Chanyeol menghembuskan nafasnya dan tersenyum, "Oke." Katanya, kemudian duduk di samping .
Dengan ragu dia melirik perempuan itu yang menatapnya dengan sebuah senyuman tipis kemudian dia membuka kancing baju yang dipakai oleh Baekhyun dengan perlahan.
Dia belum pernah melihat tubuh polos perempuan itu secara langsung. Dia sangat menghindari hal itu. Namun dia tak pernah berpikir, bahwa dia akan menyesali hal itu.
Dan sekarang dia menyesalinya.
Chanyeol telah melepaskan seluruh kaitan baju yang dipakai oleh Baekhyun, kemudian dia melepaskannya dengan perlahan dari tubuh perempuan itu melewati punggung, sehingga tubuhnya maju agar mudah melepaskannya.
Dia tidak pernah tahu, bahwa istrinya itu mempunyai tubuh yang indah.
Sangat indah - pikirnya.
Chanyeol bergegas menjahui tubuhnya setelah pakaian itu terlepas, sehingga kini perempuan itu hanya menggunakan bra putih yang menangkupi kedua payudara sintalnya. Sial - Chanyeol menarik nafasnya perlahan dan menghembuskannya.
"Apakah aku harus membawa pakaian dalam gantimu juga?"
"Kamu tak membawanya?"
Chanyeol menggeleng, "Aku kira kamu tak membutuhkannya, bukankah punggung dan rusukmu sakit?"
Baekhyun tak tahu bahwa Chanyeol mengetahui hal itu. "Ya."
"Kalau begitu, sebaiknya aku panggil bibi saja untuk membantumu." Chanyeol akan segera pergi ketika Baekhyun menggengam tangannya kembali dan membuat lelaki itu menatapnya penuh tanya.
"Apakah kamu tak menyukainya?" Tanya Baekhyun.
"..." Chanyeol tak mengerti pertanyaan perempuan itu.
"Apakah kamu tak menyukainya sehingga ingin memanggil bibi untuk membantuku."
"Bukan, bukan seperti itu."
"Lalu seperti apa?"
Chanyeol hanya diam tak menjawab. "Aku hanya tak bisa."
"Kenapa tidak bisa? Aku istrimu, kenapa kamu tak bisa melakukannya?" Baekhyun diam beberapa saat kemudian melanjutkannya, "Apakah karena aku bukan Hwae Seo?"
Chanyeol langsung menyipitkan matanya dan menatap tidak suka dengan perkataan Baekhyun, "Kamu masih sakit, jangan mengada-ngada dengan membawa nama Hwae Seo."
"Kalau gitu, lanjutkan membantuku memakai gaun tidurku."
Chanyeol menghela nafasnya dan duduk kembali disamping perempuan itu.
Dia melingkari tangannya ke belakang pinggang Baekhyun dan menarik zipper rok yang digunakan oleh perempuan itu turun. Dia mengangkat pinggul perempuan itu lalu menarik nya turun melewati kaki. Dan kini perempuan itu hanya memakai pakaian dalamnya saja.
Dia mengambil gaun tidur Baekhyun kemudian memakaikannya lewat kaki terlebih dahulu. "Lingkari tanganmu ke leherku." Kata Chanyeol ketika dia harus menaiki lebih tinggi gaun tidur itu.
Baekhyun mengikutinya, dia melingkarkan tangannya pada leher Chanyeol, sehingga jarak diantara mereka hanya beberapa centi meter.
Dia dapat melihat wajah rupawan lelaki itu dan dia bersyukur mempunyai suami seperti Chanyeol. Entah untuk keberapa kalinya, dia akan selalu bersyukur hingga dia tidak ada di dunia ini lagi.
Chanyeol melingkari pinggang Baekhyun dengan satu tangannya, kemudian mengangkat tubuh itu sedikit untuk menarik pakaian itu naik ke atas.
Dia melirik pada Baekhyun yang hanya diam sambil menatapnya. "Sudah, bisa lepas sekarang."
Dengan terpaksa Baekhyun melepas lingkaran tangannya pada leher Chanyeol.
Chanyeol menegakkan badannya kembali kemudian menatap Baekhyun. "Apakah kamu ingin menggunakan dalaman?"
Baekhyun mengangguk, "tanpa bra, tolong."
Chanyeol mengangguk, dia langsung pergi menuju lemari pakaian dan mengambil dalaman perempuan itu lalu kembali ke sampingnya. "Apakah kamu bisa memakainya sendiri?"
Baekhyun mengangguk, "tapi, bisakah kamu membantuku melepaskan kaitan braku dibelakang?"
Chanyeol mengangguk, dia kembali duduk disamping perempuan itu dan memajukan tubuhnya agar dapat melepaskan kaitan itu.
Baekhyun menahan nafasnya ketika Chanyeol seolah-olah memeluk tubuhnya hanya untuk melepaskan kaitan branya. Jantungnya berdetak dengan cepat dan dia merasa malu. Sangat malu. Dan merasa murahan. Namun dia menyukainya, sangat.
Chanyeol dapat merasakannya. Tangan perempuan itu yang sedang menahan branya - agar tidak jatuh - berbenturan dengan dadanya. Mungkin jika tangan itu tak ada, dia dapat merasakan payudara perempuan itu.
Kendalikan dirimu Park. Chanyeol mengerjapkan matanya kemudian berfokus untuk melihat kebalik punggung perempuan itu dimana kaitan branya berada. Sial, punggungnya.
Chanyeol menarik nafasnya dalam kemudian melepaskan kaitan bra itu dengan cepat, lalu sedetik kemudian, dia langsung berdiri. "Aku akan membawakanmu makanan agar kamu cepat minum obatmu lalu istirahat." Katanya.
Baekhyun mengangguk dengan senyuman lebarnya hingga matanya menyipit, "Ya. Terimakasih."
Chanyeol bergegas pergi dari kamar itu.
Gila. Gila.
Tahan dirimu Park Chanyeol!
Tapi dia tak bisa menghilangkan bayangan itu.
Bagaimana punggung perempuan itu yang melengkung dengan indah.
Bagaimana payudara perempuan itu terlihat kencang dan penuh.
Membuat pikirannya melayang-layang kemanapun dan membayangkannya. Lalu dia bertanya pada dirinya sendiri.
Seperti - "Bagaimana rasanya ketika itu berada ditanganku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Love
FanfictionMungkin itu adalah yang diinginkannya, namun Chanyeol tak pernah tak seyakin itu dalam hidupnya. Baekhyun pikir semuanya akan sama sesuai dengan pemikirannya.