Chanyeol akhirnya hanya dapat menghela napasnya. Dia menatap kepergian Baekhyun kemudian menatap meja makan yang telah bersih. Dia berjalan menuju bak cuci piring kemudian melihat ke tong sampah yang tak jauh darinya.
Dia sudah menduganya.
Perempuan itu melakukan apa yang di katakannya.
Chanyeol melepas jasnya lalu menggulung lengan bajunya. Dia menyalakan kran air kemudian mencuci piring-piring itu.
Seharusnya dia memberitahu Baekhyun untuk tidak menunggunya dan menyimpan makanannya itu untuk besok. Tapi saat itu dia menjadi ragu ketika akan menghubungi perempuan itu.
Chanyeol mengeringkan tangan dengan lap tangan kemudian mengambil jasnya lalu pergi menuju kamar mereka setelah mengeringkan piring-piring yang sudah dicucinya itu.
Saat dia membuka pintu kamar, ruangan itu sudah gelap. Dia dapat melihat Baekhyun yang sudah tidur. Dia menutup pintunya dengan perlahan, kemudian pergi menuju kamar mandi setelah meletakkan jasnya terlebih dahulu.
Baekhyun sebenarnya belum tidur. Dia membuka matanya kemudian menatap pintu kamar mandi yang tertutup. Dia jadi kesal serta marah pada dirinya sendiri ketika mengingat kejadian sebelumnya. Kenapa dia harus seperti itu saat lelaki itu melihatnya? Baekhyun membalikkan tubuhnya dengan kesal dan memejamkan matanya dengan erat. Dia benci dengan dirinya sendiri ketika hal itu terjadi.
Chanyeol tak butuh lama berada di dalam kamar mandi. Dia keluar dengan handuk yang melilit pinggangnya kemudian mengambil pakaiannya di lemari. Dia melirik Baekhyun yang telah merubah posisinya, beberapa saat, kemudian mengenakan pakaiannya dan meletakkan handuknya di gantungan.
Chanyeol membuka selimutnya dan berbaring di samping perempuan itu. Dia melirik Baekhyun kembali kemudian menatap langit-langit kamarnya.
"Maaf." Katanya dengan tiba-tiba. "Seharusnya aku memberitahumu bahwa aku akan terlambat." Lanjutnya. "Aku hanya mengira saat itu, aku bisa pulang tepat waktu."
Baekhyun hanya diam mendengarkan. Dia tidak berniat untuk menanggapi perkatan lelaki itu.
Chanyeol melirik perempuan itu lagi. "Hey, Byun." Panggilnya, kemudian dia ter-ingat sesuatu, "Ah, maksudku, Park!" Baekhyun membuka matanya ketika mendengar Chanyeol berkata seperti itu, "Kamu sudah menjadi istriku, maka margamu sudah berubah bukan?" Katanya. "Sebenarnya, apa alasanmu mengingkanku menikah denganmu?" Chanyeol diam beberapa saat untuk menunggui reaksi perempuan itu, namun istrinya itu hanya diam saja, kemudian dia melanjutkan perkataannya. "Bisakah, kamu mengatakannya padaku?"
Baekhyun menutup matanya lagi ketika mendengar pertanyaan itu. Dia takkan menjawabnya.
"Kamu juga sudah tahu kan? Soal obat itu?"
Baekhyun menggerakkan tubuhnya tidak nyaman.
"Kenapa kamu tetap meminumnya?"
"..."
"Jika kamu ingin mati, Kenapa kamu tidak mati saja sejak awal?"
"..."
"Kenapa kamu kembali lagi, meskipun kamu sendiri tahu bahwa pada akhirnya kamu kembali pada titik itu lagi?'
"..."
"Kenapa?" Chanyeol mengambil napasnya, "Kenapa kamu berusaha untuk hidup?"
Baekhyun membuka matanya, namun dia tetap diam tak menjawab pertanyaan lelaki itu. Matanya memandangi jendela kamar mereka dengan kosong dan segalanya seperti menghitam dan sunyi untuknya ketika mendengar pertanyaan Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Love
FanficMungkin itu adalah yang diinginkannya, namun Chanyeol tak pernah tak seyakin itu dalam hidupnya. Baekhyun pikir semuanya akan sama sesuai dengan pemikirannya.