Author POV
Sudah enam bulan Lisa dan Taeyong hidup dalam ikatan suami- istri, namun belum ada perubahan secara signifikan pada keduanya. mereka memang hidup dalam satu kamar bahkan satu ranjang tapi tidak ada kejadian yang biasa dilakukan oleh suami-istri kebanyakan. Taeyong selalu bangun lebih pagi di banding Lisa, namun hubungan keduanya tidaklah seperti dulu. mereka sedang belajar untuk menghadapi keadaan yang sekarang sebaik mungkin.
dari sisi Lisa, sebenarnya ia ingin sekali meninggalkan Seoul bersama Taeyong. mungkin itu satu-satunya cara agar mereka bisa berhasil menghadapi kenyataan ini. tanpa sepengetahuan Taeyong, ia beberapa kali mendapati Taeyong setiap malam selalu memandangi foto dirinya dengan Jennie, ia tidak bisa marah dengan hal itu, karna dirinya pun sama. ia juga sangat kehilangan sosok Jennie, sama seperti Taeyong.
dan malam ini, ia harus bisa mengutarakan keinginannya pada Taeyong. dirinya tidak banyak berharap jika Taeyong mau menuruti keinginannya. ia pun mendekatkan tubuhnya pada punggung Taeyong, kepalanya bersandar pada punggungnya.
mendapati kelakuan Lisa yang seperti itu, tubuh Taeyong berbalik. ia pun mengarahkan kepala Lisa untuk bersandar di bahunya, "Kau tidak bisa tidur?". tanyanya.
"TY.....".
"ya?".
"boleh aku berbicara serius pada mu?".
"sejak kapan Lisa bisa serius?".
"aishh, kali ini sungguhan". Lisa merenggut sebal, memang salahnya jika ia tidak pernah berbicara dengan serius pada Taeyong.
"ada apa?".
Lisa merubah posisinya, ia menatap Taeyong tepat di bola mata hitam pria itu, "bagaimana kalau kita pindah ke luar negeri? ada begitu banyak kenangan yang kita berdua miliki disini, aku tahu jika semua kenangan itu tidak bisa di hapus begitu saja, dan aku juga tidak menyuruh mu melupakan kenangan itu, tapi aku rasa kita perlu suasana yang benar-benar baru untuk kita berdua memulai keadaan ini".
Taeyong terdiam ketika Lisa mengutarakan keinginannya, memang tidak ada yang salah dengan ucapan Lisa.
"aku tidak memaksa mu untuk menjawabnya sekarang". ujar Lisa yang memahami arti diam yang dilakukan Taeyong.
"bagaimana kalau Paris?".
"apa?".
tangan Taeyong memegang dagu Lisa, ia pun membalas tatapan gadis itu, "aku suka Paris, makanannya tidak terlalu buruk, aku suka musim disana".
"kalau begitu kau yang urus semua, aku akan mengurus semua pekerjaan ku dan memindahkan beberapa urusan ke Paris". ujar Lisa dengan memamerkan senyumnya.
"bagaimana kalau aku meminta mu untuk berhenti bekerja?".
"TY.....". Lisa mengerucutkan bibirnya.
Taeyong mengalihkan pandangannya, menatap langit-langit kamar, "dari dulu aku ingin jika sudah berumah tangga, istri ku itu tidak perlu bekerja. dia cukup mengurus rumah dan anak-anak, cukup aku yang merasakan hidup tanpa kehangatan sebuah keluarga setiap harinya, anak-anak ku tidak boleh mengalami hal itu juga".
Lisa terdiam ketika mendengar hal itu, ia tahu perasaan Taeyong. meskipun dirinya tidak mengalami hal itu, tapi ia tahu rasanya sepertinya apa. ia pun melingkarkan tangannya pada pinggang Taeyong, "aku tahu uang mu banyak, tapi bisa kah jika aku memindahkan pekerjaan ku ke rumah? bagaimana?".
ia bisa mendengar dengan jelas helaan nafas dari Taeyong, "baiklah , tapi jam kerja mu tidak boleh lebih dari 4 jam".
"4 jam? bagaimana kalau 6 jam?".
KAMU SEDANG MEMBACA
Just like Now [ BLACKPINK X NCT ]
Fanfiction"mulai detik ini, jangan panggil aku Lalice". tatapannya masih kosong, menatap gundukan tanah yang masih basah. tidak ada setetes air mata yang mengalir membasahi pipinya. "kalau ku memanggil mu dengan Lisa, boleh kan?".