Bian sedang duduk di ruang tamu teras bersama seseorang yang dulu sempat ia kenal.
"Gue ganyangka lo ini Bian, dulu lo kan bopung banget"ucap orang itu terkekeh
Bian mendengus "dulu gue emang cakep bang, terus pas SD nah gue sering banget main ama bocah bocah gitu seharian, sampe main ke kali. Makanya gue sempet bopung, tapi sekarang alhamdullilah kembali lagi kaya dulu"
"Kalau lu masih kaya dulu, gak bakal laku lo!"
Bunyi pagar yang dibuka lalu sebuah mobil merah masuk ke dalam rumah membuat perhatian mereka teralihkan.
"Siapa?"
"Kaka gue"jawab Bian
Saat si empunya mobil turun, mata orang itu langsung membulat-
"DYA?!"
Dya menoleh dan mengernyit saat melihat Evan namun dia tetap berjalan dan langsung masuk ke dalam rumah. Perasaannya masih belum stabil.
"Lu kenal kaka gue?"tanya Bian
"Sekelas malah"jawab Evan yang masih tak percaya
Jadi dulu Varo sama Bian itu sempat satu les tapi Varo kaka kelasnya terus mereka sering main di rumah Varo jadi sering ketemu Evan juga. Makanya mereka bertiga akrab tapi pas kelas 5 SD Bian pindah rumah yang otomatis pindah les juga.
"Ka Dya gimana di kelas?"tanya Bian
"Manusia tergalak di sekolah, mungkin di dunia juga"jawab Evan
***
Dya langsung masuk ke ruang dance. Dia sengaja datang pagi, lalu dia menyalakan lagu dan dia langsung menggerakan badannya dengan lincah. Badannya memang bergerak lincah namun matanya meneteskan air mata, dia menari dengan segala emosi yang ada di dirinya membuat gerakannya sedikit tak terkontrol.
Dia mengikat rambutnya asal, keringat sudah berucucuran di wajahnya, bahkan seragamnya sudah berantakan karna menari tadi. Dia mengambil tas lalu berjalan keluar dan pergi ke kelasnya.
"Lu darimana?keringetan gitu"tanya Tia
"Dance"jawab Dya seraya meletakkan tasnya ke meja dengan kesar membuat beberapa siswa disana terperanjat kaget
"Dya ngamuk!"
"Bacot lo!"seru Dya dengan menggebrak meja
Dan itu membuat seisi kelas yakin kalau Dya memang beneran sedang ngamuk dan dalam keadaan mood yang tidak baik.
Selama pelajaran Dya hanya di mencatat apa yang guru tulis di papan tulis atau yang diterangkan walau pikirannya tidak benar benar fokus ke pelajaran.
"Kantin gak?"tanya Sasha
Dya menggeleng
"Yaudah kita kantin dulu"ucap Cinta dan berlalu pergi bersama Sasha, Tia
Dya menyumpalkan headset ke telinganya lalu menyenderkan kepala ke atas meja menghadap tembok. Dia memejamkan matanya namun malah bayang bayang pertengakaran dia dan Renzya-lah yang muncul di kepalanya.
Tes
Lagi, cairan itu kembali menetes dari matanya.
Sebuah colekan di bahunya membuat dia mengusap pipinya kasar dan mendongak malas-
"Nih, katanya lagi galau"
Seporsi bakso dan es teh manis sudah ada di hadapannya
"Gak nafsu"ketus Dya
Dya benar bebar tidak mood untuk marah marah ataupun membentak
"Emang ya anak jaman sekarang suka gitu, kalau gak mau galau ya jangan main cinta cintaan gimana sih, ck"decak Varo
Dya terdiam
"Hai hai hai!"
Evan duduk di sebekah Varo lalu menaruh manopoli diatas meja dengan sebuah cengiran di wajahnya
"Daripada galau mending main yuk!"ajak Evan
Akhirnya Dya, Evan, dan Varo bermain manopoli dengan perjanjian siapa yang kalah akan dicoret wajahnya dengan bedak, tak jarang mereka tertawa.
"Hahaha mampus lu Ro, bedakin!"teriak Evan
Dya menaburkan bedak ke telapak tangannya lalu mengusapnya dan langsung di peperkan ke wajah Varo, membuat wajah Varo sudah penuh bedak dan ditambah bedak dari tangan Evan.
"Lo jadi abang suka tega gitu lo"cibir Varo
"Hahaha muka lo"ucap Dya yang belum bisa berhenti tertawa
"Eh foto foto bertiga"
Varo langsung mengeluarkan ponselnya. Varo memeletkan lidah dengan wajah yang masih dipenuhi tepung, Dya dengan wajah yang masih tertawa, dan Evan dengan senyum miringnya membuat dia terlihat tengil.
Cekrek!
"Evan tengil banget mukanya disitu!"pekik Dya
"Gue mah tengil tengil ganteng"ucap Evan sombong
"Uek!"
Saat bel masuk, Varo langsung pergi ke kelasnya, Evan ke mejanya, dan Dya yang langsung membuka ponsel dam melihat kiriman foto dari Varo.
Dia terkekeh melihat wajah mereka yang sama sama konyol
Setidaknya dengan cara sesedarhana itu dia bisa tersenyum, tertawa, tanpa mengingat kejadian yang selalu membuatnya meneteskan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
No to Chance
Teen FictionRenandya Afahranda Dirga, cewe tergalak yang pernah ada Renzya Thomas Willyam, cowo paling susah diatur Mereka sepasang kekasih. Anak anak lain menyebut mereka pasangan dengan sembilan nyawa- Kenapa begitu? Penasaran dengan cerita mereka? Yuk dibaca...