Pagi itu dia berusaha bernafas tanpa merasakan sakit yang menekan punggung dan dadanya beberapa hari kemudian setelah keluar dari rumah sakit. Dia tersenyum menyedihkan saat melihat pantulan dirinya dalam kaca.
Kabel oksigen itu mengganggunya. Rambutnya sangat lepek dan kantung matanya tebal. Dia seharusnya tak melihat dirinya sendiri dalam waktu yang lama sekarang. Dia seperti mayat hidup berjalan ditambah dengan tabung oksigen yang selalu ada disampingnya.
"Mau dilihat berapa kalipun tak akan ada yang berubah, bodoh." Chanyeol masuk kedalam kamar mandi dan mendorong tubuh Baekhyun dengan tubuhnya untuk memberikan dia ruang di depan wastafel dimana perempuan itu menatap pantulan dirinya. "Minggir."
Baekhyun menyingkir beberapa langkah dan mengalihkan eksistensinya pada apa yang dilakukan Chanyeol. Pria itu mengambil sikat gigi beserta pastanya yang kemudian dioleskan diatasnya.
"Pagi." Chanyeol melirik Baekhyun yang tersenyum setelah mengatakan kata itu kemudian memulai acara sikat giginya tanpa membalas sapaan perempuan itu.
"Aku akan menyiapkan air hangat untukmu, tunggu sebentar." Baekhyun berjalan menuju bathup dan mengisinya dengan air hangat dari kran setelah diatur sedemikian rupa olehnya.
Chanyeol menyudahi sikat giginya dan mengkumur-kumur air dalam mulutnya kemudian dibuangnya. Matanya melirik pada apa yang dilakukan Baekhyun, perempuan itu sedang menunggu bathup terisi penuh dan sesekali memeriksa suhunya dengan tangannya.
Chanyeol mendengus keras membuat Baekhyun menatapnya dengan penuh tanya, "Gue gakkan mandi." Katanya, kemudian dia pergi dari tempat itu.
*
Baekhyun mengucapkan terimakasih ketika Bibi Ohm meletakkan piring sarapan yang sudah berisi makanan yang hanya boleh dia makan. Matanya melirik Chanyeol yang menatapnya kemudian tersenyum tipis, namun lelaki itu langsung melanjutkan makannya lagi.
"Kamu tahu kalau sekarang ada jadwal kunjungan rutin Papa?" Tanya Baekhyun. Chanyeol mengangguk sebagai jawaban. "Bersikaplah yang baik."
Chanyeol mendengus dan melirik Baekhyun sinis. "Bukankah selama ini gue selalu bersikap baik padanya?" Baekhyun menatap suaminya, "Tapi lihat bagaimana sikap Papa lu itu ke gue?"
"Bersabarlah, Papa selamanya takkan seperti itu kok."
Chanyeol mendengus, "Siapa yang tau? Lagian gue memang bukan dari kalangan atas seperti kalian yang harus disikap baiki." Dia terkekeh kemudian meletakkan peralatan makannya di piring dan meminum airnya.
Baekhyun memerhatikan semua gerakan suaminya itu hingga Chanyeol berdiri dari kursinya. Dengan sigap Baekhyun langsung berdiri dan menarik tabung oksigennya berusaha mengikuti Chanyeol yang berjalan ke depan rumah dengan cepat - mengabaikan makan paginya yang masih tersisa banyak.
"Chanyeol-ah, Papa bukan orang yang seperti itu, pasti ada alasan kenapa Papa bersikap seperti itu."
"Gue gak peduli." Chanyeol langsung masuk kedalam mobilnya kemudian pergi dari rumah itu tanpa menatap Baekhyun yang kini tersengal-sengal hingga terjatuh akibat kakinya yang tak dapat menopang tubuhnya lagi.
"Nona!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Love
FanfictionMungkin itu adalah yang diinginkannya, namun Chanyeol tak pernah tak seyakin itu dalam hidupnya. Baekhyun pikir semuanya akan sama sesuai dengan pemikirannya.