Gini-gini lo juga demen, kan? NGAKU LO NGAKU!
***
"Motor kamu mana?" tanya Lalisa bingung begitu melihat Arkan dan Agatha pulang dengan berjalan kaki. Jaket Arkan tampak melilit di pinggang Agatha, menutupi bagian belakang rok cewek itu.
Lalisa jadi makin bingung.
"Nanti dibawa Papa," jawab Arkan, tak sepenuhnya jujur.
"Kenapa? Mogok? Nggak bisa jalan? Atau... KAMU KENA BEGAL?!"
Agatha malah terkikik geli melihat reaksi Lalisa yang berlebihan dan tidak berdasar pada logika itu, meski akhirnya ia diam sebab Arkan dengan cepat mendelik dan membungkamnya dengan pelototan galak.
"Kok berani banget begal siang-siang begini," lanjut Lalisa, masih dengan dugaannya yang tidak masuk akal.
Arkan kemudian buru-buru menenangkan ibunya itu. "Nggak, Ma, motor Arkan ada di minimarket deket kantor Papa."
"Terus kenapa nggak kamu pake lagi?"
"Tadi ayahnya Agatha ngikutin."
Mendengar jawaban Arkan, Lalisa mengangguk-angguk mengerti. "Tapi kalian nggak apa-apa, kan?"
Agatha perlahan menggeleng. "Nggak kok..., Ma. Kita baik-baik aja."
Lalisa tersenyum. "Syukurlah, itu yang paling penting."
"Aku duluan, ada perlu ke kamar mandi," ucap Agatha, lalu buru-buru masuk ke dalam rumah setelah mengangguk sopan.
Lalisa mengerjap beberapa kali, kemudian menatap Arkan yang tampak tersenyum geli. "Agatha kenapa?"
"Tembus," jawab Arkan cepat.
Lalisa kontan tertawa, ia meletakkan benang rajut serta jarumnya di atas meja teras. "Terus kamu suruh dia pake jaket kamu?"
Arkan mengangguk kalem.
Lalisa terkekeh, mencubit pipi anaknya dengan gemas. "Muka cantik gini gentle banget, Anak siapa, sih?"
Arkan berdecak, merasa dirinya diperlakukan seperti anak-anak. "Kenapa Mama ikut-ikutan Aland manggil aku cantik?" ketusnya.
"Memang kenyataannya begitu," balas Lalisa enteng.
Arkan mengembuskan napas, memilih masuk dan segera pergi ke lantai dua. Ia ingin tidur, sejenak mengistirahatkan tubuhnya dan melupakan semua masalah sebentar saja.
Namun, tiba-tiba Arkan malah berbelok ke sebuah kamar di mana Agatha tinggal untuk saat ini.
Awalnya Agatha menolak, sebab merasa merugikan keluarga Alano. Namun, Lalisa berhasil memaksanya dengan alasan mereka akan membantunya untuk mencari nenek Agatha. Sebagai balas budi, Samudra hanya memintanya untuk hadir di setiap kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Artha (SUDAH TERBIT)
Teen FictionPLAGIATOR DILARANG MENDEKAT 'Baskara dalam dunianya yang terluka.' Kalau kata Agatha, Arkan itu Cabe Man. Cowok dengan mulut sepedas cabai, sangat pintar menari serta memiliki fisik yang menawan, setengah cantik dan setengah ganteng. Agatha menjuluk...