Bian menghela nafas berat, matanya menatap bintang bintang di langit. Ucapan kakanya tadi masih terngiang di kepalanya dengan jelas.
Tentang anak manja, tentang keluarga ancur, tentang ketidak pedulianya, dan juga lainnya.
Rasanya dia ingin balik dimasa TK, atau juga saat SD. Dimana dia tidak mengerti apa apa dan juga kakanya yang tidak sampai sebegininya.
***
Dya berjalan di koridor dengan cepat dan jangan lupakan ekspresi tak bersahabat diwajahnya membuat siswa siswa yang tadinya berniat untuk menyapanya diurungkan.
Semua siswa sepertinya sudah mengerti seperti bagaimana wajah Dya kalau sedang tidak bersahabat lalu jangan disapa atau akan terkena amukan.
Sebuah bola mengenai kaki Dya membuat Dya berhenti melangkah-
"Sayang, tendang bolanya!"
Dya mengambil bola di kakinya lalu berjalan mendekat ke lapangan, matanya menatap satu persatu teman pacarnya disana "bisa bicara dengan Renzya sebentar?"
Mengerti apa yang dimaksud, cowo cowo disana mengangguk lalu berlalu pergi sambil tersenyum
Buk!
Bola itu terlempar mengenai perut Renzya
"Apa apaan sih lo?!"
"Lo yang apa apaan?!"tanya Dya balik
"Lo lupa kemaren ada janji?"tanya Dya
Renzya tampak berpikir lalu tak lama ia menepuk dahinya "maaf sayang aku lupa, kemaren aku ada sparing sama sekolah lain"
"Gue gak masalah lo gak dateng tapi bisa gak sih lo kabarin gue?!jangan buat gue keliling kemana mana"ucap Dya
"Gue lupa sumpah"ucap Renzya
"Gak usah sumpah sumpahan"sentak Dya
"Lo bisa gak sih kalau khawatir ya bilang gausah marah marah kaya gini, turunin dikit gengsi lo!"ucap Renzya dengan nada tinggi
Dya terdiam
"Bilang kalo khawatir, tapi jangan marah marah!"ucap Renzya lagi
"Susah ya ngasih perhatian yang beda?"tanya Dya pelan
"Gue cuman minta dikabarin gak lebih, susah ya?"tanya Dya
"Susah ya bilang khawatir tanpa marah marah?"tanya Renzya juga
Keduanya terdiam saling menatap hingga mereka langsung pergi belawanan arah tak peduli jika sejak tadi mereka sudah dibuat menjadi tontonan, walau siswa siswa itu tak bisa mendengar apa yang dua insan itu bicarakan.
Sesampai di kelas, Dya langsung menyumpalkan earphone ke telinganya namun setelah itu ia bisa merasakan tubuhnya di peluk. Tiga sahabatnya.
Di beda kelas, Renzya langsung duduk di mejanya dan mengacak rambutnya frustasi
"Pacar lo paling dabes lah"
Renzya mengernyit, darimana pacarnya itu dibilang dabes?
"Menurut gue, semua cewe harus kaya Dya. Yang bisa melawan dan bertindak tegas sama pacarnya"ucap Zahram yang kini sudah duduk di sebelah Renzya
"Jujur ya gue suka gaya si Dya, apalagi pas dia ngelempar bola ke lo"ucap Kareef
"Bagus gimana?!"tanya Renzya kesal
"Ah lo mah emang cuman bisa ngerasain sesuatu dari yang lembut lembut, seharusnya lo tuh bisa ngerasain perasaan Dya dari sikapnya"ucap Verrel
"Apa dia gak bisa bilang khawatir sama gue tanpa harus marah marah?!"tanya Renzya
Ketiga sahabatnya menggelengkan kepala
"Lo gak ngabarin dia kalau lu sparing?"tanya Kareef
Renzya mengangguk "soalnya gue ada janji sama dia mau pergi, gue lupa ngabarin kalau sparing"
"Semua orang juga bakal marah kalo kaya gitu!"teriak ketiga sahabatnya lalu berjalan keluar sambil berdecak
Renzya mengusap wajahnya kasar "hidup gue ribet banget ya, baru damai dikit"
KAMU SEDANG MEMBACA
No to Chance
Fiksi RemajaRenandya Afahranda Dirga, cewe tergalak yang pernah ada Renzya Thomas Willyam, cowo paling susah diatur Mereka sepasang kekasih. Anak anak lain menyebut mereka pasangan dengan sembilan nyawa- Kenapa begitu? Penasaran dengan cerita mereka? Yuk dibaca...