Nggak usah sok nyalahin micin, kalo bego ya bego aja.
Arkan Alano Navvare
***
"Nggak mau, nggak mau pulang! Maunya digoyang! Eh bukan, pokoknya nggak mau pulang!"
Rengekan Agatha berhasil membuat Arkan memijit pelipisnya karena sakit kepala yang mendera, kelakuan cewek di hadapannya ini selalu saja bikin pusing.
Ia menoleh sesaat ke jendela, menatap bias sang surya yang kian pudar karena waktu telah beranjak senja.
"Ini udah sore, Agatha. Pulang," titah Arkan tegas, disertai dengan gebrakan di meja. Namun, bukan Agatha namanya kalau menurut begitu saja.
Bu Nuke, yang notabene guru BK di sekolah bahkan sudah angkat tangan dengan kelakuan Agatha. Mengajak semua teman sekelasnya ke kantin saat pelajaran tengah berlangsung, rapor dicat biru oleh cat kuku, hingga bolos tiga jam pelajaran sekaligus dengan alasan bocor.
"Nggak mau," seru Agatha setelah menggeleng kuat-kuat. Lalu, dia memamerkan puppy eyes miliknya, berharap Arkan akan luluh.
Arkan mendengus, bangkit dan segera menarik cewek itu, berusaha mengeluarkannya dari dalam kafe. "Buruan keluar!"
"Nggak mau! Ih!"
Agatha mencoba menarik tangannya, tetapi gagal karena tenaga Arkan lebih kuat. Yang terjadi adalah, mereka maju mundur cantik sebab tak ada yang ingin mengalah.
"Buruan pulang, gue anterin."
"Nggak mau pulang, Arkan. Kok maksa, sih?!"
"Emang mau ngapain lo di sini, hah? Pulang!"
"Arkan kok kasar sama pacar sendiri? KDMP! Kekerasan dalam masa pacaran!"
Mendengar teriakan-teriakan tak jelas, Lalisa keluar dari dapur dan segera melotot ketika matanya melihat perseteruan antara anaknya dan cewek yang kini mengikat rambutnya di samping itu. Udah gede masih saja berkelakuan seperti anak kecil, dasar masa kecil kurang bahagia.
"Arkan, Agatha, jangan berantem," ucapnya coba untuk melerai.
Tetapi usahanya itu gagal, Agatha dan Arkan masih saja cekcok sembari menarik lawannya ke arah yang berlawanan.
"Arkan, Agatha."
Melihat dua sejoli ini tidak menggubrisnya, Lalisa langsung mendengus dan berseru lantang.
"DIEM SAYA BILANG DIEM!"
Sontak Arkan melepaskan tangannya, membuat Agatha terjengkang ke belakang dan memekik.
"Awwh, sakit." Agatha mengusap-usap pantatnya yang terasa sakit karena mencium lantai dengan mesranya.
Lalisa membantu Agatha untuk berdiri kembali, cepat-cepat mendelik ke arah Arkan dan menyerocos galak. "Siapa yang ajarin kamu buat jahatin perempuan? Siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Artha (SUDAH TERBIT)
Teen FictionPLAGIATOR DILARANG MENDEKAT 'Baskara dalam dunianya yang terluka.' Kalau kata Agatha, Arkan itu Cabe Man. Cowok dengan mulut sepedas cabai, sangat pintar menari serta memiliki fisik yang menawan, setengah cantik dan setengah ganteng. Agatha menjuluk...