Lo suka cowok cuek atau perhatian?
Fyi, gue bisa jadi dua-duanya khusus buat lo.Arkan Alano Navvare
***
Sumpah, Agatha benar-benar tidur nyenyak malam itu. Bahkan, ia tidak bermimpi sama sekali. Padahal mimpi buruk sering sekali mengganggu tidurnya hingga Agatha bisa terbangun tengah malam.
Mulai dari kejadian di masa lalu yang menyebabkan ibunya meninggal, saat-saat ia sendirian di lorong rumah sakit setelah mendonorkan darahnya, hingga bayangan Arkan akan meninggalkannya.
Entahlah, mimpi terakhir baru ia mimpikan kemarin. Tapi rasanya begitu nyata, begitu menyakitkan.
Agatha menggeleng, berusaha mengenyahkan pikiran yang tidak-tidak dari kepalanya. Lebih baik ia mengingat memori yang indah saja, kejadian tadi malam contohnya.
Isi lemari es di rumah Arkan benar-benar menyenangkan baginya. Kalau itu rumahnya, mungkin Agatha sudah melahap semua es krim berbagai rasa yang ada di sana.
Bagi Agatha, Lalisa itu manusia paling peka di dunia. Setidaknya baginya sendiri.
Saat ia keluar dari ruang yang dipakai Arkan untuk latihan dance, Lalisa terkikik geli melihat wajahnya yang memerah karena malu dan kebaperan.
Setelah itu, Lalisa menawarinya es krim yang ia ketahui sebagai kesukaan Agatha. Dia tahu setelah terus mengintrogasi Arkan tentang apa pun kesukaan Agatha.
Dasar emak-emak zaman now.
Es krim yang diberikan Lalisa benar-benar enak, membuat Agatha berkali-kali memejamkan mata, menghayatinya.
Saat ia menatap Lalisa, Agatha merasa sedikit sedih. Bagaimana pun juga, tetap saja yang diingatnya adalah ibunya. Bagaimana hangatnya dia, bagaimana galaknya dia.
Maka, jika dulu Lalisa memintanya untuk menganggapnya sebagai ibu, Agatha dengan senang hati menurut.
"Kamu pacaran ya sama Arkan?" tanya Lalisa, membuat Agatha sempat tersedak.
"Aku sih nganggepnya gitu, tapi Arkan suka ngelak terus enggak ngaku, padahal dia bilang suka. Nyebelin."
"Kalo begitu, Arkan emang nganggep kamu pacarnya. Dia emang suka kayak gitu, di mulut nggak, di hati iya. Gengsian."
Mendengar ucapan Lalisa yang demikian tentu saja membuat Agatha senang. Dia mengangguk-angguk layaknya anak yang patuh.
Saat itu, Samudra belum pulang padahal besok sudah harus bersiap pergi ke Bali untuk urusan bisnis. Lalisa sudah terbiasa, apalagi saat awal pernikahan mereka.
Lalisa terus sendirian di rumah saat Samudra bekerja, tidak boleh keluar rumah dan akhirnya berteman dengan sepi.
Agatha dan Lalisa terus berbincang mengenai berbagai hal, meski topik mereka terus tertuju pada satu orang yakni Arkan. Tanpa mereka ketahui cowok itu menguping di ruang sebelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Artha (SUDAH TERBIT)
Teen FictionPLAGIATOR DILARANG MENDEKAT 'Baskara dalam dunianya yang terluka.' Kalau kata Agatha, Arkan itu Cabe Man. Cowok dengan mulut sepedas cabai, sangat pintar menari serta memiliki fisik yang menawan, setengah cantik dan setengah ganteng. Agatha menjuluk...