• Artha #24 •

235K 22.4K 1.5K
                                    

Baca author note di bawah ya. Penting.

***

Agatha bingung.

Agatha garuk-garuk kepala walaupun tidak gatal.

Agatha manyun.

Agatha mendengus.

Agatha benar-benar bingung.

Agatha kecengklak, eh nggak deng.

Intinya Agatha benar-benar tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Mengapa ia begitu memikirkan satu hal? Mengapa ia begitu memikirkan ulang tahun seseorang?

Agatha melipat tangan di dada, ia mondar-mandir di kamar bak setrikaan. Sesekali berhenti ketika mendapat ide, tetapi langsung menggeleng dan bolak-balik kembali. Seolah berjalan bolak-balik bisa membantunya mendapatkan ide untuk sebuah hadiah.

Gila memang, Agatha benar-benar sudah gila. Ia kini pusing tujuh kuadrat keliling hanya karena memikirkan apa hadiah yang cocok untuk Arkan. Tahun-tahun kemarin ia tidak terlalu ambil pusing pada hari ini, 17 September. Mengingat ulang tahun Aland sama sebab mereka kembar, tetapi kini Arkan seolah menyita seluruh perhatiannya.

"Gue harus ngado apa?" gumam Agatha tidak jelas.

"Duh apaan ya? Masa gue ngasih celengan ayam? Nggak-nggak. Apa ya? Jaket kemahalan, gue nggak ada duit."

Agatha duduk di tempat tidur, melirik jam di dinding yang menunjukkan pukul setengah tujuh. Masa bodoh, paling ia hanya disuruh membersihkan toilet tanpa diawasi jika terlambat.

Ia kemudian menghubungi Yosi yang untungnya mengangkat telepon pada percobaan pertama.

"Halo, Yos? Menurut lo hadiah yang pantes buat cowok apaan?"

Agatha begitu to the point, membuat Yosi di seberang sempat mengernyit.

"Siapa yang ulang taun?"

"Alah buruan kasih saran ke gue!"

"Mmm ... mungkin lo bisa ngasih gelang, atau case hp, atau bisa juga sepatu, ja-"

"Oh oke makasih ya, Yos."

Agatha mematikan telepon begitu saja, tidak peduli jika Yosi mengomel nanti. Itu urusan belakangan, yang penting ia harus menentukan kado untuk Arkan.

Apa ya? Gelang boleh juga, hanya saja ia tidak tahu model gelang seperti apa yang disukai cowok itu. Apakah yang dari kayu atau dari karet? Warna cokelat atau hitam? Besar atau kecil?

Daripada menebak-nebak terus, Agatha beralih ke saran Yosi selanjutnya, yakni case ponsel. Tetapi masalahnya Agatha juga tidak tahu kesukaan Arkan itu seperti apa.

Huh, Agatha mendengus. Lain kali harusnya ia mencari tahu apa saja yang disukai dan tidak disukai Arkan.

Agatha akhirnya keluar dari kamar dan rumah, menghampiri motor yang terparkir di garasi kecil dan mengeluarkannya dari sana. Ia masih belum memiliki ide untuk hadiah yang akan ia berikan kepada Arkan.

Kacamata gaya? Gelang? Atau case ponsel?

Atau pulsa lima ribu perak saja? Hitung-hitung penghematan. Tapi rasanya nggak modal.

Jujur, Agatha sendiri bingung dengan dirinya. Mengapa ia begitu heboh dengan ulang tahun Arkan dan berpikir dengan susah payah tentang sebuah hadiah?

Setelah lama berpikir, akhirnya Agatha mengambil keputusan untuk membelikan sebuah gelang dan case ponsel saja untuk Arkan. Hitung-hitung sebagai balasan karena cowok itu sudah sering mentraktirnya berbagai makanan.

Artha (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang