Pelan-pelan Baek, pelan-pelan.
Baekhyun dengan perlahan mencoba untuk menggapai obatnya yang ada di buffet samping tempat tidur mereka.
Dadanya terasa sangat sakit dan dia tak bisa mengontrol nafasnya yang memburu dengan cepat.
Rasanya dia sangat ingin tertawa pada dirinya sendiri sekarang.
Apa yang sebenernya kamu inginkan Baekhyun? mati atau bertahan hidup?
Baekhyun terkekeh mendengar pertanyaannya sendiri kemudian dia terbatuk dengan keras dan membuatnya terbaring kembali ke posisi awalnya tidur telentang.
Tenggorokkanya sangat sakit dan nafasnya mulai satu persatu.
Rasanya sangat menyakitkan.
Kembali dia terbatuk dan dia memiringkan tubuhnya untuk memeluk dirinya sendiri.
*
Chanyeol terbangun oleh suara batuk yang keras dari samping tubuhnya. Dia melirik tubuh yang memungguninya itu kemudian memutuskan untuk kembali tidur.
Dia sangat butuh istirahat setelah bekerja kemudian menghadiri pesta sekaligus hingga malam.
Chanyeol kembali menutupkan matanya dan akan jatuh tertidur ketika sisi tempat tidurnya yang lain terasa ringan, seperti tak ada yang menempatinya. Dia memutar tubuhnya dan melihat Baekhyun membuka pintu kamar mereka. Dahinya berkerut dalam, namun dia tak peduli dan memutuskan untuk tidur kembali.
Hanya sebentar.
*
Baekhyun berusaha memegang trali besi tangga rumah mereka dengan erat meskipun berkali-kali dia harus berhenti ketika batuk keras dan tulang rusuk serta punggunya terasa sakit.
"Bibi," panggilnya lirih, tenggorokkannya sangat sakit dan rasanya dia tak dapat bersuara lagi. Sebentar lagi Baek. Bertahanlah, "-bi Uhm."
Baekhyun hampir saja membiarkan tubuhnya oleng dan jatuh ke tangga ketika tangannya mengerat pada trali besi.
Rasanya dia ingin menangis merasakan apa yang dirasakannya ini.
"-bi Uhm."
Dan semuanya terasa gelap dalam seketika.
Ahh, mungkin ini waktunya - Pikirnya saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Love
FanfictionMungkin itu adalah yang diinginkannya, namun Chanyeol tak pernah tak seyakin itu dalam hidupnya. Baekhyun pikir semuanya akan sama sesuai dengan pemikirannya.