18

1.3K 64 0
                                    

Renzya terdiam di kursi yang berada di balkon, tangannya mengusap wajah kasar. Pikirannya langsung terlempar saat pertama kali Dya menginjakkan kakinya di sekolahnya sebagai anak baru.

Iya dya adalah anak baru saat kelas 10 semester 2

Dya melangkahkan kakinya di koridor dengan langkah cepat dan wajah kurang bersahabat dikarenakan mood paginya sudah dirusak.

Langkahnya terhenti saat merasakan kepalanya terkena benturan-

Matanya memincing "woi hati hati dong!"

"Ya biasa dong"balas seorang cowo yang notabenenya kelas 12

"Mana bisa biasa!sakit pala gue ni!"omel Dya

Sedangkan di sisi lain Renzya, Verrel, Kareef, dan Zahram sedang mengobrol di gerbang tak jarang menggoda beberapa siswi yang sedang lewat. Namun mereka mengernyit saat mendengar keramaian dari arah lapangan.

Mereka berjalan menuju lapangan-

"Lo anak baru ya?!"tanya siswa tersebut

"Heh nama ortu gue bukan baru!"sentak Dya membuat semua orang yang mendengarnya tertawa termasuk siswa di depannya

"Ah lo mah suka bego!"ucap siswa itu

"Gue gak suka bego!"ucap Dya lagi

Suara tawa makin menggelegar

"Ah lo galak galak suka begitu, sana ke TU, tau gak lo?biar gue anter"tawar siswa tersebut

Dya menjetikkan jarinya di dahu "antar gue!"

Semua siswa berdecak kagum melihat keberanian Dya yang anak baru sudah berani memgomeli siswa kelas 12 itu dan sekarang siswa itu malah mengantar Dya. Bahkan mereka malah tertawa karna saling beradu bacot.

Semanjak itulah nama Dya langsung di kenal

"Itu bukan yang kemaren ya?"tanya Zahram ragu

"Iya?itu si cewe galak yang mukul kita pake tongkat baseball!"pekik Kareef

Renzya menggelengkan kepala tak percaya

"Bisa kejang kejang gue!"ucap Verrel

"Ikutin dia"ucap Renzya

Renzya tersenyum samar

***

Dya memakirkan motornya lalu menghampiri Alva yang sudah berdiri di dekat gerbang dengan tangan yang memegang beberapa gulungan karton.

"Lo nungguin gue atau gimana?jadi tersanjung"tanya Dya terkekeh

Alva tertawa "serah lo, lo udah janji mau bantuin gue. Ayo"

Ya, akhirnya Dya memutuskan untuk membantu Alva daripada dia malah ngegalau. Males banget dia.

Mereka berjalan beriringan di koridor, beberapa siswa mencuri curi pandang kepada dua insan itu. Sedangkan yang dipandangi malah asik mendiskusikan pekerjaanya nanti.

Sampai mereka masuk ke dalam ruang OSIS.

"Alva lo itu ya aduh, kartonnya jangan digituin"ucap Dya sebal

"Ya terus diapain?"tanya Alva ikutan sebal

"Ah tau ah, suka begitu lo mah heran kenapa bisa kepilih jadi ketos sih lo. Udah gue aja kerjain"ucap Dya sebal

Alva tertawa lalu berdiri tapi dia mengaduh saat kepalanya malah terbentur papan yang menggantung, sontak Dya langsung tertawa melihatnya. Kebetulan di ruang OSIS hanya ada mereka berdua.

Brak!

Mereka berdua menoleh

Bugh!

"Lo ngapain berduaan sama pacar gue?!"tanya Renzya dengan emosi, tangannya sudah menarik kerah Alva

Alva menghempaskan tangan Renzya dari kerahnya

"Lo-"

Baru saja satu tinjuan ingin mengenai wajah ketos itu, namun ada suara yang menghentikannya-

"Lo apa apaan sih hah?!"bentak Dya

"Minggir"ucap Renzya seraya menyingkirkan badan pacarnya

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Perkelahian antara keduanya tidak bisa dihentikan, bahkan semua barang barang di ruang OSIS malah jadi berjatuhan, Dya sendiri sudah kewalahan.

Dya mendorong tubuh Renzya secara paksa

"PERGI LO DARI SINI!"teriak Dya

"Kalau lo gak tau apa apa lebih baik diem daripada buat kerusuhan kaya gini!ini yang paling gue gasuka sama lo, lo nyimpulan sesuatu secara sendiri!"ucap Dya

"Lo pikir gue gak liat lo dikoridor jalan berduaan sama dia?terus lo ketawa ketawa sama dia di ruang OSIS berduaan!"ucap Renzya dengan menaikkan beberapa oktaf suaranya

"Jangan kasar lo sama cewe!"sentak Alva yang sudah siap maju namun badannya ditahan Dya

"GUE BILANG PERGI DARISINI!JANGAN BUAT RUANG OSIS JADI KAYA SAMPAH GARA GARA LO!"

"GUE BILANG PERGI!"

Renzya mengusap darah di ujung bibirnya lalu langsung keluar dari ruang OSIS membuat semua siswa yang menonton langsung membubarkan diri

Dya membalikkan badan "Alva, sumpah gue minfa maaf. Biar gue obatin"

"Bukan salah lo kok"ucap Alva

"Aduh muka lo jadi jelek banget"ucap Dya menggelengkan kepala

Dya menyuruh Alva duduk lalu mulai mengobati wajah ketos itu pelan pelan, sebelum itu dia menutup pintu OSIS terlebih dahulu

"Maaf ya Alva, ah pasti lo jadi males deh sama gue"ucap Dya

"Yang enggaklah, kan lo paling dabes"ucap Alva

Dya mengedarkan pandangannnya lalu menghela nafas berat "kita ada kerja rodi kayanya"

Alva ikut mengedarkan pandangannya

Ruang OSIS kini benar benar berantakan, meja dan kursi yang sudah kemana mana, hiasan pada copot, tugas yang tadi dikerjakan pada ancur, berkas berkas berserakan, dan masih banyak lagi.

"Beneran kerja rodi ini mah"

No to ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang