• Artha #29 •

307K 30K 2.4K
                                    

Menurut gue Arkan itu kayak sambel. Pedes, sih. Tapi bikin nagih.

 Tapi bikin nagih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agatha Aradilla.

***

"It's not about the money money money tung tang tung, tung tang tung," nyanyi Agatha asal sembari menyisir rambutnya yang mulai memanjang, kini sudah lebih dari pundaknya.

Agatha menguap lebar sesaat, ia kurang tidur tadi malam. Bukan karena acara pesta barbeque di rumah Arkan baru selesai larut malam, acara itu sendiri berakhir beberapa menit setelah pukul sembilan.

Agatha jadi kurang tidur seperti ini karena selepas diantarkan Arkan pulang menggunakan motor hitamnya yang harus ia akui sebagai kendaraan yang keren, Agatha jadi kepikiran cowok itu terus.

Saat mereka hendak pulang, Lalisa sempat memeluk dirinya, lalu membisikkan sesuatu yang sontak membuat Agatha merasa senang, melambung tinggi ke langit.

Arkan suka sama kamu, Tante yakin. Begitulah kira-kira apa yang dibisikkan Lalisa kepada Agatha.

Ditambah Arkan terlihat sangat perhatian ketika dia akan mengantarnya pulang. Cowok itu memberikan sebuah jaket lain yang bisa Agatha kembalikan kapan saja, kemarin malam​ ia gunakan untuk menutupi tubuhnya yang memakai pakaian tanpa lengan.

Dan begitulah, sisa malam hari itu Agatha habiskan untuk memikirkan Arkan.

Arkan dengan mulutnya yang kelewat jujur, Arkan dengan wajahnya yang cantik tapi juga ganteng, Arkan dengan ekspresi juteknya yang menggemaskan, hingga Arkan yang baik dengan memberi Agatha es krim secara cuma-cuma.

Di dalam kamar, Agatha cengar-cengir sendiri, ia mengambil jaket Arkan dan memakainya. Membayangkan kalau ia kini dipeluk cowok itu.

"Duh, Arkan. Lo itu harus tanggung jawab udah bikin gue sampe kayak gini. Nggak mau tau, pokoknya tanggung jawab!" ucap Agatha pada tembok, tak lupa ia menunjuk-nunjuk tembok dengan gerakan dramatis.

"Duh gue kok kayak orang gila, sih?"

Emang.

Agatha mengibaskan tangan, hendak membawa tasnya ketika ponsel di saku kemeja putihnya berbunyi.

"Iya-iya bentar, gue duduk dulu biar enak teleponannya."

Agatha duduk di pinggir tempat tidur, ia membelalak tatkala melihat bahwa orang yang meneleponnya adalah Arkan. Sepagi ini? Mengherankan.

Agatha berdeham, mencoba meredam rasa antusias berlebih dalam dirinya. Karena kalau tidak, Arkan pasti akan mengejeknya.

"Apaan?" ucap Agatha langsung, mencoba terdengar ketus.

"Mulai hari ini lo berangkat sama gue."

Hah? Agatha menatap ponselnya dengan pandangan bingung, apa maksud ucapan Arkan itu? Maksudnya mulai sekarang ia berangkat ke sekolah bersama cowok itu setiap hari begitu?

Artha (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang