Author POV
Sepuluh tahun kemudian.......
Gadis kecil itu menantap sang ibu dengan takut-takut, jari-jemarinya saling bertaut. matanya pun beralih pada Ayahnya yang sedang berbicara dengan kepala sekolah dan juga gurunya.
"Yerim menarik seragam Ilhoon hingga membuat Ilhoon tersungkur di lantai". lapor Guru Jina.
"itu karna dia menghina Jihoon Oppa". Sela Yerim.
Lisa yang tak lain adalah Ibu Yerim, menaruh jari telunjuknya pada bibir anak gadisnya, mengisyaratkan agar Yerim tetap diam dan bersikap manis.
ia melihat wajah Yerim yang berubah menjadi kesal ketika Guru-nya melanjutkan kalimatnya, melaporkan seluruh kelakuannya selama seminggu ini pada sang Ayah. dan selanjutnya ia sama sekali tidak mengerti dengan obrolan orang dewasa itu, entah apa yang di ucapkan Ayahnya karna setelahnya mereka bertiga keluar dari ruang Kepala Sekolah.
"Omma, Aku tidak bersalah". ucap Yerim.
ia bisa melihat kejujuran dari mata sang anak, ia menganggukkan kepalanya dan menggandeng tangan Yerim.
"Bibi, Apa Yerim di hukum oleh Ibu Guru?". tanya Jihoon takut-takut, ia sengaja menunggu mereka di luar ruangan kepala sekolah.
"tentu tidak, karna Yerim melakukan hal yang benar, ayo kita pulang". ucap Taeyong yang langsung menggandeng tangan mungil Jihoon.
Lisa sudah sangat paham dengan sifat anak bungsunya, jika Jeno memiliki sifat yang sama dengannya, Jennie memiliki sifat Taeyong, dan anak bungsunya itu menuruni sifat keduanya secara langsung, benar-benar duplikat Lisa dan juga Taeyong.
mereka berdua sudah terbiasa di panggil oleh para guru dari sekolah Yerim karna kelakukan anaknya yang lebih aktif sehingga menyebabkan sesuatu yang tidak menyenangkan bagi para teman Yerim, kenakalan anak kecil, itu lah yang selalu dikatakan oleh Taeyong. tak jarang, Jihoon selalu membantu Yerim untuk mengatasi semua masalah yang di buat Yerim, termasuk membujuk Lisa agar tidak marah.
ketika mereka masuk ke dalam mobil, Lisa menyuruh Yerim untuk duduk di kursi belakang sementara Jihoon di kursi depan, Jihoon sudah sangat paham akan maksud Lisa, pasti bibinya itu akan melakukan interogasi pada Yerim.
"sekarang, jelaskan pada Omma kenapa kau bisa menarik seragam teman mu". ucap Lisa, ekspresinya terlihat biasa saja namun anaknya itu masih takut memandangnya.
Yerim pun sempat melirik Jihoon yang duduk di depannya, namun Lisa menyuruhnya untuk kembali menatap wajahnya, "Ilhoon bilang, jika Omma Jihoon meninggalkannya karna tidak sayang dengan Jihoon Oppa". ucap Yerim dengan menundukkan kepalanya, bahkan ia menyeka air matanya dengan punggung tangannya sendiri.
melihat hal itu, Lisa segera membawa kepala yerim ke atas pangkuannya, menyeka linangan air mata Yerim dengan tangannya, "dia tidak benar, Omma Jihoon pergi karna sayang dengan Jihoon. jika kalian sudah dewasa nanti pasti akan mengerti".
"dewasa itu seperti apa Omma? apa sebesar Jennie unnie?".
Lisa tertawa kecil, "Seperti paman yang ada di toko roti favorite mu". ujar Lisa. hal itu langsung membuat Yerim tertawa, bahkan Taeyong menggeleng-gelengkan kepalanya.
"aku tidak mau punya badan sebesar itu, nanti aku tidak bisa masuk ke dalam rumah". ucap Yerim.
Lisa melirik Jihoon yang sedari tadi hanya diam, anak Jaehyun dan Rose itu memang anak yang cenderung pendiam tapi jika dia sudah menemukan teman yang cocok dengannya, sifatnya akan berubah bahkan dia bisa lebih jahil di banding Yerim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just like Now [ BLACKPINK X NCT ]
Fiksi Penggemar"mulai detik ini, jangan panggil aku Lalice". tatapannya masih kosong, menatap gundukan tanah yang masih basah. tidak ada setetes air mata yang mengalir membasahi pipinya. "kalau ku memanggil mu dengan Lisa, boleh kan?".