Sebuah telepon dari Hwae Seo masuk ke ponselnya setelah beberapa hari sejak ke pergian kedua mertuanya. Dia mengerutkan dahinya dan entah mengapa dia menjadi malas untuk berbicara dengan perempuan itu.
"Ya?" Jawabnya ketika akhirnya dia memutuskan untuk mengangkatnya dan meninggalkan komputernya dimana ia sedang mengerjakan tugasnya.
"Chanyeol-ah." Chanyeol menyandarkan punggungnya pada kepala kursi ketika Hwae Seo memanggilnya dengan nada manjanya. "Aku merindukanmu, bisakah kita bertemu sekarang?"
"Aku sedang ada pekerjaan sedikit lagi, tunggulah, aku akan segera kesana."
"Heum! Aku tunggu Chanyeol-ah! Aku mencintaimu."
Mungkin jika perempuan itu mengatakannya lebih awal, dia akan membalasnya dengan aku juga, namun entah kenapa sekarang dia susuah mengatakan itu, "aku tahu." Dan hanya itu yang dapat di katakannya sebelum dia memutuskan sambungan teleponnya terlebih dahulu.
Chanyeol menghela napasnya sebelum akhirnya dia kembali bekerja.
Dia sudah tidak menyukainya.
*
Baekhyum melirik ponselnya yang bergetar diatas meja di sampingnya dan tersenyum tipis ketika melihat nama Chanyeol yang tertulis disana.
Aku akan pulang telat, jadi tidurlah terlebih dahulu dan jangan lupa untuk meminum obatmu selalu setelah makan malam.
Baekhyun langsung membalas pesan tersebut, baiklah, aku mengerti, hati-hati.
Baekhyun tersenyum tipis kemudian meletakkan ponselnya kembali ke semula. Namun beberapa detik ketika tangannya menjauh, ponselnya begetar kembali.
Dia mengerutkan dahinya ketika melihat nama Chanyeol kembali di layar ponselnya, namun kini sebuah panggilan masuk.
"Hanya itu?"
"Ya?" Baekhyun tidak mengerti dengan pertanyaan Chanyeol yang tiba-tiba ketika dia mengangkat teleponnya.
"Tidak, lupakan." Baekhyun hanya mengerutkan dahinya kemudian membaca kembali bukunya dan membiarkan Chanyeol untuk berbicara. "Apa yang sedang kamu lakukan?"
"Baca novel." Jawabnya.
Chanyeol menghela napasnya mendengar jawaban Baekhyun yang terkesan cuek. "Baek, bisa kita bicara sebentar?"
"Bukankah kita sedang bicara sekarang?"
"Apakah pembicaraan satu arah termasuk bicara yang aku maksud?"
Baekhyun tersenyum kecil kemudian menutup novel yang dibacanya. "Baiklah, aku sudah menutup bukuku dan siap berbicara denganmu."
"Bagus!" Chanyeol tersenyum lebar, kemudian mereka bicara satu sama lain sesuai dengan pada umumnya.
Chanyeol sesekali tertawa di sela-sela pembicaraannya dengan istrinya itu dan mereka bisa berbicara dengan normalnya. Tanpa sadar Chanyeol mulai sebuah lelucon membuat Baekhyun tertawa dan dia menyukainya ketika perempuan itu tertawa karenanya. Dia menyukainya.
Menyukainya.
Chanyeol langsung berhenti berbicara di pertengah perkataannya dan membuat Baekhyun bingung saat tak mendengar suara lelaki itu lagi, "Chanyeol?"
Dia menyukainya?
Baekhyun yang tadinya sedang tersenyum langsung mengecilkan senyumannya dengan perlahan, "Chanyeol?"
Chanyeol mengerjapkan matanya kemudian menjawab dengan kikuk, "y-ya? Ah maaf."
"Eum, bukan masalah." Baekhyun tersenyum kecil, "Hey, kamu jadi akan pulang telat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Love
أدب الهواةMungkin itu adalah yang diinginkannya, namun Chanyeol tak pernah tak seyakin itu dalam hidupnya. Baekhyun pikir semuanya akan sama sesuai dengan pemikirannya.