, juga tugas yang tak kunjung berhenti datang.

Dya mendengus, dia bosan tapi dia juga mager.

Tok tok tok

Dya membuka pintu kamarnya-

"Ka, ada tante Ika"

Dya mengangguk lalu menutup pintu, dia membenarkan kuncirannya lalu keluar dari kamar. Dia salim ke Ika-adik dari mamahnya yang datang seorang diri.

"Dya, ke rumah oma dong"ucap Ika

Dya tersenyum "nanti deh, aku banyak tugas"

Tak lama dia kembali ke kamar, mengambil ponsel yang ternyata masih tidak ada notif dari siapa pun.

Dia menggumam "latihan perpisahan"

***

Seluruh anak dance berusaha mati matian untuk tidak melakukan kesalahan kali ini atau mereka akan terkena amukan dari sang ketua.

Tadi datang datang Dya langsung menaruh tas dan menyuruh semua berkumpul untuk pemanasan lalu langsung latihan untuk gerakan. Benar benar tidak ada candaan apapun dari mulutnya hari ini.

"Latihan selesai, besok jam tiga udah harus siap, gak ada kata terlambat atau gak usah ikut nari nanti"ucap Dya lalu mengambil tasnya

Dya langsung keluar dari ruangan dan berjalan pergi.

Bruk!

"HATI HATI DONG!"bentak Dya

Sedangkan yang tak sengaja menabrak langsung tersentak mendengar bentakan yang tiba tiba.

"Sorry sorry"

"Dya, lu bisa gak tolongin gue buat design tulisan gitu?"

"Bisa aja"jawabnya

"Serius?nanti gue bayar, soalnya buat semacam acara musik gitu"ucap Azka

Azka, ketua eskul marawis.

Dya mengangguk, lumayan juga kalau ada bayarannya padahal tadinya dia ikhlas

"Bisa diomongin sekarang gak?"tanya Azka

"Yaudah, tapi gue gak bawa kendaraan. Nebeng ya"jawab Dya

Dya langsung naik ke jok motor Azka, dan tak lama cowo itu langsung melajukan motornya. Mereka pergi ke sebuah cafe yang biasa didatangi oleh kalangan anak muda.

Dya menggelengkan kepala pelan melihat orang didepannya, Azka masih mengenakan baju koko namun di dobel dengan jaket bomber berwarna hitam, dan rambutnya yang masih sedikit basah. Tak heran beberapa kaum hawa mencoba melirik lirik ke arah mejanya.

"Gue gak ngerti ya, lo itu abis marawasisan, sholat, atau mau tebar pesona sih?"tanya Dya seraya melirik beberapa kaum hawa yang sedang melirik ke arah mejanya

Azka tertawa "marawis sama sholat lah, persiapan buat perpisahan"

Dya yakin kalau aja Azka memakai pecinya, kaum hawa disini langsung pada menjerit dan langsung minta di halal-in.

"Oke, lupakan. Jadi konsep acara musiknya gimana?terus gue design tulisan apaan?"tanya Dya

"Jadi konsepnya sih colourfull gitu yang penting, dan tulisannya bakal buat brosur sama di digital karna nanti juga kita minta beberapa orang yang terkenal di sosmed buat promosiin"jelas Azka

Dya mengangguk ngangguk "ini acara lo atau gimana?"

"Ini acara temen gue, cuman gue juga ada di bagian sana juga sih"jawab Azka

"Dan kalau ini jadi, lo bakal gue kasih tiket gratis deh"ucap Azka

"Boleh boleh"jawab Dya senang

Azka memanggil pelayan lalu memesan teh tarik hangat untuknya dan matcha milkshake untuk Dya. Masa iya cuman numpang duduk doang di cafe.

Dya sudah mempunyai gambaran untuk design-nya nanti

"Dance bakal ngisi perpisahan juga ya?"tanya Azka

Dya mengangguk

"Oh iya, nanti kalau designnya udah jadi lo kirim dulu aja lewat email ke gue ya"ucap Azka

"Oke, mungkin abis ini gue kerjain"ucap Dya

Setelah mengobrol mereka langsung pulang, tapi mengantar Dya dulu.

"Mayan juga ya gue kalo bikin design begini dapet uang"gumam Dya seraya menggambar ke sebuah kertas yang nantinya akan dia salin ke tab











No to ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang