Dya menyapu pandangannya namun orang yang dicari belum juga ketemu. Dia menggeram kesal, lalu dia langsung berjalan menuju UKS.
"Tolong ya bapak bapak jangan jadi orang kafir"
Renzya, Zahram, Verrel, Kareef langsung keluar dari tempat persembunyiaannya saat ini yaitu di belakang gorden. Mereka ketahuan lagi.
"Cuman sholat jum'at aja kok susah banget sih, gausah ngumpet ngumpet!cepetan sekarang ke masjid!"omel Dya
Mereka langsung berjalan dengan lesu, ditambah Dya yang menjaga dari belakang yang siap berubah menjadi singa kapan saja jika mereka macam macam.
"Kalian itu bakal jadi kepala keluarga!kelakuannya jangan kaya gini amat!"omel Dya lagi yang sudah gemas
Masa mereka harus diomelin dulu sih baru mau bergerak
"Iya tuan putri"
Setelah empat laki laki itu sudah masuk ke dalam masjid, barulah Dya pergi ke kelasnya dengan senyuman lebar karna dia berhasil mengambil ponsel Renzya.
Bukannya gimana gimana tapi Renzya memang tidak pernah memberikan ponsel padanya jika tidak ada dia.
Dya melotot kesal saat melihat beberapa anak perempuan nge-dm pacarnya itu, dengan cepat dia membalas semua pesan itu dan langsung menghapusnya.
"Dya!
Dya langsung berlari ke arah teman temannya yang sedang duduk berhadap hadapan di mejanya masing masing
"Hapenya Renzya?"tanya Cinta
Dya mengangguk "heran gue, masih aja ada yang genit genit. Padahal kan udah tau kalau Renzya punya pacar"
"Yaila namanya suka, sebelum janur kuning mah ya gapapa"ucap Sasha
"Sebel"gerutu Dya
Sholat Jum'at sudah selesai, terlihat dari koridor yang sudah dipenuhi oleh siswa siswa.
"Sayang, kamu liat hape aku gak?"tanya Renzya yang tiba tiba masuk ke kelasnya
Dya mengangkat ponsel berwarna hitam itu "ini"
Dengan cepat Renzya mengambil ponselnya "kamu kebiasaan sih, jangan main ambil aja dong. Itu tuh privasi"
"Apasih kamu pelit banget, aku bingung ya sebenernya apa yang kamu sembunyiin dari aku?"sinis Dya
"Semua orang punya batasan, semua orang privasi. Bukan berarti karna kamu pacar aku, kamu bisa seenaknya"ucap Renzya
Dya tersentak di tempat
"Maaf"lirihnya
Renzya langsung berlalu pergi sedangkan Dya masih terdiam di tempat, rasanya ingin menangis tapi gengsi. Dia masih di sekolah.
"Udah ya Dya gausah nangis"ucap Sasha menenangkan
***
Seminggu berlalu, Renzya jadi lebih sering menghindar semenjak kejadian itu. Berulang kali Dya meminta maaf namun Renzya malah tampak acuh tak acuh. Bahkan tak jarang Dya menunggu kelas pacarnya itu sampai sepi agar bisa meminta maaf lebih leluasa.
"Terserah kamu deh, aku bingung ya sebenernya kenapa cuman masalah handphone aja disebesarin gini sama kamu. Aku udah minta maaf, kamu ini yang bakal dosa gak mau maafin"ucap Dya
Dya membalikan badan dan melangkah pergi namun langkahnya terhenti saat mendengar suara-
"Jalan yuk!"
Mereka langsung pergi ke sebuah taman di pinggir kota. Dya mendobel seragamnya dengan sebuah sweater begitu juga Renzya.
"Mau es krim!"pinta Dya
"Ayuk!"
Dua es krim vanilla. Seperti biasanya, mereka sama sama menyukai rasa vanilla.
Dengan iseng Renzya mencoel es krim dan memeperkannya ke hidung Dya, membuat yang dipeperkan memekik kesal. Dan terjadilah kejar kejarran, kebetulan taman sepi membuat mereka makin leluasa untuk kejar kejaran.
Dya memeperkan es krim ditangannya ke wajah Renzya lalu setelah itu dia langsung berlari kabur, takut takut nanti pacarnya balas dendam
"Kamu gak bisa lari!"teriak Renzya yang mengejar Dya
Dya menolehkan kepalanya "kejar kalau bisa!"
Setelah itu Dya merasakan tubuhnya melayang dan berputar secara cepat membuatnya memekik. Renzya mengangkat tubuhnya dan memutarnya seperti anak kecil.
Namun lama lama Dya tertawa begitu juga dengan Renzya.
"Kamu mau tau gak aku lari secepat apa?"tanya Renzya
"Secepat apa?"tanya Dya balik
Renzya langsung menggedong Dya di punggungnya dan Dya yang langsung melingkarkan kaki ke pinggang pacarnya seraya tertawa saat Renzya berlari.
"Renzya gue pake rok!"
"Aurat aurat!"
"Gapapa sepi!"balas Renzya
Bruk!
"Hahahaha"
Keduanya sama sama tertawa saat terjatuh di atas rerumputan. Dya memejamkan matanya saat merasakan angin berhembus lalu dia memiringkan badannya menghadap Renzya yang sedang menatapnya.
Mereka sama sama diam dengan mata yang masih bertatapan, berbicara melalui mata menunjukkan sebuah perasaan yang tulus
"Aku sayang kamu lebih dari kata sayang dan lebih dari kata suka"ucap Renzya akhirnya
"Dan aku sayang kamu bukan lewat hati tapi lewat mata"balas Dya
"Karna hati itu ada di sistem eksresi manusia mana bisa menciptakan sebuah rasa sayang, yang ada menciptakan cairan empedu"
"Hahaha"
Keduanya sama sama tertawa dengan perkataan konyol yang mereka ucapkan dengan kompak.
"Apasih sok anak IPA banget!"ucap Dya di sela tawanya
Renzya bangkit lalu dia juga menarik tangan Dya agar segara bangkit.
"Udah mau malem, pulang yuk!"
"Ayuk"
"Pulang ke rumah aku maksudnya"
"Renzya!"
"Iya iya ampun"
Renzya langsung menggegam tangan Dya dan melangkahkan kakinya pergi. Tapi sebelum itu mereka mencuci wajah dengan air yang mereka beli.
KAMU SEDANG MEMBACA
No to Chance
Teen FictionRenandya Afahranda Dirga, cewe tergalak yang pernah ada Renzya Thomas Willyam, cowo paling susah diatur Mereka sepasang kekasih. Anak anak lain menyebut mereka pasangan dengan sembilan nyawa- Kenapa begitu? Penasaran dengan cerita mereka? Yuk dibaca...