Really - Part 1

3.2K 303 31
                                    

Author POV

Ia tertawa pelan ketika melihat wajah Yerim dari pantulan cermin di depan mereka. Semua kebutuhan Yerim untuk 2 hari ke depan telah di siapkannya semenjak tadi malam.

Ya, sekolah Yerim akan melakukan perjalanan ke salah satu tempat wisata dan akan bermalam disana tentunya. Awalnya, Lisa berniat akan menemani putri bungsunya itu. Namun di larang oleh Taeyong mengingat perjalan itu bukan hanya akan berlibur tapi mendidik para murid untuk bersikap lebih mandiri.

"Eomma, aku pasti akan merindukan suara Omma selama 2 hari nanti".

"Benarkah?".

"Nde, apalagi suara Omma yang berteriak di depan kamar Jennie Onnie kalau dia belum keluar dari kamarnya".

Mendengar hal itu, Lisa tertawa pelan. Ya, dia tidak bisa menampik satu hal yang menjadi kebiasaannya jika Jennie telat bangun pagi.

"Kajja, Appa sudah menunggu di bawah".

"Appa juga akan mengantar ku?"

"Tentu saja".

Tangan Lisa segera menarik sebuah koper kecil berwarna hitam milik Yerim. Ia melihat anaknya yang telah keluar dari kamar dengan sedikit berlari.

"Semuanya sudah siap?".

Ia menganggukkan kepalanya ketika mendengar pertanyaan dari Taeyong. Tangannya segera terulur untuk memberikan koper Yerim pada suaminya itu.

Melihat Yerim yang sangat bahagia pagi ini  entah kenapa hatinya begitu cemas. Ada sedikit rasa khawatir dalam dirinya yang sulit untuk ia utarakan. Lagi pula, percuma ia mengutarakannya pada Taeyong. Suaminya itu akan menjawab "Biarkan Yerim tumbuh mandiri sejak kecil, putri kita yang satu itu bahkan lebih mandiri di banding kedua kakaknya".

ketiganya telah masuk ke dalam mobil. Taeyong segera melajukan mobilnya meninggalkan rumah mereka menuju sekolah Yerim yang tidak begitu jauh.

"Apa Jihoon di antar oleh Paman Jae, Omma?".

"Iya, mereka sudah berangkat lebih dulu tadi. Paman Jae masih ada meeting pagi ini, jadi terpaksa berangkat lebih awal".

Yerim hanya mengangguk kecil mendengar jawaban dari Ommanya. Ia kembali larut pada sebuah buku cerita yang di berikan oleh Jeno tadi malam. Hadiah untuknya karna akan berpergian selama dua hari, agar tidak bosan selama di perjalanan, begitu makna yang tersirat dari percakapan dengan kakak laki-lakinya itu.

Sementara Jennie memberikannya sebuah mantel berwarna merah muda. Tentu saja Yerim sangat senang menerima semua hadiah dari kedua kakaknya, bahkan ia berharap jika sekolahnya setiap hari saja melakukan sebuah perjalanan.

"Kau tidak lupa memasukkan semua obat-obatan di dalam koper kan?".

"Tidak sayang, kotak obat sudah rapih di dalam koper Yerim". jawab Taeyong tanpa mengalihkan fokusnya pada jalan.

Sesampainya mereka di sekolah, Yerim segera turun dari mobil dan berlari menuju halaman sekolah yang pagi ini lebih ramai dari biasanya.

"Jihooonnn Oppa". Teriaknya saat melihat wajah Jihoon.

Ia semakin berlari menuju tempat Jihoon berdiri.

Jihoon tertawa dan mengacak-acak rambut Yerim pelan saat mendapati sahabatnya itu terengah-engah karna kelelahan.

"Paman Jae sudah pergi?".

di anggukkan kepalanya pelan, "baru beberapa saat yang lalu Appa pergi".

"Yahh... padahal aku ingin meminta hadiah pada paman". Ujarnya dengan nada kecewa.

"Morning Jihoon". Ucap Lisa dengan mengecup kening Jihoon, "kau sudah sarapan?".

Just like Now [ BLACKPINK X NCT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang