8

1.6K 82 0
                                    

Dya meminum susunya di meja makan, tangannya memainkan ponsel.

"Bareng sama Bian aja berangkatnya ka"suruh Rena

Dya langsung mencium telapak tangan mamahnya lalu langsung berangkat pergi ke sekolah menggunakan mobilnya sedangkan Bian sendiri hanya bisa menghela nafas berat.

***

Dya menggeram kesal "RAHMAT MEJA GUE JANGAN DIBERANTAKIN!"

Dengan langkah lebar lebar dia langsung berjalan ke arah seorang cowo yang sudah berancang ancang untuk kabur namun gagal. Berarti dia akan terkena amukan singa betina.

"Ish jangan iseng!"gerutu Dya seraya menjewer kuping Rahmat

Setelah puas membuat telinga Rahmat memerah, dia langsung duduk dimeja dan membenarkan letak mejanya. Tiba tiba suara pintu digebrak dengan kencang membuat seisi kelas terperanjat kaget-

"DYA PACAR LO BERANTEM DI LAPANGAN!"

Sontak Dya langsung berlari keluar diikuti teman teman kelasnya yang juga penasaran.

Keadaan lapangan dipenuhi oleh siswa siswa yang membuat kerumunan dan itu menjadi hambatan untuk Dya masuk ke sana. Dya menggeram kesal, akhirnya dia nekat menerobos dengan cara menarik satu persatu siswa yang menghalanginya, awalnya siswa siswa itu ingin protes tapi setelah tahu siapa yang menariknya mereka lebih memilih diam.

Wajah Dya sudah memerah menahan amarahnya membuat siapa saja akan lebih memilih meminggir daripada berurusan sama singa blasteran macan itu.

Bugh!

Renzya meninju wajah lawannya dengan kencang, rambutnya sudah berantakan, kemeja sudah lecek bahkan dua kancing teratasnya sudah terlepas entah kemana.

"RENZYA BERHENTI!"teriak Dya

Namun yang teriaki masih tetap melanjutkan bogeman bogeman ke wajah lawannya

Dya menarik tubuh Renzya untuk berhenti tapi karna memang umumnya kekuatan laki laki lebih kuat membuat Dya kelabakan sendiri.

Dug!

Badan dia terjatuh ke aspal dengan tangan memegangi hidungnya yang sudah mengalir darah karna perbuatan Renzya yang tak sengaja menyikutnya kencang tepat di bagian hidung. Sontak semua siswa yang melihat itu langsung terkejut, kebetulan tiga sahabat Renzya belum datang ke sekolah membuat Renzya makin tak terkandalikan.

Dya mengelap hidungnya kasar dengan seragamnya membuat darah menempel di seragamnya juga ke pipinya. Dia bangkit dan langsung menghadang Renzya yang baru saja ingin melayangkan sebuah bogeman ke lawannya, Dya menatap tepat ke bola mata Renzya.

"Lo gak lebih dari seorang preman pasar yang suka main hakim sendiri"ucap Dya yang masih menatap bola mata orang di hadapannya

Renzya tersentak. Di hadapannya kini, seorang perempuan dengan kunciran yang berantakan, dan darah yang mengalir di hidungnya, juga ada darah kering dipipinya.

"APA APAAN INI?!RENZYA, VARO, IKUT SAYA KE KANTOR!"teriak bu Gita selaku guru BK yang tiba tba datang

"Saya harap ibu memberi hukuman yang setimpal dengan apa yang mereka perbuat"ucap Dya lalu pamit ke uks untuk menghentikan darah yang mengalir di hidungnya

Dya membersihkan wajahnya dengan air, lalu dia langsung menyumpal tisu ke hidungnya seraya tiduran diatas bankar.

Klek!

"Sini biar saya yang obatin"

"Aduh, aduh, lu bisa ngobatin gak si?!"

"Songong lu jadi ade kelas!"

Dya langsung membuka tirai dan melihat cowo yang tadi dihajar oleh pacarnya sedang diobati oleh anak PMR kelas 11.

"Kay, gue aja yang obatin"ucap Dya tiba tiba

Mereka berdua menoleh dengan wajah terkejut

"Sejak kapan lu disini?"

"Daritadi"

"Udah Kay cowo manja kaya dia biar gue yang tanganin"

Kayla mengangguk dan langsung berjalan keluar meninggalkan UKS

"Gue gak manja"elak cowo itu

Kalau dilihat lihat. Kayanya dia anak kelas 10, dia tipe ade kelas yang emesh emesh gitu kayanya. Dia emang ganteng.

Dya enggak munafik

Dya menoyor kepala adik kelasnya "diem lo!mau diobatin gak?!atau mau mati aja disini?!"

Dya langsung cekatan mengobati luka luka di wajah cowo itu

"Nama gue Varo"ucap Varo memperkanalkan diri

"Udah tau"balas Dya

"Iya-"

"Bisa diem gak?!"bentak Dya seraya menekan luka di bibir Varo

"Aduh aduh sakit"ringis Varo

"Dah selesai"ucap Dya

"Lo kenapa berantem sama Renzya?"tanya Dya

"Gue gak sengaja nabrak motornya terus ada baretan gitu, dan gitulah"jawan Varo

Dya menghela nafas berat, cuman masalah sekecil itu doang dan sekarang malah bikin wajah anak orang lebam lebam, ck.

"Atas nama Renzya, biar gue wakilin gue minta maaf. Kalau lo mau ke dokter bilang ke gue, nanti gue yang biayain"ucap Dya

"Yaila selow kali, lagian ngapain malah lo yang minta maaf, lo juga kena kan tuh idungnya"ucap Varo

Dya menoyor pipi Varo kencang membuat si empunya meringis "jadi ade kelas gausah tengil"

"Galak banget si"gumam Varo

"Gue denger"ucap Dya dan menoyor pipi Varo lagi

Sedangkan di depan pintu UKS seseorang mengepalkan tangannya lalu membalikkan badan dan pergi.




No to ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang