Author POV
Sesampainya mereka di rumah sakit, Taeyong langsung membawa Jennie dengan di bantu beberapa perawat yang sudah menunggu kedatangan mereka.
Jantungnya terasa berhenti berdetak ketika melihat wajah Jennie yang semakin pucat dengan mata yang terpejam. Dengan sekuat tenaga ia membuang jauh-jauh segala pemikiran buruk yang sempat terlintas di dalam benaknya.
"Oppa, Ku mohon selamatkan Jennie". Pinta Lisa dengan memandang Yuta dengan penuh harap.
Yuta pun menganggukkan kepalanya dan langsung masuk ke dalam ruangan yang memisahkan dirinya dengan para sahabatnya itu.
"aku sudah meminta ibu ku untuk menjaga anak-anak,Jisoo dan Doyoung dalam perjalanan kesini". Ujar Jaehyun.
"kau yakin Yuta masih bisa berpikir dengan normal?". Bisik Johnny pada Ten.
"ya, dia sudah menjadi waras saat pagi tadi, kau tenang saja".
Sementara itu, Yuta memeriksa keadaan Jennie, telinganya bisa mendengar dengan jelas bagaimana perawat di sebelahnya memberi laporan detak jantung Jennie,dan juga tekanan darahnya.
Ia memejamkan matanya sesaat sebelum menatap pada seorang perawat yang berdiri di hadapannya, "segera siapkan meja operasi dan juga semua berkas yang harus di tandatangani orang tuanya".
Beberapa perawat langsung berbagi tugas, Yuta menerima sebuah berkas yang di sodorkan padanya. Ia pun langsung keluar dari ruangan.
"aku butuh tanda tangan kalian berdua untuk melakukan operasi pada Jennie". Ujarnya begitu ia melepas masker yang di kenakannya.
"apa yang terjadi dengan Jennie?".
Yuta menyodorkan sebuah pulpen pada Lisa, "Usus buntu, kami harus cepat menanganinya".
Tanpa berpikir panjang, Lisa telah membubuhkan tandatangannya pada kertas itu,begitu juga dengan Taeyong.
"tolong selamatkan anak ku". Pinta Lisa.
Yuta menganggukkan kepalanya dan meremas pelan pundak Lisa, ia pun kembali masuk ke dalam ruang operasi.
Semua yang menunggu di luar begitu pucat dan tegang, mereka memang mengetahui jika Jennie memiliki maag hanya saja permasalahannya bukan hanya maag.
Tangan Taeyong langsung memegang tangan Lisa, ia meremas pelan seakan menguatkan diri Lisa termasuk dirinya sendiri.
Jeno pun langsung memeluk ibunya dari samping. Baru kali ini dia melihat adik kembarnya itu sakit parah. Pasalnya di antara mereka bertiga, hanya Jennie yang sangat jarang sekali sakit, mengingat pola hidup sehat dan makan teratur yang di jalani adiknya itu.
Disisi lain, Yuta mengambil nafas dalam-dalam, Ia bahkan berdoa sebelum melakukan operasi. Jika selama ini ia mendengar Jennie yang suka sekali menakut-nakuti Yerim dengan alat kerjanya itu, maka kali ini Jennie sendiri yang merasakan betapa tajamnya alat kerja Yuta.
Operasi pun di mulai, Yuta memberi instruksi pada para perawat, sementara dia melakukan tugasnya.
"detak jantungnya semakin lemah".
Kepala Yuta langsung menatap alat yang terletak di dekat kepala ranjang, ia bahkan dengan susah payah menelan salivanya dan kembali fokus ketika alat itu kembali menunjukkan kemajuan dari detak jantung Jennie.
Seorang suster pun dengan cekatan menyeka keringat di dahi Yuta, ia juga dengan cepat memberi Yuta kapas dan gunting atau pisau yang di minta Yuta.
Sementara di luar ruangan, semuanya semakin cemas ketika 30 menit berlalu dan belum ada satu pun dokter atau perawat yang keluar dari ruang operasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just like Now [ BLACKPINK X NCT ]
Fanfiction"mulai detik ini, jangan panggil aku Lalice". tatapannya masih kosong, menatap gundukan tanah yang masih basah. tidak ada setetes air mata yang mengalir membasahi pipinya. "kalau ku memanggil mu dengan Lisa, boleh kan?".