Author POV
Sudah dua minggu keduanya menjalani pekerjaan tanpa diketahui siapapun. Baik Lisa ataupun Taeyong sama sekali tidak mengetahui aktifitas kedua anak kembarnya dalam arti yang sesungguhnya. bagi mereka seorang siswa yang pulang malam itu wajar terlebih sekolah kedua anaknya itu memang di buka sampai malam.
baik Jeno ataupun Jennie tidak ada gelagat aneh yang ditunjukkan keduanya. hanya saja tubuh Jennie memang sedikit lebih kurus semenjak mereka pindah ke apartemen ini. itu perubahan yang dirasakan oleh Lisa, ia berspekulasi jika putrinya sedang lelah menghadapi ujian yang ada di sekolahnya di tambah harus mengajari Chenle di beberapa mata pelajaran.
sementara itu, Johnny sedang menemani teman wanitanya menyusuri pertokoan yang ada di sepanjang jalan. bukan hal yang aneh untuknya menemani seorang wanita keluar masuk dari toko A sampai ke toko Z. dan sekarang keduanya segera memasuki sebuah toko yang dipilih wanita tersebut.
"Annyeonghaseyo, selamat datang dan.....". Sapa seorang gadis yang langsung terpotong begitu menyadari tamu mereka malam ini.
Jennie.
Ya, dia mematung saat menyadari dua orang pelanggan yang baru saja memasuki toko tempatnya bekerja. ia bahkan dengan susah payah menelan salivanya begitu mendapat tatapan yang begitu intens dan menyelidik dari pria berpostur tinggi. Johnny Seo.
"Kita harus bicara". ucap Johnny begitu wanitanya sibuk melihat deretan tas mewah yang ada di lemari sudut belakang.
"uncle... nanti aku akan menceritakan semuanya pada mu, jangan sekarang please".
jantungnya berdebar, ia segera mengalihkan perhatiannya saat pelanggan mulai berdatangan. dirinya berusaha menghindari tatapan pamannya yang penuh selidik. sebisa mungkin , Jennie menghindari kontak mata dengan pamannya itu.
takut? jelas.
kedekatan Johnny dan orangtuanya sangat ia takutkan. ia takut jika Johnny akan memberitahu kedua orangtuanya mengenai hal ini. bahkan dirinya baru saja bekerja selama dua minggu.
"Kau sakit?". tanya Nara begitu menyadari wajah Jennie yang sedikit pucat.
"Tidak eonnie, aku baik-baik saja".
kehadiran Jennie menjadi warna pada toko ini. bahkan dekorasi toko dibuat lebih berwarna berkat ide cemerlang yang diberikan Jennie. omset penjualan mereka seminggu terakhir pun ada peningkatan meski belum drastis. umur Jennie yang lebih muda diantara mereka membuatnya sangat disayangi oleh semua pekerja disini.
sesekali Jennie melirik ke arah pamannya. ia sedikit bernafas lega saat melihat pamannya tersebut sedang menemani wanita itu di kasir untuk melakukan pembayaran. Namun, kelegaannya tidak bertahan lama. ia bisa paham dengan jelas saat Johnny memberinya kode untuk menunggunya saat pulang nanti.
Setidaknya bukan sekarang. bisa di pastikan dirinya tidak akan mampu bicara dengan baik jika Johnny memberikan berbagai macam pertanyaan. dirinya masih memiliki waktu untuk mencari jawaban tersebut. tapi ia sadar jika Johnny tidak akan pernah menyukai suatu kebohongan. dirinya harus jujur atas semua tindakannya saat ini.
"Jeno?". batin Jennie saat satu nama terlintas di pikirannya. ia segera meraih ponselnya dan mengetikkan beberapa kalimat pada saudara kembarnya tersebut.
"Sepertinya aku akan pulang terlambat malam ini. aku bertemu dengan uncle Johnny di toko. sebaiknya oppa pulang duluan saja, jangan menunggu ku di halte nanti".
KAMU SEDANG MEMBACA
Just like Now [ BLACKPINK X NCT ]
Fanfic"mulai detik ini, jangan panggil aku Lalice". tatapannya masih kosong, menatap gundukan tanah yang masih basah. tidak ada setetes air mata yang mengalir membasahi pipinya. "kalau ku memanggil mu dengan Lisa, boleh kan?".