9

1.4K 76 0
                                    

Empat hari berlalu berarti skorsing Renzya sudah selesai. Dan selama itu juga antara Dya atau Renzya tidak saling menghubungi walau hanya sekedar menyapa atau menanyakan kabar. Tapi diam diam juga mereka berdua saling menghubungi sahabat pacarnya untuk menanyakan kabar.

Renzya berjalan dengan santai di koridor, seragamnya berantakan, rambutnya bisa dibilang cukup rapi walau hanya disisir asal oleh jari jarinya, lebam wajahnya sudah hilang. Gitu gitu Varo membalas tinjuannya kemarin.

"Diem gak lo?!ih, sana gih dah ke kelas!"

Dahinya mengernyit seperti mengenali suara itu

Dia membalikkan badan

Di ujung koridor kelas sebelas, seorang gadis yang rambutnya dikuncir kuda sedang mengomeli laki laki dihadapannya yang malah memeletkan lidah. Lalu ada lima orang lagi yang sedang menertawakan dua insan tersebut. Tunggu-

Sejak kapan pacarnya kembali menjaga koridor lagi?

Sahabat sahabatnya tidak ada yang menyampaikannya tentang ini

Tak jarang beberapa anak cowo mengusili gadis itu dan mendapatkan pukulan gratis, tapi tetap dia tidak suka. Dia melangkahkan kaki masuk ke kelasnya.

"Kenapa gak ada yang bilang ke gue kalau Dya jaga koridor?"tanya Renzya pada ketiga sahabatnya

"Kalau lu mau tau, lu lah yang nanyain kan lo pacarnya"jawab Kareef

"Kalau diliat liat kayanya Dya cocok sama Varo"celetuk Zahram

Renzya menoleh cepat "maksud lo?"

"Semenjak kejadian itu Varo sering banget ngintilin Dya, mereka cocok"jawab Varrel yang hanya berniat agar Renzya menyingkirkan dulu gengsinya

Renzya tersenyum miring "fine"

***

Istirahat tiba, Dya dan ketiga sahabatnya langsung meluncur ke kantin. Personil mereka ditambah oleh Varo yang tiba tiba duduk di situ dengam cengengesan.

Dya memutar bola malas

"Kaka kaka cantik, boleh lah gue duduk sini"ucapnya

Tia dan Cinta menaruh makanan mereka diatas meja dan memulai makan namun suara batuk Sasha membuat perhatian mereka teralihkan.

"Uhuk uhuk-itu Renzya sama siapa?"tanya Sasha menunjuk ke satu arah

Dya menoleh, matanya melotot saat melihat pacarnya sedang duduk satu meja dengan seorang perempuan dengan bando merah muda di kepalanya. Mereka hanya berdua.

Sedangkan perempuan itu menunduk takut saat menyadari pacar laki laki yang sekarang dihadapannya sedang melototinya. Dia juga enggak mau ini terjadi tapi Renzya tiba tiba langsung menariknya begitu saja. Tapi jujur hatinya merasa senang.

"Dia siapa?"tanya Dya pada Varo yang sedang asik memakan mie ayam

"Oh dia, anak kelas sepuluh IPA tiga, namanya Lala"jawab Varo

Dya tahu, gadis itu yang kemarin ketahuan lolos dari penjagaan koridor.

"Bang!sini bang!"panggil Varo ke Evan yang sedang berjalan

Evan langsung duduk di sebelah Varo

Nah ini. Abang ade yang sama sama iseng, iya mereka berdua itu adik kaka makanya sifat mereka gak jauh beda. Sama sama jail. Dya juga baru tau kalau Evan punya ade.

Dan karna itu juga Varo sering ngintilin Dya, ikutin jejak abangnya.

"Ada yang lagi kepanasan nih bang"sindir Varo melirik Dya

"Kalo panas ya mandi"ucap Evan seraya mengedipkan salah satu matanya ke Dya

Dya menggeram kesal

Duk!

"Adoh!"pekik Evan saat kepalanya dipukul menggunakan tutup tempat kerupuk

"Jahat banget lo"gerutu Evan

Dya bangkit dari bangkunya melirik ke meja pojok yang sudah kosong, dia langsung melangkah cepat. Matanya menyapu ke seluruh sisi koridor utama sampai sebuah senyum terbit dari bibirnya.

"Udah gue bilangin jangan macem macem, kok malah ngelunjak"ucap Dya dengan badan yang menyender di tembok

"Maaf ka, ta-tapi kak Renzya yang tadi narik saya"ucap gadis itu ragu ragu

"Maksud lo pacar gue yang ngejar lo gitu?!"tanya Dya dengan menaikkan beberapa oktaf suaranya

"Bu-bu-"

"Dia narik lo karna dia tau lo suka sama dia!lo masih suka ngasih dia barang!lo masih suka ngasih surat cinta ke dia!"bentak Dya

Kebetulan koridor sepi, dan Dya berada di lorong Menuju kelas sepuluh IPA yang pasti lorong itu ramai hanya saat pagi dan saat pulang sekolah.

"Ma-maaf ka"cicitnya

Dya berjalan mendekat, mensejajarkan tubuhnya dengan adik kelasnya itu. Dya memang bisa dibilang perempuan dengan tubuh yang tinggi.

"Gue gasuka milik gue diganggu sama orang"ucap Dya dengan suara rendah lalu berjalan pergi meninggalkan gadis itu yang sudah membeku di tempat dengan rasa takut yang luar biasa

Dya melihat Alsya dan Lisa yang berjalan dengan membawa jajanan, pasti buat anak anak penjaga koridor.

"Alsya!lisa!"panggil Dya

Kedua gadis itu menoleh dan tersenyum

"Kalian mau tau siapa yang lolos waktu itu?"tanya Dya

Keduanya mengangguk semangat

"Salah satu dari mereka namanya Lala kelas sepuluh IPA tiga, kalau dua temannya lu tanya sendiri aja sama orangnya nanti"ucap Dya

Alsya menggelengkan kepalanya "wuih, anak jauh bro beda jurusan"

"Nekat juga dia"ucap Lisa

Dya menepuk bahu Alsya dan Lisa "good luck"

Setelah itu dia berjalan pergi dengan senyuman tipis di wajahnya.


No to ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang