"Bagaimana dengan pertemuanmu dengan dokter?" Tanya Chanyeol ketika mereka akhirnya dapat bertemu malam itu - dia tak pulang kemarin malam.
"Dia mengatakan aku semakin baik, paru-paruku tak bermasalah lagi dan rusuk serta punggungku sudah tak sakit lagi kalau di tegakkan. Tapi dia tetap menyuruhku untuk meminum obat yang dia berikan."
"Syukurlah kalau semuanya menjadi lebih baik." Chanyeol tersenyum lebar, "Apakah sekarang, kamu sudah meminum obatnya?"
"Belum."
"Kalau begitu akan ku siapkan, habiskan makananmu, kamu tak bisa memakannya kalau dalam perut kosong."
Baekhyun mengangguk dan Chanyeol langsung pergi dsri meja makan untuk mengambilkan obat perempuan itu.
Dia membuka pintu kamar mereka kemudian berjalan menuju meja rias Baekhyun dimana obat itu selalu diletakkan.
Dia mengambil seluruh kotak obat perempuan itu dan melihatnya satu persatu. Melihat obat mana yang sama dengan obatnya.Chanyeol tersenyum lebar saat menemukan yang mana, kemudian dia menukarnya dengan cepat sama obat yang dibawanya.
"Semuanya akan berakhir tak lama lagi."
*
"Kamu ada waktu?"
"Heum? Sekarang?" Tanya Chanyeol ketika Baekhyun bertanya seperti itu beberapa menit setelah perempuan itu meminum obat yang diberikan olehnya.
Baekhyun menggeleng, "Enggak, bukan."
"Lalu? Kenapa memangnya?"
"Rasanya, aku ingin sekali pergi berlibur."
Chanyeol mengerutkan dahi, "berlibur?"
Baekhyun mengangguk dia memutar posisi tidurnya untuk menatap Chanyeol yang masih bersandar pada kepala ranjang mereka dengan sebuah buku di tangan, "tak harus sekarang atau minggu depan, mungkin 2 minggu lagi." Katanya.
"Kenapa tiba-tiba jadi ingin berlibur?" Tanya Chanyeol.
"Hanya ingin saja." Baekhyun tersenyum lebar menjawabnya dan Chanyeol terdiam saat melihat perempuan itu terlihat sangat bersemangat. "Kita belum pernah pergi liburan bersama bukan?"
Chanyeol menyipitkan matanya kemudian membaca kembali bukunya, "Terserah kamu kalau gitu."
"Yeay! Janji ya?"
Dan Chanyeol hanya berdengung sebagai jawabannya.
*
Beberapa hari kemudian, Baekhyun telah berdiri selama tiga puluh penit di depan pintu gerbang rumah keluarga Chanyeol , dengan kata lain di rumah mertuanya.
Dia ragu untuk mengunjungi rumah itu, namun ia sudah membulatkan tekad.
Sebagai menantu yang baik, seharusnya dia sering mengunjungi mertuanya itu, apalagi Chanyeol belum pernah menginjakkan kakinya kembali ke rumah itu setelah menikah dengannya. Setidaknya, meskipun Chanyeol enggan, dia harus mengunjungi mertuanya itu.
"Oke!" Baekhyun tersenyum lebar kemudian menekan bel pintu yang ada di samping pintu gerbang rumah itu.
Dia mendengar suara intercom terhubung, kemudian suara yang cukup dikenalinya muncul.
"Siapa?" tanya
"Hallo bibi, ini Baekhyun." Baekhyun tersenyum lebar ketika mendengar suara mertuanya menjawab belnya.
"Apa yang kamu lakukan disini? Pergilah! Jangan pernah datang kemari lagi!"
Baekhyun gelagapan, "Tidak, aku ingin mengunjungimu dan yang lainnya."
"Dan kami tak butuh kunjunganmu itu! Beraninya kamu datang kesini setelah membuat kami bertengkar hebat dengan Chanyeol!"
"Maafkan aku!" Baekhyun membungkukkan tubuhnya dalam. "Maafkan aku!" Dia tahu, semuanya akan seperti ini.
"Pergi! Kami takkan pernah menerima kunjungamu sampai kapanpun!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Love
FanfictionMungkin itu adalah yang diinginkannya, namun Chanyeol tak pernah tak seyakin itu dalam hidupnya. Baekhyun pikir semuanya akan sama sesuai dengan pemikirannya.