27

2K 190 13
                                    

Sudah 2 minggu dan Baekhyun masih belum juga ditemukan.

Sejujurnya, Chanyeol sangat senang ketika dia mendengar bahwa perempuan itu tak kembali setelah menemuinya, namun dia harus menahan rasa bahagianya ketika Papa mertuanya mengetahui hal itu.

Dengan terpaksa dia harus mencari Baekhyun dan menyimbangkannya dengan perkajaanya.

Dan itu bukanlah hal mudah!

"Sial!"

Dia membanting berkas yang sedang dibacanya ketika pikirannya mengingat hal itu kembali.

Dia sangat tak menyukainya, namun sisi baiknya, dia dapat menemui Hwae Seo kapan-pun yang dia mau.

Bertahanlah Park.

Chanyeol meraih kembali berkas yang dia lempar dan membacanya dengan seksama.

Apapun yang terjadi, dia harus mendahulukan pekerjaannya ini setelah itu mencari Baekhyun. Lagian dia juga sudah menyuruh seseorang untuk mencari perempuan itu.

Suara telepon intercall berbunyi dan Chanyeol langsung mengangkatnya sambil membaca berkas yang ada ditangannya.

"Ada apa?" Tanyanya.

"Maaf mengganggu anda direktur," suara sekertarisnya langsung terdengar ketika dia menanyakan hal itu. "Ada orang yang ingin menemui anda."

"Apakah dia sudah membuat janji?" Tanyanya.

"Belum direktur."

"Kalau begitu jangan biarkan dia masuk." katanya, "Saya tutup tele-"

"Tapi direktur," Chanyeol langsung diam ketika sekertarisnya itu memotong perkataannya, tak seperti biasanya. "Dia seorang pengacara."

*

Setelah sambungan telepon itu terputus, pintu ruang kerjanya terbuka dan sekertartarisnya masuk ke dalam ruangan itu beserta seorang pria di belakangnya.

"Maaf telah mengganggu pekerjaan anda Tuan Park." Pria itu menundukkan badannya sedikit dan Chanyeol langsung berdiri dari kursinya.

"Mari kita duduk." Katanya sambil mempersilahkan pria itu untuk duduk terlebih dahulu di sofa kemudian dia menatap sekertarisnya, "Buatkanlah minuman." Perintahnya. "Anda mau minum apa tuan-"

"Kim." Jawab orang itu, "tolong air mineral saja."

"Baik."

Chanyeol menatap kepergian sang sekertarisnya, kemudian mengambil duduk di sebrang sang pengacara.

"Jadi?" Katanya.

"Maaf telah menganggu anda." Kata orang itu, dia mengambil kartu namanya dari saku jas kemudian memberikannya pada Chanyeol yang disambut baik oleh pria itu. "Nama saya Kim Jongdae."

Chanyeol membaca kartu nama itu, kemudian menatap orang yang bernama Jongdae tersebut.

"Dan sayang pengacara istri anda."

Chanyeol membulatkan matanya - terkejut, "Apa?"

"Saya pengacara istri anda - nona Byun Baekhyun." Jawab orang itu.

Mata Chanyeol mengikuti gerak-gerik pria dihadapannya yang membuka tasnya kemudian memberikannya sebuah amplop berwarna coklat. Dia mengerutkan dahinya dan mengambil amplop itu dengan ragu.

"Apa ini?" Tanyanya.

Pengacara itu tersenyum tipis kemudian berkata, "Dokumen perceraian anda dengan Nona Byun."

*

Chanyeol tidak tahu harus bereaksi bagaimana lagi.

Ini terlalu membuatnya -

Membuatnya -

Bahagia.

Chanyeol melebarkan senyumnya ketika dia sampai dirumahnya dan menghampiri Bibi Uhm yang sekarangan ini selalu menunggunya tiba di depan pintu rumah itu.

Biasanya dia yang ada disini.

"Tuan," Panggil Bibi Uhm ketika melihat wajah Chanyeol yang sangat berseri. "Apakah anda sudah menemukan nona?"

Chanyeol terdiam mendengar pertanyaan itu, "Ya, cepat atau lambat dia akan kembali kesini." Jawabnya, dia memberikan jas beserta tas kerjanya pada Bibi Uhm, "Maaf telah merepotkan anda Bi."

Bibi Uhm yang mendengar jawaban Chanyeol langsung tersenyum lebar, "Tidak, tidap apa tuan, terimakasih, terimakasih banyak." Beliau membungkukkan badannya dalam dan menghela nafasnya lega.

Nonanya akan kembali.

Chanyeol yang melihat reaksi Bibi Uhm terdiam, dia menipiskan senyumannya kemudian melanjutkan langkahnya kembali.

Dia harus menghubungi Hwae Seo soal ini.

*

"Hwae Seo-ya!" Seru Chanyeol ketika teleponnya telah tersambung dengan perempuan itu.

"Chanyeol? Ada apa?" Chanyeol mengerutkan dahinya ketika mendengar suara Hwae Seo yang terdenga terkejut ketika dirinya menghubunginya.

"Ada berita bagus!" Chanyeol berusaha tidak peduli ketika dia mendengar suara Hwae Seo yang seperti itu. "Dia mengirimkan surat cerai padaku!"

"Sungguh!?"

Chanyeol mengerutkan dahinya ketika mendengar suara Hwae Seo yang terdengar seperti - tidak peduli.

"Ya!"

Mereka diam sesaat, kemudian Chanyeol bertanya, "Kamu lagi dimana?" tanyanya mengalihkan topik pembicaraan.

Hwae Seo diam sesaat sebelum menjawab pertanyaan Chanyeol dengan pertanyaan kembali, "Memangnya kenapa?"

Chanyeol tersenyum, "Tidak apa."

"Chanyeol, aku tutup ya? aku harus mengerjakan tugasku lagi."

"Eum, malam Seo-ya."

"Malam Chanyeol."

Dia sedang dengan siapa?



Silent LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang