Pagi-pagi sekali, mereka berangkat menuju sebuah bukit dengan mobil.
Baekhyun memalingkan wajahnya ke samping dan menatap setiap pemandangan yang dilewatinya dalam diam.
Chanyeol sesekali melirik perempuan itu lalu menatap jalan di hadapannya - mungkin lebih tepatnya menatap mobil dimana mertuanya berada.
Sejujurnya Chanyeol tidak tahu kemana tujuan mereka sebenarya, yang dia tahu adalah sebuah bukit karena Baekhyun hanya memberitahunya seperti itu tanpa menjelaskan lebih lanjut. Namun mungkin itu adalah sebuah pemakaman - pikirnya, melihat baju yang mereka dan dirinya pakai berwarna hitam semua atas perintah Papa mertuanya.
Setelah perjalanan selama 4 jam mereka akhirnya sampai di seuah kaki bukit.
Chanyeol melepaskan sabuk pengamannya lalu menatap Baekhyun yang terlihat kosong menatap atas bukit. "Ayo kita turun, lihat orang tuamu juga sudah keluar dari mobil."
Baekhyun mengalihkan pandangannya pada Chanyeol kemudian tersenyum tipis. "Ayo."
Mereka keluar dari mobil lalu menghampiri Jinki serta Kibum yang telah berada di bawah tangga menuju bukit.
"Dia juga ikut?" Tanya Kibum dengan sinis.
Jinki menatap Kibum dengan lembut dan tersenyum tipis. "Tentu, bukankah kita keluarga?"
Kibum menyipitkan matanya, "Aku tak ingin dia ikut."
"Kibum-ah -"
"Aku masih bisa diam saja soal kemarin Jinki-ya, namun untuk ini, aku tidak akan menerimanya." Kibum menatap sinis Baekhyun, "aku ingin dia diam disini dan tidak kesana dengan kita. Aku takkan pernah membiarkannya menginjakkan kakinya disana."
"Bum-ah -" Kibum tak mengacuhkan Jinki dan dia langsung pergi sendiri menuju tangga untuk ke atas bukit.
Jinki menghela napasnya dan menatap Baekhyun serta Chanyeol yang hanya diam saja. "Maafkan Ibu-mu."
Baekhyun hanya tersenyum tipis, "tidak apa Papa."
Jinki tersenyum lebar mendengar jawaban Baekhyun yang pengeryian dengan tinglah Kibum.
"Ayo Chanyeol."
"Baik Papa."
Jinki menyusul istrinya dengan cepat sementara Chanyeol menatap Baekhyun yang menatapnya balik dengan senyuman lebar. "Pergilah." Katanya.
Chanyeol mengerjapkan matanya dan mengangguk dengan ragu, "Ya." Kemudian dia mengikuti mertuanya yang telah terlebih dahulu pergi menuju atas bukit.
Setelah kepergian merekan Baekhyun menghela napasnya kemudian kembali berjalan menuju mobil yang di naiki dirinya serta Chanyeol.
Dia tahu akan seperti ini dan sesungguhnya dia tak pernah berharap untuk datang kesini.
Karena yang ada hanyalah rasa sakit yang terus menumpuk.
*
"Baek, Baekhyun!"
Baekhyun mengerjapkan matanya ketika dia merasakan tubuhnya di goyangan dengan perlahan. Dia mengerjapkan matanya kemudian mengalihkan pamdangannya pada sumber suara yang di dengarnya.
"Chanyeol?"
"Eum, ini aku." Chanyeol tersenyum tipis, "pakailah sabuk pengamanmu, kita akan pergi."
Baekhyun mengangguk, dia mengikuti perintah Chanyeol kemudian menutup kedua matanya kembali.
Chanyeol menyalakan mesin mobilnya kemudian menjalankannya mengikuti mobil mertuanya yang telah pergi terlebih dahulu. "Baek?" Panggilnya kembali, "Baekhyun?" Baekhyun tetap tidak menjawab dan Chanyeol terpaksa meliriknya dan mendapatkan bahwa perempuan itu kembali tidur. Dia menghela napasnya lalu menatap lurus kembali ke jalan raya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Love
FanfictionMungkin itu adalah yang diinginkannya, namun Chanyeol tak pernah tak seyakin itu dalam hidupnya. Baekhyun pikir semuanya akan sama sesuai dengan pemikirannya.