• About Them : Agatha •

234K 19.1K 2K
                                    

Hallo.

Sebelumnya, kita tahu kalo bab about them itu di mana penulis menanyakan tiga pertanyaan kepada tokoh cerita. Nah, karena Arkan sudah pernah, kini giliran Agatha buat jawab tiga pertanyaan itu.

Langsung aja guys, scroll ke bawah ya 👇

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kalo boleh gue ngasih masukan, sekarang mending Lo berhenti makan es krim. Itu udah es krim Lo yang ketiga."

Meski gue ngomong begitu dengan cukup lantang, nyatanya Agatha nggak nurut sama sekali. Dia malah mengangkat bahu dan menjulurkan lidah.

"Suka-suka gue dong!"

Oke, mungkin gue yang lupa. Mayoritas tokoh yang gue ciptakan selalu punya sifat keras kepala. Entah apa alasannya. Atau karena gue juga kayak gitu?

"Ya udah, lanjut aja, gue pengin cepet-cepet update ini cerita."

"Ya udah, buruan."

Gue mendelik, lalu meletakkan buku catatan ke atas meja cukup keras hingga menimbulkan bunyi yang sukses membuat Agatha terkejut sebentar.

"Santai dong!"

Gue memutar bola mata malas. "Pertanyaan pertama, hal apa yang paling Lo suka?"

"Es krim," jawab Agatha cepat.

"Bukan Arkan?"

Agatha diam.

"Woy, diem-diem bae, ngopi napa ngopi."

Agatha hampir lempar gue pake flat shoes.

"Oke-oke, gue juga suka Arkan. Banget."

"Jadi, yang paling Lo suka itu es krim atau Arkan? Jangan serakah dong!"

Agatha melotot, dan gue ngerti gimana asyiknya Arkan ngusilin ini cewek sampe kesel. Emang fun, sih.

"IYA-IYA GUE PILIH ARKAN, PUAS LO?!"

Gue ketawa. "Kalem, jangan ngegas."

"Pertanyaan kedua, apa yang Lo suka dari Arkan?" lanjut gue setelah liat amarah Agatha mulai reda.

"Wajahnya, gue nggak munafik ya, Arkan emang ganteng parah tapi cantik juga. Bibirnya itu loh aduh! Mengundang!" seru Agatha dramatis.

"Terus, cara perhatian dia itu beda. Sok-sokan jaim gitu lah ya Lo juga ngerti, bikin gue gemes sendiri.

"Arkan wangi. Banget. Nggak aneh gue kalo Aland  suka deket-deket emang bikin betah."

"Pertanyaan ketiga, kalau disuruh milih, mending Arkan yang sekarang atau misal Arkan jadi pendiem dan nggak sarkas lagi?"

"Arkan yang sekarang lah," jawab Agatha spontan. "Seperti yang gue bilang, dia bersinar dengan caranya sendiri. Awalnya gue ngerendahin cowok yang suka dance, karena kesannya jadi lembek gitu. Tapi ternyata, dance juga susah dan capek.

"Oh ya, kemarin-kemarin Lo ngaku Arkan itu mirip Lo ya? Aduh, jangan ngimpi. Arkan itu cuma satu, ya, nggak bisa dimirip-miripin sama orang lain."

Sialan. Agatha kampret.

"Gue bikin sad ending ya cerita kalian berdua."

"Heh!"

"Boleh? Ya udah, gue pergi. Pertanyaan udah kejawab semua juga."

Dan gue pun pergi, sementara di belakang Agatha teriak-teriak sambil garuk-garuk tembok.

***

Artha (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang