37

2.5K 221 4
                                    

Jinki menjatuhkan gelasnya ketika mendengar hal itu, membuat Kibum yang sedang membaca majalah menatapnya dengan bingung.

"Ada apa?" Tanyanya.

Jinki tidak menjawab, dia menjatuhkan telepon rumahnya hingga menggantung kemudian berjalan dengan perlahan hingga berdiri dihadapan istrinya. "Kibum-ah -" panggilnya.

"Ya?"

"Baekhyun -"

*

Chanyeol terus menggenggam telapak tangan Baekhyun sejak dia di tinggalkan di kamar rawat itu seorang diri. Jongin dan Kyungsoo pergi beberapa saat yang lalu untuk pergi mencari makan, sedangkan pengacara Kim beserta istrinya entah kemana sejak meninggalkan kamar itu.

Chanyeol mengelus punggung tangan perempuan itu dengan perlahan dan dia merasa, dia tidak tahu apa yang sebenarnya dia lakukan saat itu.

Dia menghela napasnya lalu berhenti mengelus punggung tangan perempuan itu. Kemudian dalam mata kosong dia menatap tangan itu.

Dia ingin berbicara.

Ingin berbicara.

Namun pada akhirnya dia hanya kembali diam sambil menggenggam tangan itu dengan erat.

"Aku membawakanmu makanan." Kyungsoo masuk kedalam kamar rawat itu dengan beberapa kantung lalu Jongin menyusul perempuan itu tak lama kemudian.

"Aku sudah bilang, aku bisa membawakannya untukmu."

"Aku masih bisa menggunakan kedua tanganku dengan baik, Jongin." Jawab Kyungsoo, dia menuju meja dekat sofa yang ada di ruangan itu kemudian menatap Chanyeol yang diam saja. "Chanyeol-ah, kemari."

Jongin melirik temannya itu kemudian membantu Kyungsoo yang mengeluarkan semua makanan yang mereka beli.

Kyungsoo memberikan sumpit pada kekasihnya itu kemudian menatap Chanyeol kembali. "Chanyeol-ah."

Jongin duduk disamping Kyungsoo yang berdiri menatap Chanyeol, dia membuka sumpitnya dan bersiap untuk makan.

"Chanyeol-ah." Panggil Kyungsoo.

"Kita makan duluan saja, sayang." Kyungsoo mengalihkan pandangannya dan menatap kekasihnya, matanya mengerjap kemudian membuka mulutnya untuk berbicara, namun Jongin langsung memotongnya dan menatap perempuan itu dengan sebuah senyuman kecil. "Biarkan dia seperti itu dahulu."

Kyungsoo menghela napasnya dan dengan terpaksa dia duduk di samping Jongin. Dia melirik Chanyeol sesaat kemudian mulai memakan makanannya.

"Sehun akan datang nanti." Kata Jongin dengan tiba-tiba setelah beberapa menit berlalu.

Chanyeol hanya mengangguk dan tak menanggapi perkataan Jongin.

"Dia bilang, maaf, jarang ngehubungi lu lagi atau ngebales panggilan lu."

"Eum."

Kyungsoo melirik kekasihnya yang terasa aneh dengan sikap lelaki itu.

Chanyol mengerti dengan keadaan temanya yang satu itu, karena, kurang lebih keadaannya kini sama. Dia di tinggalkan dengan kematian yang telah menunggu, sedangkan lelaki itu, ditinggalkan dengan sebuah harapan dan keputus asaan.

Jongin menatap Kyungsoo dan dia tersenyum tipis ketika perempuan itu menatapnya dengan mata yang penuh tanya. Tanpa menjawab rasa penasaran perempuan itu, dia melanjutkan makannya.

Membuat Kyungsoo berpikir dengan keras, ada apa?

*

Sehun benar datang, dia kini berdiri disamping Chanyeol yang tak berpindah sejak tadi. Tetap disamping perempuan itu yang tertidur dengan lelap.

"Bagaimana jadinya?" Tanyanya.

Chanyeol diam beberapa saat kemudian menjawab, "Gue bakal diem aja buat ini, untuk terakhir kalinya."

Sehun mengangguk, "Jadi, lu udah yakin sama apa yang lu putusin?"

"Gue yakin."

Sehun tersenyum tipis, lalu menepuk pundak temennya itu. "Gue bakal dukung apapun keputusan lu, asalkan itu yang terbaik."

Untuk pertama kalinya, Chanyeol mengalihkan pandangan dan menatap Sehun dengan penuh rasa terimakasih. "Thanks Hun, udah ngedukung gue, sempet ngebaca email gue dan  memberikan masukkan, gue gak tau lagi harus cerita kemana waktu itu." Katanya. "Hanya lu yang netral disini, dan gue berterima kasih karena itu."

*

Kyungsoo melirik Jongin kembali dan itu udah ke sekian kalinya perempuan itu mencuri pandang pada kekasihnya.

Jongin menyadari tingkah kesasihnya itu, namun dia hanya diam saja seakaan tak mengetahui tingkahnya Kyungsoo itu.

Mobil mereka melaju kembali setelah lampu lalu lintas berubah warna menjadi hijau dan saat itu juga Kyungsoo memutuskan. Dia akan bertanya pada kekasihnya itu.

"Jongin-ah." Panggilnya.

"Eum?"

"Apakah ada masalah dengan Chanyeol?"

Jongin menggeleng, "tidak, memangnya kenapa?" Jawabnya dengan sebuah senyum kecil.

"Tidak apa, hanya saja tadi kamu bersikap aneh. Tidak biasanya kamu seperti itu." Katanya.

Jongin diam beberapa saat, kemudian berbicara, "Mungkin, karena aku selalu menyalahkannya dan memihak pada Baekhyun." Jawabnya.

Kyungsoo mengerutkan dahi. "Maksudnya?"

Jongin tidak menjawab, dia hanya tersenyum tipis dan diam kembali.

Dan Kyungsoo tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

*

Hwae Seo tersenyum lebar pada lelaki di hadapannya. Dia menggenggam tangan lelaki itu dengan erat, kemudian berkata, "Oppa, aku sudah melakukannya." Katanya.

Lelaki itu hanya diam menatap dirinya dengan pandangan kosong. Namun seolah tidak peduli Hwae Seo melanjutkan perkataannya.

"Byun Baekhyun akan mati Oppa. Baekhyun akan menghilang dari dunia ini!" Katanya dengan semangat. "Oppa senang bukan? Akhirnya Byun Baekhyun akan mati! Mati, Oppa!" Hwae Seo tertawa dengan puas. "Orang yang membuat Oppa seperti ini, akhirnya akan menghilang dari dunia ini! Dan Oppa akan kembali ke semula!"

Lelaki itu masih saja diam.

"Aku telah mengabulkannya, Oppa! Aku telah mengabulkan keinginanmu! Maka dari, Oppa harus kembali ke semula, oke? Hwae Seo membutuhkan Oppa, Oppa jangan seperti ini."

"..."

"Katakan apa lagi yang Oppa inginkan, Hwae Seo akan mengabulkan semuanya. Byun Baekhyun telah pergi dari dunia kita, sekarang siapa lagi yang Oppa inginkan untuk hilang dari dunia ini?"

"..."

"Oppa?"

"..."

"Oppa!?"

Lelaki itu tersentak saat mendengar suara Hwae Seo yang meninggi, kemudian mulai menjerit ketakutan.

"Tidak! Tidak! Tidak! Pergi kau sialan! PERGI!" Jeritnya.

Hwae Seo terkejut mendengar lelaki itu menjerit dan dia mulai merasa marah, ketika lelaki itu terus menyuruhnya pergi.

"PERGI KAU SIALAN! PERGI!"

"OPPA! SUDAH CUKUP!" Hwae Seo ikut menjerit dengan penuh amarah. "OPPA!"

Beberapa orang berseragam putih langsung berlari ke arah mereka dan berusaha menenangkan lelaki itu. Salah satu dari mereka menatap Hwae Seo dengan tajam, "sudah saya katakan, jika kamu terus membuatnya seperti ini, kamu tidak akan membuat semuanya membaik! Kakakmu butuh ketenangan dan pertolongan mental untuk saat ini! Jadi, tolong pergilah dari tempat ini, mengerti!?"

Hwae Seo mengeratkan rahangnya. Dia marah. Marah pada dirinya sendiri dan frustasi dengan semua yang telah terjadi disekitarnya.

"Byun Baekhyun." Gumamnya dengan geram.

Dan dia menyalahkan semuanya pada satu orang yang selalu disebutkan oleh kakaknya itu waktu dulu.

Silent LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang